"jawab aku Park Hyera"
aku memegang erat kaleng yang berada ditanganku. aku tau Jimin sedang marah besar, tapi dia menahannya.
tangan Jimin yang melingkar diperutku semakin mengencang.
aku mengingat kata-kata eomma yang menyuruhku untuk berbuat baik padanya. aku menaruh kaleng itu lalu berbalik berhadapan dengan Jimin.
ini adalah hal tergila yang pernah aku lakukan.
aku berjinjit, kepalaku maju lalu mencium bibirnya sekilas. "ka-kau lelah?"
raut wajah Jimin terlihat kaget, dia menatapku tak percaya lalu sedetik kemudian matanya berubah liar.
dengan cepat, tangannya menarik pinggangku hingga aku tidak mempunyai jarak apapun dengannya lalu menciumku dalam.
aku membelakkan mataku kaget,
bodoh,
tiba-tiba tangan Jimin mencengkram pinggangku erat lalu mengangkatnya hingga aku duduk dimeja dapur.
sambil dengan meneruskan aksinya, sekarang tangan Jimin mulai meraba punggungku.
aku tidak tau apa yang berada dipikirannya, Jimin benar-benar liar. bibirnya menyesap bibirku dalam. lidahnya tanpa sopan mengadu dengan lidahku.
aku kewelahan,
aku terserentak saat tangannya mulai masuk kedalam baju seragamku, mengelus perutku pelan. aku merinding bukan main sekarang.
tidak ada yang bisa aku lakukan. tanganku mencengkram erat pundak Jimin,
sekarang kepalanya berpindah pada leherku, bibirnya mulai mencium leherku lalu menggigitnya pelan.
aku menggigit bibirku kencang,
jangan, jangan lagi desahan sialan itu keluar dari mulutku. aku tidak ingin membuat Jimin semakin liar dan semakin menerkamku.
tangannya sekarang berpindah kepunggungku. saat dia ingin membuka kaitan bra ku.
pintu apartemen tiba-tiba terbuka,
"Jimin-ahh kenapa kau tidak bilang jika-- OMMO!!"
langsung saja aku mendorong dada Jimin lalu berdiri tegak.
kulihat Jimin menghela nafas panjang lalu menatap nyonya Park. "eomma, sudah berapa kali aku bilang mengetuk pintu dulu jika ingin masuk?"
aku menggaruk leherku canggung "a-anyeonghaseo eomma-nim"
nyonya Park tersenyum menggoda menatapku dan Jimin, "miane, aku tidak tau kalian sedang melakukan itu"
Jimin menghampiri nyonya Park, "waeyo? ada apa eomma kesini?"
"aniya, aku hanya ingin mengatakan kenapa kau tidak memberitauku jika sudah di Seoul"
nyonya Park menatapku "omong-omong kenapa kau masih memakai seragammu Hyera-ya? apa Jimin baru menjemputmu?"
Jimin memutar kedua bola matanya lalu mendorong nyonya Park keluar, "ini sudah malam eomma, aku ingin istirahat"
"kau ingin istirahat atau melanjutkan aksimu eoh?" balas nyonya Park tak terima,
"Hyera-ya! bicara saja padaku jika Jimin bermain kasar eoh!" teriaknya,
aku hanya tersenyum malu tidak tau harus bicara apa.
AuthorPOV
Jimin menutup pintu apartemennya, sebelumnya nyonya Park berbisik padanya,
"ingatlah, dia akan ujian kelulusan. jangan terlalu memaksanya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Married You
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "kenapa aku harus menikah dengan Ajussi sepertinya?!"