01. Awal mula

4.6K 445 5
                                    

Semua orang yang berada di dalam kapal itu berlari kesana-kemari untuk menyelamatkan diri. Tetapi tidak dengan Irene, ia hanya berdiam diri sambil melihat semua orang yang berlari dan berteriak minta tolong.

Irene juga tidak tahu kenapa, setelah tiba-tiba speaker yang berada di dalam kapal berbunyi, memberitahukan kepada penumpang agar menyelamatkan diri masing-masing karena kapal menabrak sesuatu yang mengakibatkan kapal akan tenggelam di tengah lautan sebentar lagi. Irene masih diam di tempatnya, mencoba mencerna situasi yang ada.

"Hei kenapa hanya diam saja, kapal ini akan tenggelam, apa kau ingin mati!?" seorang pria paruh baya mengingatkan Irene. Dan saat itu juga Irene tersadar, jika ia hanya diam maka nyawanya akan terancam. Tidak, Irene tidak ingin itu terjadi, ia masih menyayangi keluarganya yang sedang menunggu kedatangannya di rumah.

Irene mulai berlari keluar dari dalam kapal, dapat ia lihat semua orang berteriak meminta tolong ada juga yang menangis. Irene takut, sangat takut sampai rasanya ingin menangis saja. Tidak ada orang yang ia kenal di sini.

Ya Tuhan ku mohon lindungilah aku.

Dalam hati ia terus berdoa beriringan dengan kemiringan kapal yang semakin curam, mungkin beberapa detik kapal akan tenggelam. Semua orang semakin berteriak tak karuan, bahkan sampai ada yang terjun ke laut.

Irene ikut terseret seiring dengan kapal yang semakin miring. Irene hanya bisa pasrah sekarang, sebentar lagi dirinya akan tenggelam. Air sudah memenuhi kapal....

Byurrr

Irene tenggelam saat itu juga bersama semua orang yang berada dalam kapal.

Irene mencoba untuk berenang, namun derasnya arus dan ombak membuatnya terombang-ambing. Irene masih mencoba untuk meraih sesuatu yang mungkin bisa ia jadikan sebagai pelampung atau paling tidak ia bisa menggunakan itu sebagai alat bantu. Namun nihil, yang bisa Irene lihat hanyalah orang-orang yang mengambang di permukaan air. Detik selanjutnya Irene menutup mata dan tenggelam terbawa ombak..... ia lelah, sekarang Irene tidak tahu setelah ini apakah ia masih dapat bernafas atau tidak.

****

Semua warga Korea heboh dengan berita tenggelamnya kapal Ferry di tengah lautan Seoul. Banyak korban penumpang kapal tewas di tempat kejadian. Namun masih ada beberapa korban yang hilang dan kemungkinan masih hidup.

Daegu, tempat tinggal keluarga Irene. Setelah mendengar berita itu, Ibu serta adiknya tak henti-hentinya menangis. Itu adalah kapal yang di tumpangi oleh Irene, beberapa jam yang lalu Irene sempat menelfon jika dia akan pulang setelah sebulan hidup sendiri di Seoul untuk mencari pekerjaan yang belum juga Irene dapatkan. Kini mereka hanya berharap Irene masih hidup meskipun kemungkinannya sangat kecil.

"Tidak mungkin, Irene masih hidup hiks TIDAK...." seorang wanita paruh baya itu berteriak sambil mengacak rambutnya.

"Ibu tenanglah, aku yakin Kakak masih hidup Bu hiks." Bae Yeri adik perempuan dari Irene itu mencoba menenangkan sang Ibu meskipun ia sendiri sangat terpukul akan berita yang baru saja ia dengar.

"Irene..... hiks......" Bae Yoona masih menangis dalam pelukan putri bungsunya.

"Sebaiknya Ibu istirahat, besok Yeri akan ke Seoul untuk mencari Kakak."

"Tidak-tidak Ibu tidak mau kamu ke Seoul, cukup Kakakmu saja. Ibu tidak mau di tinggal sendiri."

"Tapi kita harus mencari Kakak Bu."

"Hiks jangan pergi...."

"Baiklah Yeri tidak akan pergi. Kita tunggu kabar dari pihak kepolisian saja." Yoona mengangguk.

"Sekarang Ibu istirahat di kamar, ayo Yeri antar."

Yeri memapah Yoona yang sangat lemah, pandangannya kosong. Yeri sedih melihat kondisi Ibunya seperti ini.

"Yeri ini semua salah Ibu, andai saja Ibu tidak mengizinkan Kakakmu pergi saat itu, pasti dia masih di sini bersama kita." ucap Yoona saat duduk di atas ranjang.

Sebulan yang lalu Irene pamit untuk pergi ke Seoul. Irene ingin mendapat pekerjaan yang lebih baik, mungkin dengan gaji yang lebih besar. Setelah Ayahnya meninggal dunia, Irene lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Namun nyatanya pekerjaan itu sangat sulit ia dapat, belum lagi dirinya yang hidup seorang diri di ibu kota. Setelah sebulan penuh, Irene memutuskan untuk kembali ke Daegu.

"Cukup Bu, jangan menyalahkan diri sendiri. Ini bukan salah siapa-siapa."

"Lagi pula kenapa Irene memilih naik kapal, sedangkan dia bisa membeli tiket pesawat atau kereta."

"Apa Ibu lupa, Kakak sangat suka melihat pemandangan laut Bu." Yeri benar, Irene sangat menyukai pemandangan laut, apalagi melihat matahari terbenam.

"Tapi-hiks, Irene...."

"Sudahlah Bu. Sebaiknya Ibu makan dulu, hmm." dengan sedikit paksaan, akhirnya Yoona mau makan dengan Yeri yang setia menyuapinya.

****

"Dimana Yun Seong?" laki-laki itu bertanya sambil melepas kacamata yang bertengger di hidung mancungnya.

"Yun Seong tewas Pak, ia ikut dalam daftar korban terkait tenggelamnya kapal yang sempat heboh kemarin Pak." yang di panggil 'pak' itu mengurut pangkal hidungnya dan menghela nafas.

"Berikan uang pada keluarganya, bagaimanapun dia banyak membantu perusahaan ini."

"Baik Pak."

"Dan satu lagi, carikan aku sekertaris baru untuk menggantikan Yun Seong."

"Baiklah, saya permisi."

"Hmm."

_________________

TBC


Aku nggak bisa jamin bakal update cepet. Jadi aku harap kalian mau bersabar ya......

Beside You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang