35

57.5K 4.2K 458
                                    

HyeraPOV

sekarang Jimin berada diatasku, masih menciumku dengan lembut.

tiba-tiba tangannya beralih pada piyama ku, membuka satu persatu kancing.

mataku membelak lalu mendorongnya hingga ia melepaskan ciumannya. tatapannya menatapku bertanya.

"ma-maaf Jimin, ta-tapi aku—" aku tidak mampu menatapnya,

aku tau kemana arah permainan ini, dan itu membuatku takut. aku belum siap.

kudengar dia menghela nafas lalu beralih kesisiku "arraseo, ayo tidur" ucapnya.

Jimin menarik selimut lalu tertidur, memunggungiku.

apa dia marah padaku? rasanya tidak biasa melihat Jimin seperti ini.

aku beranjak duduk lalu menatapnya. perasaan bersalah menghantuiku. "Jimin .." panggilku.

dia membuka matanya lalu beranjak duduk balik menatapku. "wae ?" balasnya lembut. aku menggigit bibirku gugup.

"miane .." lanjutku menundukkan kepala tidak berani menatapnya.

Jimin menepuk pelan ujung kepalaku "gwenchana, aku tau kau belum siap" lanjutnya.

aku balik tersenyum, dia tidak terlalu pemaksa sebenarnya.

"ayo tidur" ujarnya lagi lalu berbaring, tangannya ia julurkan kesamping menyuruhku tidur dilengannya.

aku mengikutinya, aku merasakan tangan Jimin yang menarik pinggangku mendekat padanya.

aku tidak menolak, tanganku balas memeluknya. melilitkan tanganku pada pinggangnya.

"aku akan menunggu sampai kau lulus" bisiknya pelan,

aku mendongakkan kepalaku menatapnya "ahh ya Jimin-ssi soal kemeja itu aku—" Jimin balik menatapku menunggu.

"aku percaya padamu" lanjutku lalu segera menenggelamkan kepalaku di dadanya, pipiku panas.

tiba-tiba dagu ku ditarik untuk mendongak lagi, kulihat Jimin tersenyum lalu seketika mencium bibirku sekilas.

"gomawo"

.
.

"berhentilah menangis" Daniel menepuk pundak Yerin yang berada disampingnya.

bagaimana tidak, dari tadi saat gadis ini menelfonnya sampai sekarang dia tetap menangis.

dan Daniel sendiri tidak tau penyebabnya,

"ya Kang Daniel" ucap Yerin mengusap pipinya.

Daniel balik mentapnya menunggu "wae?"

"aku ingin menagih utangku yang kau janjikan dulu" balasnya serius.

Daniel menghela nafas panjang, ia memang menjanjikan sesuatu kepada Yerin saat sekolah dulu karena gadis ini pernah membantunya pada saat masa masa tersulitnya.

"arraseo, mwonde?"

Yerin membenarkan rambutnya frustasi, "buat gadis SMA itu mencintaimu"

" .. kumohon"

.
.

Jimin perlahan membuka matanya, menyesuaikan sinar yang masuk ke retina matanya.

Married You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang