"NE?!"
Hyera menatap Nyonya Park tak percaya. Jimin beranjak kesamping Hyera.
dan langsung menatap Jimin tajam "kenapa kau tidak memberitahuku?"
"kau tidak memberitahunya?" tanya Nyonya Park
"sebentar, Hyera-ahh kau baik-baik saja tinggal dengan Jimin? jika kau terbebani kau bisa tinggal lagi dengan Appa. tapi tetap saja kalian sudah menikah. bukankah Jimin harusnya kau layani?"
Hyera menggigit bibirnya, dia ingin membuat eomma bahagia. namun disisi lain dia juga ingin tinggal dirumah lamanya lagi.
semuanya menatap Hyera. menunggu jawabannya. terlebih lagi Jimin.
jadi karna ini bajunya tidak ada? dan kenapa Jimin tidak memberitahunya? bukankah dia harusnya memberitahunya agar dia bisa bebeas darinya?
Hyera menghela nafas, dia ingin membuat eomma bahagia
"aku mencintainya" ucapnya yang membuat Jimin terkejut.
nyonya Park dan nyonya Cheon tersenyum.
jantung Jimin berdetak. kenapa dia berharap omongan Hyera itu benar? dan benar-benar mencintainya?
"aku juga mencintainya" saut Jimin lalu beralih menggenggam tangan Hyera. mengisi jari-jarinya.
Hyera terkejut. jantungnya berdetak kencang. ada apa dengannya? kenapa dia sangat ingin merasakan perlakuan Jimin yang lembut ini.
"dia bahkan membuatkan ku sarapan saat aku ingin berangkat kerja." lanjutnya.
meskipun mereka melakukan rekayasa ini karna orang tua mereka.
"aku juga tidak terbebani tinggal dengan Ajuss-- dengan Jimin Oppa. dia bahkan tidur denganku"
Jimin langsung mengerutkan keningnya. "apa? ya! bukankah kau yang tidur denganku?"
"dia bahkan ingin mandi bersamaku" ucap Hyera lagi pada nyonya Cheon dan eommanya.
"ya! kapan aku--"
"sssst! aku tau kau malu .. " balas Hyera tersenyum liciknyonya Park dan nyonya Cheon hanya bisa saling pandang dengan tersenyum.
tanpa sadar tangan mereka masih terpaut.
"aku lapar" ucap Jimin memegang perutnya sehabis perdebatan kecil mereka.
"ayo makan, kita kekantin. eomma, eomma-nim! kita ke kantin dulu. anyeong!" ucapnya cepat lalu menarik tangan Jimin keluar.
mereka berjalan menuju kantin rumah sakit, tidak ada yang ingin melepaskan tangan mereka masing-masing.
"bagaimana sekolah mu tadi?" tanyanya menatap Hyera.
Hyera hanya mengangkat bahunya, "seperti biasa, hanya belajar, bermain dan--" ia mengingat pertengkarannya dengan Jungkook "dan bertengkar"
Jimin mengangkat alisnya penasaran "dengan siapa?" tanyanya
"ingin tau sekali"
tiba-tiba dari balik lorong, Hyera bisa melihat Daniel dengan suster disampingnya. mereka sedang mengobrol dengan berjalan kearah mereka.
Hyera membelakkan matanya. dia langsung berhenti berjalan dan menatap Jimin.
"Ajussi! ayo kita lewat jalan lain!" ucapnya lalu menarik Jimin berbalik melewati lorong lain.
saat sudah berjalan di lorong sebelahnya. Hyera menghela nafas lega, bisa bahaya nanti jika Daniel tau dia sudah menikah.
"ya! kenapa kau menarikku?" omel Jimin.
"tidak, hanya saja lorong tadi biasanya buat orang-orang lewat yang ingin operasi" balasnya asal.
Jimin hanya mengangguk tidak peduli. tapi setahunya ruang operasi berada di lorong ke 3.
mereka sampai dikantin, "kau ingin makan apa?" tanya Hyera.
"kau duduk saja, aku yang pesan" balas Jimin menekan pundak Hyera untuk duduk.
Hyera menurut, ia hanya menatap punggung Jimin yang mulai memesan.
gadis itu memainkan hpnya. dia melihat profil Jungkook yang berada di atas line nya.
dia benar-benar tidak tau apa yang Jungkook pikirkan sekarang. kenapa dia marah padanya? apa dia berbuat sesuatu yang salah?
"apa yang kau pikirkan?" tiba-tiba Jimin sudah menaruh dua nampan di meja dan duduk didepannya. Hyera menggeleng pelan lalu menarik napannya.
tunggu, sepertinya ada yang berbeda. dia melihat keselilingnya. kenapa makanannya terlihat lebih ramai? banyak sekali buah dan yang lainnya tapi saat ia melihat kemeja sebelah mereka hanya memiliki beberapa
gadis itu menatap Jimin yang sudah melahap makanannya. "Ajussi .. kenapa makanan kita banyak sekali?" tanyanya.
Jimin mendongak "makan saja! kenapa kau banyak protes?" balasnya sewot.
Hyera berdecak lalu mulai melahapnya.
Jimin menatapnya, lalu dia terkekeh. sebetulnya ia tadi mengambil makanan dari belakang dapur dengan sendiri. lagi pula rumah sakit ini salah satu saham appanya. dia bebas mengambil makanan apapun.
.
."bagaimana? sudah kubilang kan mereka bahagia" ucap nyonya Cheon senang.
nyonya Park hanya bisa tertawa, dia lalu menyenggol lengan sahabatnya itu "lagi pula aku hanya tidak enak saja jika Hyera harus mengurus Jimin"
"tenang saja, Hyera sudah kuajari memasak dan melakukan hal lainnya" sautnya lagi
dan mereka tertawa bersama
.
.
selesai makan mereka langsung menuju ruang nyonya Cheon.
Hyera meminum minumannya dan memainkan hpnya dengan Jimin yang berada disampingnya.
"kau benar-benar menyukaiku ya?"
"uhuk--" Hyera langsung menatap Jimin horor. ia tersedak minumannya sendiri. kenapa dia bertanya hal seperti itu? apa karna tadi? yang benar saja.
"kau juga menyukaiku ya? kau bahkan memegang tanganku" balasnya tak kalah. "aku melakukannya karna kau yang melakukannya pertama"
Hyera memutar bola matanya lalu kembali meminum minumannya "aku melakukan karna ingin membuat eomma senang" sautnya lagi, padahal jantungnya berdebar saat Jimin menggenggam tangannya tadi.
"oh"
"kenapa? kau kecewa dengan itu?"
"tidak, untuk apa aku kecewa"
"jadi kau tidak mencintaiku?"
"a-apa? ya! bukan seperti itu!" jawab Jimin panik. Hyera menunjukkan smriknya "jadi ajussi mencintaiku?"
"TIDAK!" balasnya melihat wajah Hyera yang sedang mempermainkannya. bocah ini benar-benar menjengkelkan.
namun tiba-tiba tangan Hyera menyelusup pada jari-jari Jimin dan mengisinya dengan jarinya. menggemnya. Jimin sedikit terserentak.
"kita harus berpegangan tangan jika Eomma melihat"
Jimin menunjukkan smriknya, dia mulai menggoda gadis itu. Hyera yang merasa dilihat dengan tatapan itu segera menimpali "ya! kau juga melakukan ini padaku!" balasnya lalu segera melepaskan tangannya lagi namun Jimin menariknya lagi hingga mereka berpegangan lagi.
disisi lain ada perempuan cantik memakai baju kerjanya sedang memperhatikan mereka. "bahagia sekali mereka" ucapnya dengan smrik dibibirnya.
"tunggu aku Park Jimin .. "
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Married You
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "kenapa aku harus menikah dengan Ajussi sepertinya?!"