Pukul 12.30, Irene tersadar. Gadis itu menghadap ke arah samping saat merasakan hembusan nafas seseorang mengenai lehernya. Dia menemukan Taehyung yang tertidur pulas, bibirnya menggerucut lucu.
150 hari 25 jam 14 detik
Irene menghela nafas panjang sambil memejamkan matanya. Kemudian ia kembali memandangi wajah Taehyung yang tampan, mungkin 150 hari ke depan ia tidak bisa lagi memandangi wajah yang selalu menghiasi hari-harinya, juga sikap manja dan usilnya. Pasti Irene akan merindukan itu semua.
Gadis itu menitihkan air matanya, ia menangis tanpa suara sambil terus memandang Taehyung, tangannya terangkat untuk mengelus pipi Taehyung yang lembut, lalu beralih ke rambut Taehyung yang halus seperti bayi.
Irene tidak sadar jika air matanya menetes di atas telapak tangan Taehyung. Laki-laki itu merasakan sesuatu yang basah mengenai telapak tangannya, ia mengerjap pelan. Di hadapannya kini dapat ia lihat Irene yang sedang menangis tanpa suara dengan mata terpejam. Gadis itu masih belum menyadari jika Taehyung telah terbangun dari tidurnya, hingga detik berikutnya Irene merasakan seseorang tengah mengusap pipinya, menghilangkan jejak air matanya. Lantas Irene membuka matanya dan menatap obsidian gelap milik Taehyung dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ada apa? katakan padaku, Rene?" ucap Taehyung dengan suara paraunya.
"Aku takut...." bisik Irene. Taehyung segera memeluk Irene, membawa tubuh kecil itu ke dalam pelukannya.
"Apa yang kamu takutkan selama ada aku, hmm?"
"Kamu mencintaiku kan, Tae?" bukannya menjawab, Irene justru memberikan pertanyaan pada Taehyung.
"Apa kamu sedang meragukan cintaku?" tanya Taehyung tidak percaya. Sementara Irene hanya diam saja.
"Jika melompat dari gedung bisa membuatmu percaya, maka akan ku lakukan."
"Apa perlu aku menghamilimu sekarang juga agar kamu percaya padaku–"
"Ssttt!" Irene membungkam mulut Taehyung dengan jari telunjuknya.
"Cukup, aku percaya pada mu Tae." Irene memeluk Taehyung erat.
"Tae..." Taehyung berdeham menjawab Irene.
"Apa jika aku tidak ada, kamu akan tetap mencintaiku?" Taehyung sedikit menjauhkan tubuhnya dan menatap dalam mata Irene yang balik menatapnya sayu.
"Apa yang kamu kata–"
"Jangan banyak bertanya, cepat jawab Tae!" desak Irene. Taehyung menghela nafas sebentar sebelum berkata.
"Tentu aku akan tetap mencintaimu." jawab Taehyung dengan tegas, Irene menggeleng tidak setuju.
"Tidak Tae, jika aku sudah tidak ada nanti. Kamu harus mencari gadis yang lebih baik dariku." Taehyung kembali memeluk Irene, meletakkan dagunya di puncak kepala sang gadis.
"Kamu yang terbaik untukku. Cuma kamu, tidak ada Irene yang lain lagi." Irene tersenyum.
"Tapi Tae–"
"Sudah-sudah bicaramu semakin ngelantur saja. Sebaiknya kita tidur, lagipula ini masih pukul satu pagi." Taehyung menaikkan selimutnya untuk menghangatkan mereka berdua. Saat Taehyung telah menutup mata, Irene berbisik lirih.
"I love you so much, Tae." Setelah berkata Irene langsung menutup matanya dan terlelap. Tampaknya Irene tidak tahu jika sebenarnya Taehyung belum tidur, laki-laki itu mendengar jelas apa yang Irene katakan meski berbisik sekalipun.
Taehyung membuka matanya pelan.
"I love you a lot, Rene." ia mencium kening Irene pelan."Sampai kapan pun aku selalu mencintaimu dan tidak akan pernah berubah, walaupun kamu ingin aku mencari pengganti mu, aku tidak mau dan tidak akan pernah bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You ✓
Fantasy(completed) Pada hari itu, setelah terjadi peristiwa yang hampir menewaskan dirinya. Irene harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kelebihan bisa melihat sisa waktunya hidup di dunia. Setiap bangun dari tidurnya, Irene selalu diland...