Jimin menutup matanya saat mendengar teriakan Hyera dari dalam kamar apartementnya
"bagaimana bisa kau menjatuhkannya seperti tadi?" omel nyonya Park. Jimin menggaruk rambutnya yang tidak gatal
dia merasa sangat bersalah, apalagi saat mendengar teriakan Hyera yang terus menerus dari dalam kamar.
nyonya Park baru saja memanggil refleksi langgananya dan datang ke apartement Jimin.
Jimin sudah menceritakan saat Hyera jatuh berkali-kali dikamar mandi, saat itu nyonya Park berteriak panik lalu segera menelfon refleksi langganannya
"sudah kubilang ketuk pintunya dulu!" balas Jimin tak mau disalahkan
nyonya Park menatap Jimin horor "itu tidak ada hubunganya sama sekali dengan aku masuk mengetuk pintu atau tidak!" balasnya tak mau kalah
"aku kaget eomma tiba-tiba masuk. pasti kau akan berfikir sesuatu saat kita keluar kamar mandi" jelas Jimin panjang lebar
"semua orang juga akan berfikir seperti itu saat kalian dalam posisi itu"
Jimin berdecak pelan
lalu pintu kamarnya terbuka, Ajumma yang memijat Hyera itu keluar.
Jimin dan nyonya Park cepat-cepat menghampirinya "bagaimana dia? apa gadis itu mengalami cidera? apa dia masih bisa berjalan? dia tidak meninggal bukan?" tanya Jimin langsung
nyonya Park langsung memukul punggung anaknya "kenapa pertanyaanmu seperti itu!?" omelnya
Ajumma itu menghela nafas, "dia hanya keseleo. tidak boleh banyak bergerak, dan jangan terlalu lama berdiri" balasnya
lalu nyonya Park dan Ajumma itu keluar apartemennya,
Jimin ragu-ragu untuk masuk kamar, dia membuka pintu pelan. melihat Hyera yang menutup matanya di atas ranjang.
dia masuk lalu berdiri disisi tempat tidur, "mianhae .. aku salah" ucap Jimin
Hyera membuka matanya, menatap Jimin tajam "belikan aku jajamyeon" balasnya dingin, Jimin mengerutkan alisnya "mwo?"
apa yang gadis ini pikirkan? kenapa dia tiba-tiba meminta jajamyeon?
"kau ingin ku maafkan? belikan aku jajamyeon"
Jimin mendengus "arraseo .. arraseo" dia meluarkan handphonenya namun Hyera menahan "siapa yang menyuruhmu memesan? beli kan yang berada di toko makan langsung"
"untuk apa aku kesana? kita bisa memesannya"
Hyera menatapnya tajam
"gadis ini benar-benar—" Jimin menatap Hyera tidak percaya. "kau menyuruhku untuk kesana?! begitu?!" dia melotot
"siapa yang menjadikan kakiku seperti ini huh?!" balasnya ikut melotot
Jimin menatap Hyera tajam lalu mendengus pasrah, dia mengambil kunci mobil kasar lalu keluar kamar dengan menghentakkan kakinya
Hyera tersenyum licik, dia langsung berhenti tertawa saat punggungnya terasa nyeri.
.
.Jimin masih berada dimobilnya, ia belum menjalankan mobilnya keluar basement apartemennya.
tangannya memainkan hpnya lalu menaruhnya di telinga,
terdengar nada sambung hingga 2 kali lalu terangat
"wae?" ucap suara disebrang
"Taehyung-ahh tolong aku .." balasnya membuat aegyo,
"siro" ucapnya lalu mematikan sambungan
Jimin menatap handphonenya tidak percaya "awas saja jika dia meminta tolong tidak akan ku bantu" ucapnya monolog
dia kembali menelfon seseorang, 3 nada panggil lalu seseorang mengangkatnya
"wae hyung?"
"Jungkook tolong aku .."
"wae?" balas Jungkook dari sebrang, dia sedang bermain ps.
"belikan aku jajamyeon"
"mwo!?" dari sebrang Jungkook mengerutkan keningnya bingung.
"jeball .."
"siro! aku sibuk. lagi pula kenapa kau menyuruhku yang aneh-aneh sekali"
tut,
sambungan diputus sepihak oleh Jungkook
Jimin menatap handphonenya tidak percaya,
"awas saja jika kalian minta kutraktir tidak akan kutraktir!" sewotnya
.
.Hyera tersenyum merekah saat pintu kamar terbuka menampilkan Jimin dengan bungkusan putih ditangannya.
wajahnya kusut,
dia berjalan kearah Hyera lalu menaruh bungkusan itu disisinya,
Hyera duduk, membuka bungkusan itu.
dia mengerutkan keningnya lalu menatap Jimin
"mana kimchi nya?" tanyanya
"kau tidak menyuruhku membelinya" jawab Jimin asal
"jika kau membeli di toko yang ku maksud akan langsung ada kimchi nya. kau pasti tidak membelinya disana"
Jimin menatap Hyera kesal "ya! sudah untung kau kubelikan, kau tidak tau jauhnya--"
"kau juga tidak tau sakitnya pantatku menubruk lantai" potong Hyera membuat Jimin bungkam.
dia mengelus-elus kakinya, "aduh .. bagaimana jika Eomma-nim tau kalau--"
"ARRASEO ARRASEO!" Jimin mengambil kunci mobilnya lagi lalu keluar kamar.
Hyera tersenyum licik
beberapa jam kemudian Jimin datang membawa kimchi ditangannya, lalu menaruhnya disisi Hyera asal
gadis itu mengulurkan tangannya, Jimin menatapnya aneh
Hyera menggerak-gerakkan tangannya,
"gendong aku" ucapnya
"mwo?""aku tidak suka makan dikamar, dan aku tidak bisa berjalan jadi gendong aku ke ruang tamu" dia mengangkat bahunya
"siro!" balasnya berbalik ingin keluar kamar
Hyera mengambil hp nya "aku akan bilang Eomma-nim jika--"
Jimin berbalik, berjalan kearah Hyera dengan tatapan mautnya
lalu tanpa aba-aba meraih pundak dan lututnya dan mengangkatnya ditangannya.
Hyera langsung mengalungkan tangannya di leher Jimin, "ya! pelan-pelan! tubuhku--"
"diam atau aku akan menjatuhkanmu lagi!" potongnya sewot
kesabarannya benar-benar sudah dititik rendah
dia tidak bisa membayangkan bagaimana hari-harinya harus diisi dengan gadis aneh ini
tbc,
selamat malam Minggu semua 🙆🙆

KAMU SEDANG MEMBACA
Married You
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN | TERSEDIA DI GRAMEDIA] "kenapa aku harus menikah dengan Ajussi sepertinya?!"