Kaget ya? Iyakan pasti! Maksa banget wkwk. Aku bawa chapter spesial pake telor, eh ga deng wkwk udahlah gausa lama-lama langsung baca aja...
Happy reading!!
***
Sekitar satu minggu berada di rumah sakit, akhirnya Irene di perbolehkan untuk pulang. Ia menggendong putri bungsunya, sedangkan Taehyun tentu saja di gendong oleh Ayahnya. Bocah kecil itu tidak ingin berjalan sendiri, ingin melihat adek bayi katanya. Akhirnya Taehyung menggendongnya, di tambah berat badan putranya kini semakin bertambah membuat tangannya sedikit pegal.
Taehyung membukakan pintu depan untuk Irene, kemudian ia membuka pintu belakang untuk Taehyun yang sepertinya sudah mengantuk karena dari tadi menguap.
Pria dua anak itu langsung menancapkan gasnya menuju rumah mereka. Omong-omong Yoona dan Yeri sudah kembali lagi ke Daegu karena sekarang ibunya membuka toko baju. Kapan-kapan Irene ingin pergi ke sana. Orang tua Taehyung juga tidak mengantar mereka pulang karena sama-sama memiliki kesibukan.
Di tengah perjalanan ponsel Taehyung berbunyi. Saat Irene akan mengambilnya, namun Taehyung lebih cepat. Ia segera mematikan ponselnya membuat Irene mengerutkan dahi.
"Kenapa tidak di angkat?"
"Ah a-aku sedang menyetir sayang, kita membawa Taerin dan aku tidak ingin terjadi sesuatu jika aku nekat mengangkat telfonnya." benar juga, Irene menggeleng mencoba menyingkirkan segala pikiran buruknya.
"Baiklah aku percaya." Taehyung melirik Irene yang sedang mengusap-usap pipi Taerin. Kemudian ia kembali fokus mengemudi.
Sesampainya di rumah, Taehyung menggendong putranya yang tertidur pulas sambil menenteng sebuah tas berisi beberapa pakaian Irene saat di rumah sakit. Ia mengikuti langkah istrinya dari belakang.
"Tae aku akan menaruh Taerin di kamar setelah itu aku akan memasak untuk mu." Taehyung tersenyum lalu mengangguk. Ia segera ke kamar Taehyun untuk menidurkan putranya. Lantas ke bawah untuk menemani sang istri yang kini tengah memasak.
Taehyung bergerak untuk memeluk Irene dari belakang. Ia menghirup dalam aroma tubuh istrinya.
"Tae jangan menggangguku." bukan Taehyung namanya jika tidak bandel. Suaminya itu semakin mempererat pelukannya.
"Kim Taehyung!" Irene menggeram saat merasakan Taehyung malah mengecupi lehernya.
"Aku rindu tidak menyentuh mu selama seminggu, jadi mengertilah." ucap Taehyung melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda. Irene mendengus kesal membiarkan suaminya berlaku sesuka hatinya.
"Akh Tae!" Irene berteriak ketika Taehyung dengan tiba-tiba menggigit lehernya.
"Jangan keras-keras sayang nanti mereka berdua bangun."
"Sudah tau punya dua anak, tapi kelakuan seperti remaja." Taehyung mendecak tidak suka.
"Biar saja! Aku ingin menambah lagi. Asal kau tahu saja remaja yang kamu maksud itu sudah berhasil membuahkan dua malaikat yang sangat lucu." Irene berbalik dan mendorong bahu Taehyung agar duduk di meja makan.
"Nah, kamu duduk saja di sini oke. Dan lihatlah wanita cantik sedang memasak." Taehyung hanya menurut, ia menyangga kepala dengan salah satu tangannya di atas meja memandang sang istri yang tengah memasak.
Ponsel di sakunya berbunyi, Taehyung melihat nama penelpon. Seketika ia menjadi gugup, lelaki itu melirik ke arah Irene yang kini menatapnya. Mati kau Kim Taehyung!
"Ada apa sayang? Siapa yang menelfon?" Taehyung kembali memutuskan panggilan sepihak.
"Nomor asing aku tidak tahu." jawabnya sambil mengendikkan bahu. Tapi tak berlangsung lama ponsel Taehyung kembali berdering. Membuat Irene kesal setengah mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You ✓
Fantasía(completed) Pada hari itu, setelah terjadi peristiwa yang hampir menewaskan dirinya. Irene harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kelebihan bisa melihat sisa waktunya hidup di dunia. Setiap bangun dari tidurnya, Irene selalu diland...