Setelah acara makan bersama yang tak terduga tadi, Taehyung mengantarkan Irene pulang. Perjalanan mereka hanya dihiasi dengan suara musik yang Taehyung putar dari radio.
Tiga puluh menit dalam perjalanan, mereka tiba di depan rumah kontrakan Irene. Rumah yang terkesan sederhana.
"Apa kau tinggal sendirian?" tanya Taehyung, mereka masih berada di dalam mobil.
"Iya, orang tua ku tinggal di Daegu."
"Oh benarkah, nenek ku juga tinggal di Daegu." Irene hanya ber-oh ria.
"Terimakasih telah mengantarku Taehyung-ssi." ucap Irene.
"Sama-sama."
Irene keluar dari dalam mobil, setelah Taehyung membunyikan klakson, mobil itu melaju menjauhi tempat dimana ia berdiri. Seiring dengan kepergian mobil itu, Irene melihat jam kehidupannya yang kembali berjalan. Ia menghela nafas pelan lalu memasuki rumah dengan lesu.
****
Keesokan harinya, Irene harus bangun pagi-pagi karena akan ada rapat pagi ini. Setelah bersiap dan berdandan, gadis itu menghentikan taxi yang kebetulan lewat di depan rumah. Daripada menunggu bus, ia akan memakan banyak waktu. Oleh karena itu Irene memilih naik taxi saja. Untuk uang, kemarin Irene terpaksa menjual kalung miliknya yang ia beli bersama Yeri tahun lalu.
Setelah dua puluh menit Irene sampai di kantor Taehyung, dengan cepat ia berlari ke ruangan laki-laki yang telah menjadi bosnya dua hari yang lalu.
Sebelum membuka pintu Irene mengetuknya, kemudian terdengar suara Taehyung dari dalam yang menyuruhnya masuk. Irene masuk ke dalam ruangan dengan membawa berkas yang Taehyung perlukan untuk rapat yang di adakan setengah jam lagi.
"Ini, Pak." ucapnya sambil memberikan berkas yang sudah ia siapkan dari rumah.
"Baiklah, kita ke ruang rapat sekarang." Irene mengangguk lalu berjalan mengikuti Taehyung dari belakang.
Rapat telah selesai, seperti biasa Irene merapikan semua berkas. Taehyung sudah keluar terlebih dahulu. Setelah semua tertata rapi, Irene pergi ke dapur kantor untuk membuatkan Taehyung kopi. Karena tadi pagi ia tidak sempat membuatkannya karena rapat itu.
Irene berjalan ke ruangan Taehyung dengan secangkir kopi. Kali ini Irene tidak mengetuk pintu dan langsung masuk.
Prang
Karena terkejut bahkan Irene sampai menjatuhkan secangkir kopi itu ke lantai. Bagaimana Irene tidak kaget jika ia melihat Jisoo duduk di pangkuan Taehyung sambil bergelayut manja di lehernya. Sedangkan Taehyung hanya menampilkan wajah datarnya.
Kedua orang itu langsung melihat ke arah Irene, Taehyung dengan cepat mendorong tubuh Jisoo.
"Maaf, aku akan bersihkan ini." Irene mulai mengambil satu persatu pecahan gelas kaca yang masih panas itu. Beberapa kali Irene meringis karena terlalu panas. Sampai-sampai jarinya pun terkena pecahan kaca.
"Ashh..." Irene merintih pelan.
"Kau itu kalau mau masuk ketuk pintunya dulu, dasar tidak sopan." ucap Jisoo sinis.
"Maafkan aku, lain kali aku akan mengetuk pintu." Irene memasukkan pecahan-pecahan itu ke dalam sampah. Setelah itu ia pamit untuk keluar.
"Permisi." sekilas dapat Taehyung lihat jika jari Irene berdarah, saat dia ingin menyusul, Jisoo menahan lengannya.
"Lepaskan aku."
"Aku mau di sini bersama mu Oppa." Taehyung melepas tangan Jisoo dengan kasar lalu pergi.
"Oppa jangan tinggalkan aku." Jisoo mengikuti langkah Taehyung.
Di dalam ruang kerjanya Irene berusaha mengobati jari telunjuknya yang sebelah kanan. Meskipun sedikit sulit karena dia menggunakan tangan kiri untuk mengobatinya.
"Ck, kopi buatan ku terbuang sia-sia." gerutunya sambil mencoba mengobati jarinya dengan obat merah.
"Eh." entah darimana, tiba-tiba Taehyung datang dan mengambil obat yang ada di tangan Irene. Taehyung mengambil alih untuk mengobati jari Irene, sesekali dia meniupnya. Sejenak Irene terpaku dengan wajah Taehyung, jika di lihat dari dekat, lelaki ini semakin tampan. Dan yang terakhir Taehyung memasangkan perban kecil di jari Irene karena luka yang Irene dapat lumayan dalam.
"Lain kali hati-hati." ucap Taehyung sekaligus membuyarkan lamunan Irene.
"Terimaka-"
"Yak Oppa apa yang kau lakukan di sini." Jisoo datang dan langsung menarik lengan Taehyung untuk keluar.
"Kau ini apa-apaan." Taehyung selepas tangan Jisoo.
"Oppa~" ucap Jisoo manja.
"Sudahlah, sekarang kau pergi lah dari kantor ku."
"Tap-"
"Cepat, sebelum aku memanggil security untuk menyeretmu." ucap Taehyung dengan suara yang lebih keras.
"Ck, baiklah." Jisoo pergi dengan kesal sambil menghentakkan kakinya.
"Taehyung-ssi, aku akan membuatkan kopi lagi untuk mu." saat Irene ingin pergi Taehyung menghentikannya.
"Tidak perlu."
"Tidak apa-apa, lagi pula aku masih bisa menggunakan ke empat jariku."
"Yasudah terserah kau saja." kemudian Taehyung pergi ke ruangannya. Sementara itu Irene kembali membuat kopi untuk Taehyung.
Setelah membuat secangkir kopi, Irene kembali ke ruangan Taehyung. Irene mengetuk pintunya, ia tidak mau kejadian seperti tadi terulang kembali. Taehyung mempersilahkan masuk, dengan begitu Irene segera membuka pintu dan meletakkan secangkir kopi itu di meja Taehyung.
"Terimakasih." ucapnya, Irene hanya mengangguk.
"Apa ada rapat lain hari ini?" tanya Taehyung.
"Tidak ada Pak, tapi lusa ada pertemuan dengan klien di luar kota." jelasnya.
"Baiklah."
"Kalau begitu aku akan kembali ke ruangan." ucap Irene yang diangguki oleh Taehyung. Saat Irene akan pergi, Taehyung memanggilnya.
"Irene-ssi."
Irene mengentikan langkahnya dan berbalik. "Ya?"
"Kejadian tadi bukan seperti yang kau lihat... maksud ku, gadis itu sangat terobsesi padaku, jadi dia melakukan itu." Taehyung berhenti sejenak sebelum kembali berkata. "Dan satu lagi, jangan menganggap ku sebagai lelaki mesum, karena itu tidak benar, apa kau mengerti?" tanya Taehyung. Irene hanya mengangguk.
"Kau boleh kembali ke ruanganmu."
"Baiklah, permisi." kemudian Irene pergi dari ruangan Taehyung. Sambil berjalan menuju ruang kerjanya, Irene bergumam lirih.
"Untuk apa dia menjelaskannya padaku? memang aku siapanya, dasar laki-laki aneh."
Sementara itu, setelah pintu ruangannya tertutup. Taehyung menyandarkan punggungnya sambil menghela nafas.
Apa yang kau bicarakan Taehyung, gadis itu pasti kebingungan sekarang. Dasar Taehyung bodoh.
Taehyung berucap dalam hati sambil memukul kepalanya pelan.
___________
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You ✓
Fantasy(completed) Pada hari itu, setelah terjadi peristiwa yang hampir menewaskan dirinya. Irene harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kelebihan bisa melihat sisa waktunya hidup di dunia. Setiap bangun dari tidurnya, Irene selalu diland...