"selamat datang istri baruku .." ucapnya tersenyum
lalu tanpa aba-aba melepas tangannya yang menahan pinggang Hyera
bruk
"aw--" Hyera meringis, tangannya mengusap-usap bokongnya yang tertabrak dengan lantai
dia mendongak, memelototi Jimin yang sudah berjalan kembali menuju meja makan dan melanjutkan makannya
"Ajussi gila!" racaunya berusaha berdiri
"aku bisa mendengarmu"
.
."kau tunggu disini!" ucap Hyera menahan Jimin yang ingin masuk kedalam ruangan Eommanya.
"aku juga ingin bertemu ibumu"
gadis itu menggeleng keras "tunggu disini!" ngototnya
Jimin memegang knop pintu, Hyera langsung menahannya.
Hyera melotot, yang dibalas melotot juga oleh Jimin
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, seketika mereka langsung melepaskan knop pintu itu.
"apa yang kalian lakukan?" tanya tuan Cheon menatap Jimin dan Hyera aneh.
"Appa .."
"anyeonghaseo Appa-nim" sapa Jimin menundukkan kepalanya
"ne, Anyeonghaseo Jimin-ahh. bagaimana malam kalian?" j
"Appa, aku masuk dulu .. any--"
"kau tidak membawa Jimin?" potongnya membuat Hyera berhenti,
"aku tidak boleh iku--"
Hyera langsung menarik tangan Jimin masuk sebelum ia mengadu pada tuan Cheon
"Eomma!" Hyera berlari ke arah perempuan paruh baya yang sedang duduk di ranjang VIP rumah sakit itu "bogosipppoo .."
"aigo aigo .. kau tidak malu ada Jimin eoh?"
nyonya Cheon menatap Jimin tersenyum
"anyeonghaseo Eomma-nim" sapa Jimin membungkuk
mereka duduk disamping tempat tidur nyonya Cheon.
"bagaimana malam pertama kalian?" tanyanya menatap Jimin dan Hyera bergantian dengan mengangkat-angkat alisnya
Hyera mendengus "kenapa semua orang selalu menanyakan malam pertama kita? kita tidak melakukan apapun"
nyonya Cheon menatap Jimin menunggu jawaban, "Hyera memintaku untuk membuka gaun nya dan-- AW!!"
Hyera mencubit keras pinggang Jimin, matanya melotot. petir berkilat dimatanya. Jimin mengusap-usap pinggangnya.
nyonya Cheon tersenyum nakal,
"aniya eomma! dia bohong!" ia menodong Jimin.
"ya! siapa yang berbohong?! memang benar kan kau memintaku untuk membu-- AKHH!!" Hyera kembali mencubitnya, yang ini lebih keras hingga Jimin memiringkan badanya
Hyera melotot,
.
."kau tunggu disini, jangan mengikutiku" ucap Hyera lalu membuka pintu mobil, masuk kerumahnya
Jimin membuka pintu mobil mengekor dibelakang gadis itu
Hyera berbalik kesal, mulutnya baru ingin terbuka ingin protes namun Jimin lebih dulu berbicara "aku hanya ingin menyapa appa mu, tidak boleh?" ucapnya dingin
Hyera mengalah, dia berjalan masuk kerumahnya yang bisa terbilang besar.
"Ajumma, Appa eodiya?" tanyanya sedikit berteriak
perempuan paruh baya yang memakai celemek itu memunculkan kepalanya dari tembok dapur "bukankah tuan lagi kerumah sakit?"
"dia belum pulang?"
"belum"Hyera berbalik menatap halaman depan lalu menatap Jimin tajam "kau tunggu sini, aku akan mengemas barang-barangku" ucapnya lalu berjalan kelantai 2 menuju kamarnya.
JiminPOV
aku masih bisa merasakan kedutan di pinggangku, kenapa cubitannya sangat kencang? rasanya benar-benar seperti kena sambaran petir
dasar gadis gila
"Jimin?"
kepalaku beralih, aku langsung berdiri saat melihat taun Cheon "anyeonghaseo appa-nim" sapaku sedikit menundukkan kepalaku.
dia tersenyum, berjalan kearahku lalu menyentuh punggungku dan duduk disampingku
dari arah dapur, Ajumma tadi datang dengan nampan ditanganya. dia menaruh 2 gelas dimeja "khamsahanida Ajumma" ucapku
dia tersenyum lalu berjalan kembali kedapur dengan nampan kosong.
"kau benar-benar tipe ideal perempuan" ucap Appa Hyera tiba-tiba.
"ne ?" jawabku tidak mengerti
"tadinya dia tidak ingin menikah denganmu .. dia bilang tidak ingin menikah dengan Ajussi yang sudah tua dan berperut buncit, itu pikirannya. dia benar-benar keras kepala"
sangat-sangat keras kepala
aku hanya tersenyum menanggapi. "ahh ya .. " dia sedikit memajukan kepalanya "apa dia tidur dengan posisi aneh semalam?" bisiknya pelan
aku berfikir sebentar "yah .. mungkin--"
"mungkin kau belum terbiasa dengan itu, posisinya memang sangat aneh jika sedang tidur. tapi ada satu hal yang bisa membuatnya diam" bisikkannya menjadi lebih kecil,
aku memajukan kepalaku penasaran, mendekatkan telingaku "mwonde ?"
"kau harus memeluknya"
"NE ?!!"
"kalian sedang membicarakanku ya?" Hyera tiba-tiba datang dengan tas besar ditangnya, pandangannya menatap kami dingin
aku menelan ludahku susah payah, membayangkan harus memeluknya saat tidur lalu bangun dengan wajah yang sudah babak belur.
"pantas saja kupingku panas" lanjutnya lalu berjalan kearah kami dan meminum teh ku. "ya! itu milikku!" protesku
dia menghiraukanku
"kau hanya membawa ini?" tanya tuan Cheon menatap tas besar ditangan Hyera. gadis itu juga menatap tas nya. "wae? memang hanya ini bajuku"
aku dan Appa-nim menatapnya tidak percaya
tbc,
KAMU SEDANG MEMBACA
Married You
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "kenapa aku harus menikah dengan Ajussi sepertinya?!"