37. Last Day

1.9K 244 35
                                    

Irene menjalani hari-harinya seperti biasa, kini ia sibuk membuat buket bunga untuk pesanan. Semenjak kepergian Taehyung, entah kenapa wanita itu sedikit tak bersemangat. Sepertinya Taehyung benar-benar sibuk, semalam Irene mencoba menelfon namun tak kunjung mendapat jawaban. Terhitung hampir empat minggu Taehyung meninggalkannya, pria itu masih belum juga kembali menunjukkan batang hidungnya.

Sepertinya Irene melupakan sesuatu yang lebih penting. Jamnya, benar besok adalah hari terakhir baginya. Irene tidak bisa melihat semua orang terdekatnya merasa sedih.

"Hoekkk......" tiba-tiba perut Irene terasa mual, kepalanya sedikit pusing.

"Hoekkk....." sedikit berlari Irene masuk ke dalam kamar mandi berniat untuk mengeluarkan sesuatu yang mengganjal di perutnya, namun hanya cairan bening yang keluar. Irene mulai memikirkan yang tidak-tidak. Bagaimana jika dia—dengan tergesa-gesa Irene mengambil testpack dari dalam laci, tubuhnya bergetar karena gugup. Tapi mau tidak mau ia harus melakukannya.

Keluar dari kamar mandi, Irene menjatuhkan testpack nya. Ia menggeleng sambil menangis.

"Tidak mungkin, TIDAK HIKS." tubuhnya merosot ke bawah saat melihat dua garis merah yang terpampang nyata. Sejujurnya Irene sedikit bingung bagaimana bisa ia langsung hamil, sedetik kemudian ia teringat sesuatu mungkin kemarin adalah masa suburnya, sehingga benih Taehyung tumbuh dengan cepat.

Irene masih menangis histeris, cobaan apalagi ini. Bagaimana mungkin Irene tega membunuh calon bayinya, namun tetap saja besok ia akan tiada bersama dengan calon bayinya yang bahkan baru tumbuh di dalam rahimnya. Dia menarik rambutnya frustasi, kenapa semakin banyak rintangan yang harus dihadapi menjelang kematiannya.

"Hiks aku tidak sanggup lagi hiks." karena lelah menangis Irene tidak sadar jika ia tertidur meringkuk di atas lantai yang dingin.

***

Malam harinya Taehyung uring-uringan di kantor, sebenarnya hari ini ia akan pergi ke Busan menemui Irene, namun harus batal karena ada meeting mendadak dengan klien besar. Situasi macam apa ini.

"Irene..." Taehyung menggumamkan nama kekasihnya sambil melamun hingga tidak sadar jika lengannya menyenggol salah satu bingkai foto hingga benda itu terjatuh.

Prang

Taehyung tersadar dari lamunannya, ia memungut foto yang ada di dalamnya, foto Bae Irene.

"Astaga firasat apa ini?" Taehyung mengecek ponselnya yang sedari tadi ia matikan barang kali kekasihnya itu menelfon, dan benar saja ada puluhan panggilan tak terjawab dari Irene, pria itu mencoba menghubungi balik tapi nihil wanita itu juga tidak menjawab barang satupun panggilan darinya. Taehyung semakin kalut, hatinya gelisah.

Entah kenapa tiba-tiba Taehyung terpikirkan tentang sisa waktu Irene, lelaki itu mengingat-ingat terakhir kali mereka bertemu, sisa waktu Irene satu bulan lagi dan sekarang sudah hampir empat minggu ia tinggalkan jadi sisa waktu Irene tinggal satu hari besok? Tidak, Taehyung tidak bisa membiarkan ini terjadi. Dengan cepat ia menyambar kunci mobilnya, di tengah malam ia pergi ke Busan. Tidak peduli dengan tubuhnya yang ingin istirahat, pikirannya telah di penuhi oleh Irene.

Ternyata mengendara di malam hari bukanlah solusi, nyata Taehyung tidak bisa menghindarkan rasa kantuk yang menyerangnya. Dengan sisa energi yang ada ia mencoba untuk terus fokus menyetir. Takdir berkata lain, beberapa jam saat ia baru saja tiba di Busan sebuah mobil melesat dari arah kiri Taehyung menghantam keras mobil pria itu hingga terseret beberapa meter.

Taehyung yang tak berdaya hanya pasrah saat banyak orang yang mengerumuninya.

***

Pagi hari tiba, Irene bangun masih dengan posisinya ia merasakan ototnya yang kaku akibat terlalu lama tidur di atas lantai. Wanita itu mengusap perutnya yang masih rata.

"Pagi sayang, maafkan Ibu ya. Karena tidak membiarkanmu melihat dunia." air mata Irene mengalir seiring dengan usapan pada perutnya.

"Tapi kamu harus tahu Ibu dan Ayah mencintaimu sayang." Irene melirik ke arah jamnya.

10 jam 15 menit

Sekarang pukul tujuh pagi, artinya pukul lima sore nanti waktunya telah tiba. Irene berdiri lalu duduk di kursi sambil menenangkan diri. Taehyung, pria yang ia tunggu kehadirannya sejak kemarin ternyata tidak datang. Padahal ia janji hanya sebentar, tapi ini sudah memasuki minggu ke empat pria itu belum ada tanda-tanda datang untuk menemuinya. Irene merasa sakit hati, disaat seperti ini pria yang ia cintai justru meninggalkannya. Tapi dia lebih tidak tega lagi jika Taehyung melihat dirinya menghembuskan nafas terakhirnya.

Irene melanjutkan pekerjaannya membuat buket bunga untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Berjam-jam Irene gunakan untuk merangkai bunga demi bunga menjadi sebuah buket yang indah. Sudah pukul empat sore. Irene memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar toko, sebenarnya ia juga tidak tahu dengan cara apa dia akan menjemput ajalnya satu jam lagi.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya Irene berhenti di sebuah jembatan yang di bawahnya mengalir air sungai, sepertinya sungai itu dalam.

5 menit 30 detik

Irene tersenyum miris, "Jadi begini akhir dari cerita ku, menyedihkan." wanita itu masih memandang jernihnya air sungai di bawah sana. Bahkan kini nafasnya mulai memburu.

2 menit 15 detik

Irene melirik ke kanan dan kiri, untung jarang ada yang melewati jembatan ini, kalaupun ada hanya satu dua saja. Wanita itu nekat menerobos pembatas jembatan lalu memejamkan matanya sambil merentangkan kedua tangannya.

"Selamat tinggal dunia." ucapnya lirih, sebelum akhirnya ia menjatuhkan diri ke dalam sungai.

Byur

________________

TBC

Belum end kok masih ada lagi, tenang.

Btw kalian jaga kesehatan ya, dan gausa panik tetep tenang. Jangan mudah percaya sama berita yang masih simpang-siur.

Stay safe and be healthy semua:)

Beside You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang