karena omelan Hyera tadi malam, Jimin harus berakhir tidur diruang tengah.
disofa dengan modalan bantal dan selimut saja.
saat pagi, gadis itu masih menatap Jimin horor. Jimin balas menatapnya dengan tatapan mautnya. masih tidak terima ia harus tidur di sofa.
Jimin menghampirinya yang berada di dapur sedang membuat sarapan. ia duduk dimeja makan.
"jadi .. kapan kita berangkat bulan madu?" godanya tak berhenti membuat Hyera berbalik menatapnya dengan pisau ditangannya yang ia peragakan seolah sedang menyodong Jimin.
membuat Jimin langsung menutup mulutnya dan menatap kearah lain.
dasar perempuan, padahal ia ngotot ingin berangkat kemarin.
batinnya berteriak.
tak lama Hyera datang dengan piring dan sarapan mereka.
ia menaruhnya didepan Jimin yang langsung dilahap olehnya.
gadis itu menatapnya tak percaya, apa karena ia menyuruh Jimin tidur diluar ia menjadi sangat lapar.
Hyera melihat kearah jendela,
"woah, turun salju" ucapnya sedikit terkejut.
Jimin mendongak, melihat keluar jendela "pantas saja semalam sangat dingin" sautnya. lalu melirik Hyera "dan seseorang hanya memberikanku selimut yang sangat tipis" sindirnya.
Hyera nyengir, menunjukkan deretan giginya "mianhae, Oppa"
"uhukk--" Jimin menatap Hyera tidak percaya didepannya. "m-mwo? mworagu?"
Hyera tersenyum "lidahku keseleo, mian" balasnya yang membuat Jimin menghela nafas.
entah kenapa ia kecewa,
"ah ya, Ajussi, wajah mu jelek kemarin--"
"MWO ?!"
"Ani, Ani. maksudku wajahmu sangat kusut. apa kau dipecat?" tanyanya penasaran.
Jimin tertawa "mwoya .. aku ini bos nya"
Hyera mengangguk-angguk "arrayo .. lalu? kau ada masalah?"
ia menghela nafas, seseorang mengacaukan pikirannya dari kemarin. namun Jimin menggeleng.
"aku hanya kelelahan" ucapnya lalu menatap Hyera "wae ? kau mengkhawatirkan ku?" lanjutnya menggoda.
"eoh, aku mengkhawatirkanmu. Oppa" ia balas menatap Jimin "jinjja geogjeong" (sungguh mengkhawatirkanmu)
Jimin menatapnya tak percaya,
"lidah ku keseleo lagi, mian" lanjutnya tersenyum licik.
gadis ini benar-benar mempermainkannya.
"geureunde .. kau tidak sekolah?" (btw)
"kau tidak lihat sekarang hari apa?"
Jimin mengangguk-angguk, "kalau begitu--" ia menatapnya "bisakah kita melakukan itu .. yeobo?"
"uhuk--"
Hyera menatapnya tak percaya, masih ada makanan di mulutnya.
siapa suruh kau memainkanku, -Jimin
"y-ya! jugule eoh !" balasnya melotot
Ajussi ini benar-benar mesum sekarang -Hyera
tatapan mereka berselisih, saling adu.
"wae ? siro ?" lanjutnya masih menatap Hyera.
gadis itu tiba-tiba berdiri, "arraseo, kajja" sautnya menantang yang membuat Jimin gugup.
kau tidak akan bisa mempermainkan ku Ajussi -Hyera
Hyera tersenyum licik. lalu perlahan tertawa dengan keras melihat tampang Jimin yang sangat menggemaskan.
"apa yang kau tertawakan ?!" balasnya sewot.
gadis itu memegang perutnya, tidak bisa menahan tawanya yang masih membeludak.
"aku akan benar-benar membawamu kekamar jika kau masih tertawa"
Hyera memberhentikan tawanya, "arraseo arraseo," ucapnya masih ada sedikit tawa
.
."ya Ajussi! tidak bisakah kau tidak mendorongku?!"
"punya mu sangat bagus Hyera"
Hyera melotot "siapa suruh kau tidak memilih mobil itu tadi? dan berhenti mendorong mobilku dari belakang Ajussi !" sulutnya emosi
ya, disinilah mereka. menghabiskan hari libur dengan bermain PlayStation yang Jimin punya.
hp Jimin berdering tiba-tiba
"ya! angkat itu" teriaknya menunjuk hpnya namun tatapannya masih pada layar
"kau saja! itu hp mu!" balasnya juga. tangan mereka masih sibuk dengan stick.
Jimin menyenggol kaki Hyera "kau sudah hampir selesai! angkat saja !"
Hyera mendengus, ia mengalah.
ia menatap Jimin tak terima lalu langsung mengambil hpnya dan mengangkatnya.
"yeobseo?" ucapnya malas.
namun sedetik kemudian matanya membelak. ia langsung menutup mulutnya dan melihat layar hp.
Jeon Jungkook.
gadis itu langsung melempar hp Jimin kearahnya yang langsung ditangkap oleh Jimin "mwoya .."
seketika matanya ikut membelak melihat layar handphone yang tertera nama Jungkook disitu
matanya langsung menatap Hyera bingung.
"bicara saja .." ucap Hyera tanpa suara
Jimin langsung menaruh hp itu di telinganya. berdehem sebentar
"wae?" ucapnya sedatar mungkin
"e-eoh, tadi istriku" ia menatap Hyera melotot yang dibalas tatapan tidak terima olehnya.
padahal tadi ia yang menyuruhnya mengangkatnya.
Jimin terlihat meracau sedikit dengan Jungkook namun tiba-tiba matanya membulat lagi.
"mwo ?! kau ingin kesini ?!" teriaknya. "SUDAH DIDEPAN ?!"
dan seketika mereka panik.
tbc,
KAMU SEDANG MEMBACA
Married You
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "kenapa aku harus menikah dengan Ajussi sepertinya?!"