02. Terkejut

3.1K 416 3
                                    

Perlahan matanya terbuka, Irene melirik sekelilingnya ternyata ia terdampar di tepi pantai, tunggu berarti ia masih hidup, tapi kenapa sepi sekali.

"Irene."

"Nenek?" kenapa ada Neneknya yang telah tiada lima tahun yang lalu. Apa ini artinya ia telah mati.

"Irene jika kamu sudah bangun jangan terkejut ya sayang."

"Apa maksud Nenek?"

"Seorang pria akan menyelamatkan hidupmu nanti." tepat setelah berucap, sang Nenek tiba-tiba menghilang.

"Nek... Nenek...."

"Nenek!!" Irene terbangun dengan nafas terengah-engah.

"Hah... Ternyata cuma mimpi." Irene melihat sekelilingnya lagi dan tempatnya sama seperti yang ada di mimpinya. Di tepi pantai.

"Apa maksud perkataan Nenek." ucapnya lirih. Irene mengusap dahinya yang sedikit kotor terkena pasir. Namun saat Irene mengangkat tangan kirinya ia terkejut saat melihat jam aneh yang ada di sekitar pergelangan tangannya.

*anggap aja kyk gitu, waktunya aku buat beda ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*anggap aja kyk gitu, waktunya aku buat beda ya.

"176 hari 10 jam 40 menit 32 detik." Irene melihat waktu yang terus berjalan di tangan kirinya.

"Waktu apa ini, kenapa semakin berkurang."

Irene mencoba untuk berdiri, sepertinya ini masih di Seoul. Irene dapat melihat gedung-gedung pencakar langit, sebaiknya Irene kembali ke rumah kontrakannya.

Dengan perlahan Irene mulai berjalan, bajunya kusut dan kotor, rambutnya juga acak-acakan. Saat sampai di pinggir jalan ternyata ada kecelakaan. Samar-samar Irene melihat sebuah jam aneh seperti miliknya di leher pria yang tak sadarkan diri dalam pangkuan seorang wanita yang menangis.

"10 detik?" Irene terus memperhatikan setiap detik yang tersisa, dan tepat ketika jam itu habis. Wanita yang memangku pria itu berteriak sambil menangis sesegukan. Dalam hati Irene bertanya-tanya, apakah pria itu telah tiada. Jika benar begitu, berarti jam yang ada di pergelangan tangannya ini adalah sisa waktunya hidup di dunia. Apa ini semacam jam kehidupan.

Irene melihat waktunya, air matanya menetes. Jadi dia hanya punya waktu 176 hari hidup di dunia. Irene mengusap air matanya dan kembali berjalan. Jadi aku akan mati secepat itu? tanyanya dalam hati.

Setiap Irene berjalan melewati orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya. Irene dapat melihat semua jam di leher ataupun pipi mereka.

Melihat sisa waktu mereka yang lebih banyak membuat Irene meringis dalam hati. Bagaimana dengan keluarganya nanti, jika ia tiada siapa yang akan mencari uang. Yeri masih sekolah SMA, Irene tidak ingin adiknya putus sekolah.

Ngomong-ngomong soal keluarga, Irene jadi ingat ia belum menghubungi keluarganya. Mereka pasti cemas sekarang. Buru-buru Irene mencari telefon umum, untung saja ada telefon umum di sekitar sini. Tanpa menunggu lebih lama, Irene segera memasukkan koin yang ada dalam sakunya dan mengetik nomor telepon rumahnya.

"Hallo."

"Hallo, Ibu."

"Omo, Irene. Itukah kau nak."

Dapat Irene dengar jika Ibunya menangis di seberang sana.

"Iya Bu, ini Irene."

"Syukurlah kau baik-baik saja. Kapan kau pulang sayang."

"Sepertinya Irene tidak jadi pulang Bu, Irene telah mendapat pekerjaan di sini." Irene terpakasa berbohong. Ia harus bekerja dan mulai menabung untuk Ibunya dan Yeri di masa depan saat Irene telah tiada.

"Benarkah?"

"Hmm, gajinya lumayan Bu."

"Baiklah, kau tahu Ibu rasanya ingin mati saat mendengar berita kapal yang kau tumpangi tenggelam. Dan sekarang Ibu lega karena mendengar suaramu."

"Aku baik-baik saja Bu, Tuhan masih memberiku kesempatan hidup." 176 hari kedepan, lanjutnya dalam hati.

"Jaga diri mu baik-baik."

"Iya Ibu juga, oh iya Irene titip salam buat Yeri Bu."

"Nanti akan Ibu sampaikan, sekarang dia masih sekolah."

"Baiklah aku tutup telfonnya, aku sayang Ibu."

"Ibu juga sayang kamu."

Tut.

Irene kembali melangkah menuju kontrakannya, jika naik kendaraan umum pun Irene tidak punya uang. Jadi mau tidak mau ia harus berjalan kaki. Banyak orang yang memandangnya aneh karena penampilannya yang tidak karuan. Tapi Irene tidak peduli, yang terpenting adalah Irene bisa sampai di rumah kontrakan lalu beristirahat dan mulai mencari pekerjaan lagi besok.

Setelah lama berjalan akhirnya ia sampai di rumah kontrakannya, Irene membuka pintu kemudian menguncinya dan bergegas membersihkan diri.

Sekitar tiga puluh menit Irene keluar dari kamar mandi dengan wajah yang lebih segar. Irene memegang perutnya sambil berjalan kedapur berharap masih ada makanan yang bisa ia makan, dan yang dia temukan hanyalah dua bungkus ramen.

"Ramen... tidak terlalu buruk." dengan gesit Irene memasak ramen itu kemudian menyantapnya dengan lahap.

"Hah.... Setidaknya perutku terisi." selesai makan, Irene memutuskan untuk tidur.

****

Kim Taehyung, ahli waris Kim Corp salah satu perusahaan terkenal di Seoul tengah menikmati segelas wine bersama sahabatnya Park Jimin di apartemen mewah miliknya.

"Ku dengar Yun Seong telah tiada, apa benar Tae?"

"Iya Jim, dia ada di dalam kapal itu."

"Kasihan sekali padahal usianya masih muda."

"Hm kau benar." ucap Taehyung sambil menuangkan wine ke dalam gelasnya.

"Lantas siapa yang akan menjadi sekertaris baru mu?"

"Entahlah Jim, aku tidak tahu." obrolan itu terus berlanjut hingga keduanya memutuskan untuk tidur.

____________

TBC

Dari sini ada yang belum paham?

Btw siapa yang lagi mudik nih??

Beside You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang