03. Bertemu

2.8K 412 7
                                    

Irene mengerjapkan matanya perlahan, meregangkan kedua tangan sambil menguap. Kemudian Irene melihat jam di tangan kirinya.

"175 hari."

"Ayo Irene semangat. Hari ini aku tidak akan menyerah."

"Fighting!!!" Irene terus berucap untuk menyemangati diri sendiri, tidak mau terlarut dalam kesedihan. Dia harus bangkit demi keluarganya.

Dengan segera Irene mandi dan memakai bedak tidak lupa dengan gincu yang selalu dibawanya.

"Selesai."

Irene berjalan menuju halte dengan penuh semangat, untung saja masih ada sisa uang dalam tabungannya, jadi ia tidak perlu jalan kaki.

Tak lama kemudian bus datang, Irene langsung naik ke dalam. Karena bus penuh, mau tidak mau Irene harus berdiri berdesakan. Sebelumnya Irene sudah mencari informasi tentang perusahaan yang memerlukan karyawan baru. Ternyata ada dua perusahaan yang membutuhkan seorang sekertaris yaitu Park Corp dan Kim Corp. Pertama-tama Irene akan melamar kerja di Park Corp dulu lalu Kim Corp.

Saat sampai di seberang gedung Park Corp, Irene dibuat takjub. Gedung itu begitu besar dengan gaya arsitektur yang unik. Dulu Irene pernah melamar di sini, tetapi sudah tidak ada lagi lowongan kerja yang tersisa. Dan kemarin perusahaan ini membutuhkan seorang sekertaris baru tentu Irene tidak akan melewatkan kesempatan emas ini.

Irene hendak menyeberang tiba-tiba ada mobil yang berjalan ke arahnya.

Citt

Brak

"Aw shhh." Irene jatuh terduduk di depan mobil. Untung saja mobil tidak terlalu cepat dan pengemudinya sempat mengerem yang menimbulkan suara decitan dari ban mobil.

Siku dan lutut Irene berdarah. Pengemudi mobil itu keluar untuk melihat Irene.

"Apa kau terluka Nona? maafkan aku karena terburu-buru." Irene dapat mendengar suara husky dari pria yang ada di hadapannya, baru saja dia akan melihat wajah pria itu. Namun Irene tidak sengaja melihat jamnya, dan anehnya jam itu berhenti.

"Nona?"

Irene masih terdiam di tempat. Air matanya perlahan turun, dengan segera Irene menghadap pria itu. Tatapan mereka bertemu, mereka sama-sama terpaku beberapa detik. Tunggu, kenapa Irene tidak melihat jam kehidupan pria itu.

"Oh, kenapa kau menangis? apa ada yang sakit?"

Dengan gerakan pelan Irene menggeleng. Pria itu membantunya berdiri.

"Lutut dan sikumu berdarah, ayo ku antar ke rumah sakit."

Pemuda itu menarik pergelangan Irene dengan lembut agar masuk ke dalam mobilnya. Sementara Irene masih tidak menyangka, bagaimana bisa jamnya tiba-tiba berhenti. Dan bagaimana bisa ia tidak dapat melihat sisa waktu pria itu, disaat semua orang dapat Irene lihat dengan mudah. Berbeda lagi dengan pemuda yang sedang menyetir di sampingnya ini.

Di tengah perjalanan pemuda itu bertanya.

"Ekhem, boleh aku tahu siapa namamu?" karena tak kunjung mendapat jawaban, pria itu melirik Irene sekilas. Gadis itu hanya menatap tangan kirinya sambil melamun.

"Maaf jika aku lan-"

"Bae Irene."

"Huh?"

"Bae Irene, namaku Bae Irene."

"Ah... aku Kim Taehyung, dan maaf atas kejadian tadi aku sedang terburu-buru." Taehyung sempat menelfon Jimin tadi agar menggantikannya rapat pagi ini, tidak mungkin Taehyung meninggalkan gadis ini di tengah jalan.

"Ini juga salahku yang tidak berhati-hati." ucap Irene.

"Sudah sampai, ayo ku antar ke dalam." Taehyung membantu Irene berjalan memasuki rumah sakit.

Luka Irene sedang ditangani oleh Dokter, Taehyung hanya menunggu di luar.

drrt drrt

Ponsel Taehyung bergetar, buru-buru ia mengangkat panggilan itu, barangkali penting.

"Hallo, ada apa Jim?"

"Tae klien mu ingin berbicara langsung denganmu."

"Apa?"

"Cepatlah datang aku akan kirim alamatnya."

"Huh... baiklah." Taehyung menghela nafas sambil memasukkan ponselnya dalam saku jas.

Saat melihat Irene keluar dari ruangan dengan lutut dan siku yang dibalut perban, Taehyung segera menghampirinya.

"Irene-ssi aku harus segera pergi, ada klien yang ingin bertemu denganku. Apa kau tidak apa pulang sendiri?" Irene mengangguk.

"Ini pakailah untuk naik taxi." Taehyung menyerahkan sejumlah uang.

"Tidak perlu Taehyung-ssi." tolak Irene lembut.

"Baiklah, aku pergi dulu. Sekali maaf." Taehyung membungkuk kemudian pergi dari hadapan Irene.

Bertepatan dengan kepergian Taehyung, Irene melihat tangan kirinya. Jamnya kembali berjalan. Irene bingung ada apa sebenarnya, siapa pria itu. Kenapa jam nya berhenti dan kenapa ia tidak bisa melihat jam kehidupan Taehyung.

"Jika hanya di dekatnya jamku bisa berhenti. Apa aku harus selalu mengikutinya?" gumam Irene sambil berfikir.

"Baiklah, setidaknya sampai aku mengumpulkan banyak uang untuk masa depan Ibu dan Yeri."

Dengan kaki yang sedikit sakit, Irene berjalan mengejar Taehyung, tentu saja tanpa sepengetahuan pemuda itu. Irene melihat Taehyung masuk ke dalam mobilnya, tak lama kemudian mobil itu keluar dari parkiran rumah sakit. Gadis itu buru-buru menghentikan taxi yang kebetulan lewat.

"Pak tolong ikuti mobil di depan itu Pak."

"Baik."

Taxi itu dengan gesit mengikuti kemanapun mobil Taehyung pergi. Sampai pada sebuah restoran mewah, mobil Taehyung akhirnya berhenti.

"Pak berhenti, sampai sini saja. Ini Pak uangnya."

"Terimakasih."

Irene segera keluar dari taxi dan mengikuti Taehyung. Sepertinya Taehyung ada pertemuan dengan klien seperti katanya tadi. Irene mendudukkan diri di meja di belakang Taehyung. Dia melirik jamnya, dan benar saja jamnya berhenti lagi.

"Permisi apa anda ingin memesan sesuatu." Irene mengedipkan matanya berkali-kali kemudian melirik buku menu yang ada di atas meja. Melihatnya saja membuat Irene menelan ludah. Makanannya sangat mahal.

"Em sebenarnya saya menunggu pacar saya, tapi dia belum datang. Jadi saya pesan nanti saja hehe..." ucap Irene sambil tersenyum paksa.

"Oh baiklah." waiter itu pergi dan Irene menghela nafas lega.

Irene mengalihkan pandangannya ke arah Taehyung yang sedang berbicara dengan kliennya. Jika dilihat-lihat Taehyung memiliki wajah yang tampan, bahkan sangat tampan.

Tiba-tiba Taehyung berdiri dan bersalaman dengan kliennya.

"Senang bekerja sama dengan anda." samar-samar Irene mendengar percakapan mereka. Tepat setelah itu Taehyung berjalan keluar restoran, yang dimana Taehyung harus melewatinya.

Mampus mati aku, bagaimana jika dia melihatku.

Irene mengambil buku menu dan menyembunyikan kepalanya di belakangnya. Gadis itu menghela nafas lega, untung Taehyung tidak mengetahui keberadaannya.

Selama seharian itu Irene mengikuti Taehyung kemanapun dia pergi, sampai-sampai melupakan tujuan awalnya yang ingin mencari pekerjaan.




__________________

TBC

Jangan lupa vomment
Gomawo...

Beside You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang