HyeraPOV
aku menatap cermin, memperhatikan leherku yang penuh dengan merah-merah.
Jimin benar-benar gila,
saat aku mencoba menghilangkannya dengan air, nihil. tetap tidak bisa.
huh, apa yang harus kulakukan dengan leherku yang merah-merah ini sekarang?
aku keluar kamar mandi, kulihat Jimin masih tertidur. ini sudah jam 9 pagi, apa dia tidak ada rapat hari ini?
aku berjalan kearahnya, duduk disisi ranjang "Jimin" panggilku menggoyangkan bahunya.
lihatlah betapa kebo nya laki-laki ini. "kau tidak ada rapat hari ini?" racauku lagi membangunkannya.
dia membuka matanya, mengerjapkan sebentar lalu menatapku. "jam berapa sekarang?" tanya nya serak khas bangun tidur.
"9, kau tidak ada rapat?"
"eopseoyo" (tidak ada) jawabnya lalu beranjak duduk. "arraseo, cepat bangun lalu sarapan"
ingin beranjak dari ranjang namun tanganku ditarik hingga duduk kembali disisinya. lalu tiba-tiba tangannya melepas kunciran yang mengikat rambutku hingga rambutku tergerai.
"sudah kubilang jangan mengikat rambutmu didepanku. kau ingin kejadian seperti semalam terjadi setiap hari eoh?"
mataku membelak kaget lalu langsung melepaskan tangannya dan beranjak berdiri "arraseo arraseo !" balasku lalu berjalan menuju dapur hotel.
ucapannya slalu membuat bulu ku meremang.
.
.saat aku menaruh makanan pada meja bar, Jimin masih terus menatapku. air menetes dari rambutnya.
"kenapa kau senang sekali keramas?" tanyaku penasaran. aroma maskulinnya slalu membuatku sedikit fresh, aku menyukainya.
"wae? andwe yo?"
aku memutar bola mataku "aku hanya bertanya, kenapa kau sewot sekali?" aku menyodorkan piring pada Jimin.
ia tidak langsung makan dan masih terus menatapku. tidak, dia menatap leherku.
"berhenti menatap leherku, kau sudah puas membuatnya merah-merah seperti ini huh?" ucapku asal memakan makananku.
Jimin mulai memakan makanannya "itu mempunyai arti kau tau" balasnya yang membuatku bingung.
"maksudmu?"
"itu berarti kau milikku" jawabnya yang langsung membuatku menatapnya horor.
"aku milik orang tuaku"
"orang tua mu sudah menyerahkanmu padaku"
"kalau begitu aku tidak milik siapapun"
Jimin menunjukku memakai sumpitnya "tanda itu menandakan kau milikku"
aku melotot, apa-apaan itu? dia mulai membual lagi.
kami mulai memakan lagi, tanpa pembicaraan sampai Jimin memecahkan keheningan, "kau harus belajar sehabis ini"
"ANIYO!" sautku langsung, kulihat Jimin sedikit memundurkan badannya saat aku berteriak didepannya.
seketika laki-laki itu tersenyum yang membuatku curiga "jika kau tidak ingin kucium, kau harus benar disemua soal"
aku melotot, "kau tau sendiri aku tidak akan pernah bisa benar disemua soal"
"kalau begitu menjadi takdirmu untuk kucium" dia mengangkat alisnya "lagi pula kau juga masih mempunyai hutang 470 menit padaku, kapan kau akan membayarnya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Married You
Fiksi Penggemar[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "kenapa aku harus menikah dengan Ajussi sepertinya?!"