"YA! GAESAEGI!" (bastard)
Jimin memberhentikan langkahnya.
"jika kau melangkah lagi aku akan keluar dan bercumbu dengan Daniel!" teriaknya tertahan.
Jimin mengepalkan tangannya, apa yang gadis ini bicarakan? apa dia gila?
Hyera menarik nafas,
"ARRASEO! aku mencintaimu! menyukaimu dan bahkan sangat merindukanmu!" lanjutnya,
masa bodo dengan harga dirinya sekarang, ia benar-benar sudah frustasi dengan laki-laki tua ini.
"dan bahkan aku tidak dapat fokus pada mata pelajaraanku karena kau menghindariku dan terus berbicara akan bercerai!"
tangan Jimin melunak, apa gadis ini sedang menyatakan perasaannya?
"minggu depan adalah ujian kelulusanku dan kau berbicara jika besok kau akan menceraikanku?! micheosseo eoh?!
lalu dengan siapa aku belajar? aku slalu pulang larut karna belajar diperpustakaan! dan slalu kembali ke apartemen berharap kau akan kembali dan mengajariku lagi!"
pipi gadis itu sudah penuh dengan air matanya, ia menangis lalu kembali mengusap pipinya.
"aku merindukanmu! arraseo aku memang egois dan tidak pernah menghargaimu. tapi tidak bisakah kau kembali lagi dan tidak menceraikanku? kita baru menikah 6 bulan lalu dan kau akan menceraikanku besok?!"
nafas gadis itu tersendat karena terus menangis.
Hyera menunduk "nappeun namja .. " (laki-laki jahat) lirihnya pelan.
masa bodo Jimin akan meninggalkannya lagi dan pergi keluar, yang penting dirinya sudah mengungkapnya kekesalannya.
saat gadis itu masih sibuk menunduk dan menghilangkan air matanya tiba-tiba saja dagunya ditarik hingga ia mendongak.
"perhatikan ucapanmu pada suamimu sendiri" ucapnya tajam lalu tanpa aba-aba mencium gadis itu dalam.
Hyera mengerjapkan matanya terkejut.
Jimin menekan tengkuknya membuat Hyera langsung menutup matanya.
tangan Jimin bertengger pada pinggang gadis itu dan menariknya menempel pada tubuhnya hingga tidak ada celah sedikitpun diantara mereka.
butuh beberapa detik untuk gadis itu mengerti apa yang terjadi.
saat Jimin membuka mulutnya dan bermain dengan lidahnya. Hyera langsung mengalungkan tangannya pada leher Jimin membuat ciuman mereka semakin dalam.
saat Hyera sudah mulai kehabisan nafas, Jimin menarik kepalanya.
dahi mereka saling menempel,
nafas gadis itu terengah karna ciuman panas yang dilakukan sepihak oleh Jimin.
mata Hyera terbuka dan langsung menatap manik mata Jimin yang berada didepannya.
"apa sangat susah mengatakannya?" ucap Jimin lalu mencium bibir gadis itu sekilas lalu mengecup keningnya.
dan Jimin menarik Hyera kedalam pelukannya, "aku mencintaimu" lirihnya mengusap rambut Hyera lembut.
gadis itu semakin menangis didada berotot Jimin. ia memukul pelan punggung Jimin memakai tangannya.
"kau jahat" balasnya ditengah tangisannya "bagaimana bisa kau membiarkanku tidur diapartemen sendirian?"
Jimin tertawa pelan lalu mencium rambut gadis itu "maafkan aku"
mereka masih dalam posisi sama sampai Jimin melepaskan pelukannya "ingin pulang?"
Hyera mengangguk pelan lalu Jimin menggenggam tangannya sampai basement rumah sakit.
diperjalanan tidak ada yang berbicara,
entah kenapa tapi gadis itu merasa ini sangat canggung. rasanya sudah lama sekali mereka tidak seperti ini.
Jimin memarkirkan mobilnya dibasement apartemennya.
saat Hyera ingin membuka pintu mobil dan keluar, Jimin menahan tangannya.
gadis itu menatap Jimin bertanya "wae?"
Hyera hampir saja berteriak saat Jimin menarik dan mengangkatnya hingga ia duduk dipangkuan Jimin sekarang.
tangan Hyera berada didada Jimin, menahannya agar tidak terlalu dekat.
"jangan memeluknya lagi"
gadis itu mengerutkan keningnya "aku tidak memeluknya, dia yang memelukku"
tiba-tiba tangan Jimin menarik pinggang gadis itu hingga mereka tidak mempunyai celah sedikitpun.
"apa yang kau bicarakan dengannya"
"aku hanya memberitaunya jika aku sudah mempunyai suami"
alis Jimin terangkat tak percaya,
"aku serius Jim"
tangan Jimin bergerak melepaskan kancing seragam teratas gadis itu. "bagaimana jika aku memecatnya saja?"
sekarang kepala Jimin beralih pada leher Hyera.
"kau tidak akan mendapatkan dokter muda dan tampan seperti— akh!" Jimin tiba-tiba saja menghisap dan menggigit lehernya dalam.
"perhatikan ucapanmu, sayang"
Hyera menggigit bibirnya saat Jimin kembali melanjutkan aksinya, tangannya meremas rambut Jimin.
gadis itu memekik pelan saat tangan Jimin mengelus pahanya yang terekspos karna ia memakai rok seragam sekolahnya yang hanya setengah paha.
"kau benar-benar membuatku stres seminggu ini, Hyera" bisiknya pelan ditelinga gadis itu.
tangan Jimin perlahan masuk kedalam rok Hyera dan tiba-tiba saja merobek celana dalamnya dan melemparnya kebelakang.
"ya!"
Jimin tersenyum, mencium bibir gadis itu sekilas dan kembali bermain pada lehernya.
"a-Akh .. " Hyera mencengkram pundak Jimin saat jari Jimin mulai memasukinya.
"Ji-jimin kita sedang berada di— ahh!" Jimin kembali memasuki satu jarinya. sekarang 2 jari Jimin berada di dalamnya.
ia menggigit bibirnya saat Jimin mulai memainkan jarinya.
ini sedikit sakit tapi nikmat.
"ngghh .."
masa bodo dengan gengsinya, tapi Jimin benar-benar membuatnya melayang sekarang. dengan bibirnya yang bermain dengan lehernya dan jari sialan itu yang sedang bermain dengan bagian bawahnya.
tengan Hyera meremas rambut Jimin saat Jimin semakin mempercepat jarinya keluar masuk bagian bawahnya.
tapi tiba-tiba saja Jimin melepaskan semuanya saat gadis itu hampir keluar.
Hyera mendengus kasar, entah kenapa tapi dia merasa kesal dan menginginkan lebih.
ia bisa melihat Jimin menyeringai "kita akan melanjutkannya saat kau selesai ujian" ucapnya mencium sekilas bibir gadis itu.
sial.
tbc,
hnggg🌚🌚🌚
ayo silahkan keluarkan uneg2 kalian sebelum cerita ini tamat. ehe.
-deb

KAMU SEDANG MEMBACA
Married You
Fiksi Penggemar[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "kenapa aku harus menikah dengan Ajussi sepertinya?!"