Irene menyeret kopernya perlahan sambil memasuki kawasan perkampungan di daerah Daegu, gadis itu memutuskan untuk pulang ke rumah Ibunya karena ada suatu hal yang harus ia selesaikan. Hah.... Irene jadi rindu dengan Ibu dan Yeri.
Tok tok tok
"Ya sebenta–Kakak!!!" Yeri langsung memeluk Irene dengan erat, berbulan-bulan mereka tidak bertemu membuat keduanya saling menyalurkan rasa rindu.
"Kakak kenapa baru pulang? Yeri sama Ibu kangen." Irene mengusap rambut legam Yeri.
"Maafin Kakak ya baru pulang sekarang, karena Kakak banyak kerjaan." Yeri mengangguk.
"Ayo Kak masuk, Ibu lagi masak di dalam." kemudian mereka berdua masuk ke dalam rumah.
"Yeri siapa yang da–Irene?!!" Yoona menjatuhkan sendok yang tengah ia pegang dan berlari ke arah Irene untuk memeluknya.
"Ibu kangen banget sama kamu." Irene membalas pelukan sang Ibu tak kalah erat. Gadis itu bahkan sedikit meneteskan air mata.
"Irene juga kangen sama Ibu, Irene minta maaf ya Bu udah bikin Ibu khawatir."
"Tidak sayang kamu tidak salah, ayo makan Ibu baru saja selesai memasak." Irene mengangguk dengan semangat dan berjalan menuju meja makan, mereka bertiga makan bersama penuh dengan kebahagiaan.
Malam harinya Irene mendatangi kamar Ibu, ia mengetuk pintunya pelan.
"Bu, boleh Irene masuk?"
"Masuk saja, nak." Irene masuk ke dalam sambil membawa sesuatu di tangannya.
"Ada apa sayang?" tanya Yoona.
Gadis itu menghela nafas sambil memegang kedua tangan Yoona.
"Bu, ini buku tabungan Irene selama Irene bekerja dan aku ingin Ibu yang memegangnya." gadis itu memberikan buku tabungan serta kartu ATM pada Yoona.
"Kata sandinya ulang tahun Irene, Ibu tidak lupa kan?" Yoona hanya diam, ia bingung kenapa Irene melakukan ini semua.
"Tapi nak Ibu tidak berhak, ini hasil kerja keras mu. Sebaiknya kamu simpan sendiri." Irene menggeleng keras.
"Selama ini Irene bekerja hanya untuk Ibu dan Yeri, jadi untuk apa Irene simpan." Yoona meneteskan air matanya, sungguh ia telah melahirkan bidadari cantik dan baik hati ke dunia ini.
"Irene hanya menginginkan satu hal..."
"Apa nak?"
"Berjanjilah pada ku Bu, jika Yeri sudah besar nanti. Sekolahkan dia setinggi mungkin, setidaknya aku ingin melihat adik kesayanganku itu mempunyai masa depan yang cerah, tidak seperti aku."
"Ibu tidak usah memikirkan biaya, karena di sini cukup untuk membiayai kebutuhan Ibu maupun sekolah Yeri nanti." Yoona memeluk Irene erat sambil menangis.
"Kamu memang putri Ibu yang paling baik. Maafkan Ibu masih belum bisa membahagiakan mu, bahkan kamu harus bekerja untuk keluarga kita." Irene mengusap punggung Ibunya pelan.
"Tidak Bu, itu sudah menjadi kewajiban Irene." Irene melerai pelukannya dan tersenyum.
"Tapi kenapa kamu melakukan ini sayang? seakan-akan kamu pergi jauh..." Irene hanya tersenyum tipis tanpa menjawab pertanyaan dari sang Ibu.
"Sekarang Ibu tidur ya? Selamat malam, Bu."
Setelah keluar dari kamar sang Ibu, Irene berlari ke kamarnya dan menangis di balik pintu.
"Hiks maafkan Irene Bu karena berbohong.... Maaf hiks...."
***
Kebetulan hari ini hari minggu, Yeri libur sekolah. Mereka berdua membantu Yoona memasak di dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You ✓
Fantastik(completed) Pada hari itu, setelah terjadi peristiwa yang hampir menewaskan dirinya. Irene harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kelebihan bisa melihat sisa waktunya hidup di dunia. Setiap bangun dari tidurnya, Irene selalu diland...