Jimin meregangkan tubuhnya saat keluar ruangan rapat,
"ini sangat melelahkan" ucapnya pada Taehyung disampingnya yang juga sedang mengangkat-angkat lengannya seperti sedang pemanasan.
Taehyung tiba-tiba merangkul Jimin "bagaimana jika kita minum?" ucapnya sambil dengan mengangkat-angkat alisnya.
Jimin menepis tangan Taehyung yang berada di pundaknya "siro, aku tidak ingin menggendongmu lagi jika kau mabuk" balasnya lalu berjalan meninggalkan laki-laki itu.
"kalau begitu ayo kita bermain ps! panggil Jungkook juga"
mereka masuk ke ruangan Jimin, "aku sedang bermasalah dengan bocah itu"
Taehyung mengerutkan keningnya "kau bertengkar dengannya?"
"eoh"
"wae? kenapa kau tidak memberitauku? apa kalian saling tinju? kenapa tidak mengajakku?"
Jimin melemparnya dengan pulpen "diamlah, kau membuatku sakit kepala"
"ayolah .. cerita padaku"
"Jungkook tau jika Hyera istriku"
"mwo? bagaimana bisa?"
"dia melihat ku dengan Hyera di retaurant"
.
.Hyera memutar-mutar garpu yang berada ditangannya.
"kau tidak memakan makananmu?" tanya Daniel menatap gadis itu.
"n-ne" ia terlalu gugup untuk ini,
"bagaimana keadaan ibumu?"
"baik dok—"
"kau tidak harus memanggilku dokter" potongnya yang membuat Hyera mendongakkan kepalanya.
"rasanya tidak enak jika kau terus memanggilku dokter" Daniel menaruh sendoknya lalu balas menatap gadis itu "kau bisa memanggilku Daniel"
"tapi anda lebih tua dariku"
"kalau begitu panggil aku Oppa, eotte?"Hyera benar-benar tidak menyangka jika Daniel bisa berbicara banyak seperti ini.
ia hanya diam tidak tau harus menjawab apa, Daniel tiba-tiba tertawa
"aku hanya bercanda, panggil saja Daniel"
dia benar-benar manis saat tertawa.
"arraseo .. Daniel-ssi" balasnya lalu menunduk malu sambil dengan memakan makanannya.
.
."lalu bagaimana? apa yang Jungkook lakukan setelah itu?" Taehyung masih menyemburnya dengan pertanyaan-pertanyaan.
Jimin menghela nafas panjang "dia keluar begitu saja dengan temannya"
"arraseo, aku akan berbicara dengan Jungkook nanti. lagi pula, kalian itu bersaudara. bagaimana bisa kalian merebutkan satu perempuan?"
Jimin menggulung lengan kemejanya "aku tidak merebutkannya,dia sudah jadi milikku, mutlak."
Taehyung tertawa "kalaupun begitu, kalian itu tampan. banyak perempuan yang mengantri dibelakangmu"
"aku tidak menyukai perempuan yang terobsesi denganku"
"tapi kau terobsesi dengan Yerin"
"YA!"Taehyung menunjukkan sederetan giginya saat mendapatkan tatapan maut dari sahabatnya.
"ayo minum"
"minumlah sendiri, aku ingin pulang" balasnya berdiri mengambil jas kerjanya yang berada di punggung kursi kerjanya.
alis Taehyung mengerut, tumben sekali "wae? kau takut dengan istrimu sekarang?"
"ck, aku harus memastikan dia sudah pulang"
"mwoya .. biasanya kau slalu mengajakku ke club sehabis rapat seperti ini"
"YA!".
.HyeraPOV
aku segera melepas jaket yang Daniel berikan tadi kedalam tas sekolah.
ia meminjamkan aku jaketnya karena ini sudah larut dan angin yang sedang kencang. dia benar-benar laki-laki sempurna.
saat aku membuka pintu apartemen, lampu masih belum menyala.
aku menghela nafas panjang lega lalu masuk, beruntung Jimin belum pulang.
aku menyalakan saklar lampu lalu melempar tasku kesofa dan langsung berjalan kearah dapur.
membuka pintu kulkas, mengambil minuman berkaleng lalu meneguknya.
ini sedikit lelah karena berlarian dari halte tadi. aku mengira Jimin sudah pulang dan akan marah besar. tapi nyatanya dia belum pulang,
mungkin ia lembur.
tiba-tiba saja pintu apartemen terbuka membuatku tersedak minumanku sendiri.
mataku langsung terbelak melihat Jimin muncul dari pintu itu dengan kemeja kerjanya yang sudah lusuh dan ia gulung sampai sikunya.
kapan dia memencet password pintu?
ia menutup pintu apartemen sambil dengan menatapku lalu berjalan kearahku.
"kau masih memakai seragammu? kau baru pulang?" ucapnya dingin.
deg,
apa yang harus aku katakan padanya? kenapa rasanya seperti ketahuan berselingkuh saja?
"eoh wasseo? ingin kubuatkan makanan?" jawabku mengalihkan pembicaraan lalu berjalan kearah kompor.
"aku melihatmu berlari di halte tadi," tiba-tiba saja ada tangan yang melingkar dipinggangku.
Jimin memelukku dari belakang.
"bukankah aku sudah bilang padanu untuk tidak pulang larut?" ucapannya sangat-sangat dingin.
aku menggigit bibirku, sekarang aku mulai gugup.
"eo-eomma bercerita banyak tadi dan bertanya bagaimana—" aku langsung menahan nafasku saat Jimin mengambil nafas dileherku.
entah kapan kepalanya sudah bertengger disana.
"kau mengganti parfummu?"
"mwo?"
"ini parfum laki-laki"astaga, aku lupa jika tadi memakai jaket Daniel. parfum Daniel yang berada di jaketnya pasti menempel pada tubuhku.
lilitan dipinggangku semakin mengencang.
"dengan siapa kau bertemu tadi?"
Jimin menggigit telingaku sensual, aku menggigit bibirku kencang.
dia selalu tanggap dan mudah mengetahui semuanya.
"jawab aku Park Hyera"
tbc,
Jimin-sshiii kamu mau ngapain🌚🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
Married You
Fanfic[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "kenapa aku harus menikah dengan Ajussi sepertinya?!"