10. Busan

2.2K 358 13
                                    

Hari ini Irene ikut bersama Taehyung ke Busan karena ada pertemuan dengan klien sekaligus untuk melihat proyek baru perusahaan Taehyung. Awalnya bukan dia melainkan Yubin yang menemani lelaki itu, namun tiba-tiba Ibu Yubin masuk rumah sakit, jadi ia tidak bisa ikut ke Busan menemani Taehyung, dan jadilah Irene yang menemaninya, hanya berdua.

Kini mereka dalam perjalanan entah kemana, Taehyung sendiri tidak mengatakan apapun.

"Taehyung-ssi kita akan ke mana?" tanya Irene pelan.

"Pelabuhan." mendengar kata pelabuhan membuat Irene takut, takut akan kejadian beberapa hari yang lalu. Ia masih trauma untuk naik kapal, dan sekarang lelaki ini malah mengajaknya ke Busan dengan naik kapal. Wajah Irene berubah menjadi pucat, dahinya berkeringat.

"Bu-bukankah itu memakan waktu yang lama." ucap Irene gugup.

Taehyung meliriknya sekilas sambil menahan tawa melihat ekspresi Irene. Kerutan di dahi perempuan itu semakin jelas, wajahnya menyiratkan kecemasan. Karena tidak bisa menahan tawanya, akhirnya Taehyung tertawa terbahak-bahak. Sementara Irene semakin bingung.

"Kenapa kau tertawa?" tanyanya bingung.

"Lihatlah wajahmu itu..... hahaha....."

"Kenapa?" Irene sedikit mengusap dahinya yang berkeringat.

"Apa kau takut naik kapal?" Taehyung bertanya.

"Ti-tidak." jawabnya ragu. Taehyung berhenti tertawa.

"Lalu kenapa kau gugup." Taehyung berhenti sejenak sebelum kembali berkata. "Tenang saja kita tidak akan naik kapal, melainkan kereta." mendengar ucapan Taehyung, tanpa sadar Irene menghela nafas lega.

"Kenapa wajahmu jadi pucat saat aku bilang ingin naik kapal?" ucapnya tanpa menolehkan pandangan pada Irene.

"Huh, ti-tidak... aku baik-baik saja."

"Benarkah?"

"Iya." jawab Irene sambil mengangguk.

Sesampainya di stasiun, Taehyung memerintah bawahannya untuk membawa mobilnya, sementara dia dan Irene akan naik kereta.

"Ayo." ajak Taehyung.

"Iya." Irene berjalan mengikuti Taehyung dari belakang, perempuan itu sedikit tidak percaya. Seorang Taehyung naik kereta biasa berbaur dengan banyak orang. Irene pikir Taehyung akan membeli tiket kereta yang lebih mahal, tapi ternyata tidak. Dibalik sifatnya yang menyebalkan, Taehyung adalah laki-laki rendah hati, Irene sedikit kagum melihat sifat Taehyung.

Di dalam kereta Taehyung duduk bersebelahan dengan Irene. Kebetulan di hadapan mereka ada seorang Kakek dan Nenek yang sepertinya sepasang suami istri. Irene meliriknya sekilas. Kemudian pandangannya berubah menjadi sendu.

10 hari 20 jam

1 tahun 3 hari

Irene melihat waktu sepasang suami istri itu, dimana pria paruh baya itu memiliki waktu lebih sedikit daripada istrinya.

Irene mengalihkan pandangannya ke luar jendela, sedang Taehyung sibuk memainkan ponselnya.

"Apa kalian pengantin baru?" pertanyaan yang keluar dari mulut Nenek itu spontan membuat Irene dan Taehyung menoleh sekaligus membulatkan matanya.

"Hah... ti–" belum selesai bicara, ucapan Taehyung sudah dipotong begitu saja.

"Omo! kalian benar-benar serasi. Yeobo lihatlah mereka tampan dan cantik, sama seperti kita dulu." ucap Nenek sambil tersenyum ke arah Taehyung dan Irene.

"Yah, kau benar." pria paruh baya dihadapan Taehyung itu menanggapi ucapan istrinya.

"Tap–" sekali lagi ucapan Taehyung terpotong.

"Oh apa kalian akan honeymoon di Busan? wahh... romantis sekali." mendengar itu membuat Irene dan Taehyung menjadi kikuk.

"Nek, kami bukan sepasang suami istri." Irene berkata dengan nada yang lembut dan sopan.

"Benarkah? jadi kalian sepasang kekasih yang akan menikah begitu?" Irene meneguk ludah susah payah, sulit sekali menjelaskan bahwa dia tidak ada hubungan apapun dengan lelaki di sampingnya ini. Sementara Taehyung tidak bisa menutupi keterkejutannya.

"Mwo! Nek, kami tidak memiliki hubungan apapun selain teman kerja." jelas Taehyung. Dapat ia lihat wajah kecewa dari wanita baya itu.

"Ah sayang sekali, tapi aku lihat sepertinya kalian akan selalu bersama di masa depan." Taehyung tertawa kecil menanggapi ucapan Nenek.

"Nek itu mustahil, aku dan perempuan aneh ini akan selalu bersama? tidak mungkin, hahaha......" Irene melihat Taehyung yang sedang tertawa dengan sinis, kemudian ia menginjak kaki Taehyung menggunakan high heels nya.

"Aww, yak kenapa kau menginjak kaki ku?!" Taehyung mengusap-usap kakinya yang berbalut sepatu, tapi tetap saja rasanya sakit.

"Nenek lihat kan dia itu menyebalkan, Nek." ucap Irene, Nenek itu tersenyum lebar.

"Kalian memang di takdir kan bersama, nak." ucapnya masih dengan senyum yang terpatri di wajahnya.

"Uhuk uhuk uhuk....." tiba-tiba sang Kakek batuk, membuat istrinya kawatir.

"Apa batukmu kambuh lagi? ini minumlah." ucap Nenek sambil menyodorkan botol minum kepada suaminya.

"Nek." panggil Irene, setelah menoleh Irene kembali berkata.

"Aku harap sepuluh hari ke depan tetaplah di sisinya." bukannya bingung, Nenek malah tersenyum kecil.

"Aku sudah tau, nak." kali ini Irene yang di buat terkejut.

"Apa, ja-jadi Nenek–"

"Tidak-tidak, hanya insting ku saja." setelah itu mereka diam sampai tiba di stasiun Busan. Mereka berdua membantu Kakek dan Nenek untuk turun dari kereta. Taehyung membawa barang bawaan dan Irene yang menuntun Kakek dan Nenek turun.

"Terimakasih, nak." ucap Nenek.

"Sama-sama, Nek." ucap Taehyung dan Irene bersamaan.

"Nak, tetaplah di sisinya. Maka gadis ini juga akan selamat." ujarnya pada Taehyung yang tampak kebingungan. Lelaki itu hanya tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali.

"Ayo, yeobo." setelah itu mereka pergi meninggalkan Taehyung serta Irene yang kebingungan.

"Taehyung-ssi." ucap Irene sekaligus membuyarkan lamunan Taehyung.

"Ya."

"Setelah ini kita kemana?"

"Ah itu kita tunggu mobil yang sudah aku sewa kemarin." Irene menggangguk mengerti. Tak lama kemudian datang mobil sewaan Taehyung.

"Itu mobilnya, ayo kita ke sana." Irene mengangguk, mereka pun berjalan menuju mobil itu.

Keheningan kembali menghiasi perjalanan mereka. Taehyung yang masih sibuk memikirkan ucapan Nenek tadi, sementara Irene hanya memandang kosong ke arah jalan, entah kemana pikirannya pergi.




______________

TBC

Menurut kalian enak alurnya slow kyk gini, atau aku cepetin aja langsung ke konflik.
Aku butuh pendapat gais, mohon untuk berkomentar karena itu ngebantu aku banget.

Karena kurasa cerita ku ini masih sangat banyak kekurangannya. Kritik dan saran sangat diperbolehkan.

Beside You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang