Taehyung menyeruput teh buatan istrinya sambil membolak-balikkan koran mencari berita yang bagus. Saat sedang asik membaca koran, usapan di bahu membuatnya menoleh dan mendapati wanita yang telah menemaninya selama tiga tahun terakhir ini.
"Kenapa sayang, apa Baby Kim menyusahkan mu?" Taehyung meletakkan korannya di atas meja beralih untuk mengusap perut sang istri yang semakin besar. Maklum sudah memasuki sembilan bulan. Taehyung harus menjadi suami siaga jika sewaktu-waktu Irene melahirkan.
"Aku ingin makan yang pedas-pedas." ucapnya sambil bergelayut di leher suaminya.
"Tidak boleh, ini masih pagi. Lagian kamu ini sudah hamil besar kurangi makan yang pedas-pedas." Irene mendengus sebal, ternyata benar kata orang jika suami akan cerewet saat istrinya sedang hamil.
"Aku baru ingin sekarang, kemarin kan tidak jadi."
"Tetap tidak boleh, ini masih pagi nanti kalau perutmu panas bagaimana, besok malam saja ya?" yang ditanya hanya diam sambil melepas rangkulannya pada Taehyung. Pria itu tau pasti istrinya sedang merajuk sekarang.
Akhirnya Taehyung berdiri menghadap Irene, memegang kedua bahu itu dengan sedikit usapan.
"Besok malam, aku janji oke? jangan ngambek sudah jadi Ibu ingat itu." Irene mengangguk lucu. Taehyung tersenyum dan mencium kening wanitanya.
"Pokonya besok harus jadi, awas ya kalau bohong. Siap-siap tidur di sofa." Taehyung terkekeh lalu mengangguk, ditariknya Ibu hamil itu dalam dekapannya, tidak terlalu erat karena ia ingat jika ada baby Kim di antara mereka.
"Bunda hiks..." pelukan keduanya langsung terlepas saat mendengar tangisan jagoan mereka yang berjalan ke arahnya. Taehyung mendekat dan menggendong bocah yang mengusap-usap air matanya lucu.
"Hei kenapa jagoan Ayah menangis?" ucapnya sambil mengusap rambut anaknya.
"Hyuni natal hiks." Irene mendekat dengan wajah khawatirnya.
"Ada apa Taehyun sayang?" tanyanya pada sang putra yang masih berumur dua tahun itu.
"Hyuni nompol di tasul hiks... Hyuni ingin pipis watu tidul, janan malah Nda.... janji ndak natal-natal lagi." bocah yang belum fasih berbicara itu membuat kedua orang tuanya tertawa pelan.
"Astaga pantas saja dari tadi Ayah mencium bau kencing, tapi kenapa jagoan Ayah ini mengompol, hmm?" si kecil hanya menggelengkan kepala dengan air mata yang menetes di pipi gembulnya.
"Ndak tau Ayah~ Hyuni tuma mau pipis watu tidul." rengeknya pada sang Ayah.
"Kamu mimpi pipis lagi?" dan dengan polosnya Taehyun mengangguk.
"Sayang, sebaiknya kamu ajak Taehyun mandi saja. Biar aku yang mengganti bed covernya."
"No, tunggu aku selesai memandikan Taehyun, kemudian aku akan membantumu nanti." jika sudah begini apa boleh buat, ia harus menurut apa kata suami. Kebetulan pembantu rumah tangga mereka sedang cuti karena suaminya sedang sakit. Jadi mau tidak mau Taehyung lah yang membantu Irene, tidak mungkin juga jika dia membiarkan istrinya yang sedang hamil tua itu bekerja sendiri.
"Baiklah aku tunggu di kamar Taehyun."
"Sekarang waktunya mandi jagoan." Taehyung menggendong Taehyun ala pesawat terbang membuat bocah itu memekik kegirangan. Irene hanya geleng-geleng melihat tingkah suaminya.
Selesai mandi kini Taehyun sudah bersih dan harum. Bocah kecil itu duduk di sofa sambil mengayun-ayunkan kakinya melihat kedua orangtuanya yang sedang mengganti bed cover karena ulahnya tadi pagi.
"Bunda, pasti belat ya bawa dede bayi di pelutna Nda..." Irene menghampiri sang putra usai mengganti bed covernya, disusul dengan Taehyung.
"Kenapa bertanya seperti itu?" tanya Irene kini duduk di sebelah kanan putranya sementara Taehyung di sisi kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You ✓
Fantasy(completed) Pada hari itu, setelah terjadi peristiwa yang hampir menewaskan dirinya. Irene harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kelebihan bisa melihat sisa waktunya hidup di dunia. Setiap bangun dari tidurnya, Irene selalu diland...