Sudah tiga minggu Taehyung di rawat, sampai saat ini laki-laki itu masih betah menutup matanya, mungkin ia lebih suka berkeliaran di alam mimpinya ketimbang melihat keluarganya yang sangat khawatir akan keadaannya.
Setelah menjalani operasi, Taehyung masih belum sadar, kata dokter dia mengalami koma. Entah kapan ia sadar tidak ada yang tahu.
Setiap hari Taeyeon menunggu Taehyung agar segera sadar, duduk di sebelahnya sambil menggenggam tangan Taehyung yang tidak di infus. Sebagai seorang Ibu, pasti ingin melihat keadaan anaknya baik-baik saja. Seperti perilakunya beberapa minggu yang lalu kepada Irene, sungguh Taeyeon tidak bermaksud menampar gadis malang itu. Ia hanya kalut saat melihat keadaan Taehyung yang menyedihkan waktu itu, hingga tidak bisa berfikir jernih. Yerin juga telah menjelaskan semua kejadian yang Taehyung alami. Jika Taeyeon bertemu lagi dengan gadis itu ia berniat meminta maaf padanya.
Ceklek.
Taeyeon mendengar suara pintu terbuka, ia menoleh dan mendapati Yerin datang dengan membawa bubur dan buah-buahan. Gadis itu setiap hari datang untuk menemani Taeyeon menjaga Taehyung, namun saat malam ia akan pulang ke apartemen yang dia sewa di dekat rumah sakit.
"Selamat pagi Bibi, bagaimana kabar Taehyung?"
"Pagi, keadaan Taehyung sama seperti sebelumnya, dia belum juga sadar Yerin." ucap Taeyeon sedih. Yerin mendekat dan mengusap bahu Taeyeon pelan.
"Bibi jangan khawatir, Taehyung pasti sembuh. Sebaiknya Bibi makan dahulu saja, ya? Aku sudah membawakan bubur untuk Bibi." Taeyeon mengangguk.
"Baiklah aku akan ke kantin rumah sakit untuk membeli minuman."
Sepeninggalan Taeyeon, Yerin mengambil alih tempat duduknya. Ia menatap Taehyung sendu.
"Kapan kamu akan bangun Tae, apa kamu tidak lelah menutup mata?"
"Keadaan Irene sangat buruk sekarang, ia jarang makan dan juga jarang tidur. Dia terus saja menanyakan keadaan mu." beberapa minggu ini memang Irene sering menghubungi Yerin untuk menanyakan tentang keadaan Taehyung. Sebenarnya ingin sekali Irene menemani lelaki itu, namun gadis itu masih takut bertatap muka dengan Ibu Taehyung, Irene terus saja menyalahkan dirinya sendiri.
Tanpa sepengetahuan orang-orang, sebenarnya setiap malam Irene melihat Taehyung di rumah sakit, hanya sekedar melihat dari luar ruangan saat Taeyeon maupun Baekhyun telah tidur. Hatinya sakit melihat kondisi Taehyung, ingin rasanya ia menggenggam tangan itu lalu meminta maaf atas semua perbuatannya. Lagi-lagi Irene takut dengan kedua orang tua Taehyung, gadis itu takut jika mereka kembali menyakitinya.
Setiap kali ia melihat Taehyung dengan Yerin yang selalu ada di sisinya. Dirinya sungguh iri, ia memang kekasihnya tapi justru ia tidak bisa menjaga Taehyung dalam kondisinya yang sekarang.
***
Hari menjelang malam, Baekhyun datang ke rumah sakit setelah bekerja. Taeyeon dan Yerin juga masih ada di sana.
"Apa Taehyung belum sadar juga?" tanya Baekhyun yang di jawab gelengan oleh sang istri.
Baekhyun mendekat pada Taeyeon yang duduk di sofa yang tersedia di kamar Taehyung.
"Kapan Taehyung akan bangun?" lirih Taeyeon, Baekhyun menghela nafas kemudian menarik tubuh Taeyeon ke dalam dekapannya.
"Dia pasti sembuh, Taehyung anak yang kuat aku yakin." Yerin terharu melihat kasih sayang kedua orang tua Taehyung. Gadis itu tidak sengaja melihat ke arah jari Taehyung yang sedikit bergerak.
"Paman, Bibi jari Taehyung bergerak." ucapnya dengan semangat begitu pula Taeyeon dan juga Baekhyun yang terlihat antusias. Mereka semua mendekat ke arah Taehyung, benar saja jarinya bergerak, tak lama kemudian Taehyung bergumam.
"Irene...."
Mendengar nama Irene di sebut, mereka saling memandang satu sama lain.
"Irene...." gumamnya lagi, lalu dengan perlahan Taehyung membuka matanya. Ia melirik ke tiga orang yang ada di hadapannya. Namun ia tidak melihat gadis yang dicintainya.
"Taehyung sayang, kau sudah sadar nak." Taeyeon mendekat mengusap kepala Taehyung yang tertutup perban dengan pelan.
"Yerin tolong panggilkan dokter sekarang juga."
"Baik Paman." tidak butuh waktu lama bagi dokter untuk datang, mereka segera memeriksa kondisi Taehyung.
"Bagaimana keadaan putra kami, Dok?" tanya Baekhyun dengan tergesa-gesa saat melihat Dokter keluar dari ruangan.
"Taehyung sudah melewati masa kritisnya, namun ia masih banyak beristirahat karena tubuhnya yang masih lemah. Untuk sementara ini saya anjurkan Taehyung untuk menggunakan kursi roda sementara waktu, karena keretakan tulang keringnya."
"Baik, Dok." jawab Baekhyun.
"Oh iya, apa di sini ada yang bernama Irene? karena dari tadi Taehyung terus menyebut nama Irene." Baekhyun memandang Taeyeon sebentar, lalu berkata.
"Tidak ada, Dokter."
"Ah sayang sekali, padahal orang itu bisa menjadi penyemangat Taehyung untuk segera sembuh. Saran saya, sebaiknya anda membawa Irene untuk menemui Taehyung."
"Kalau begitu, saya permisi."
"Terimakasih Dokter." ucap Baekhyun sambil membungkuk sopan.
Dengan perlahan Taeyeon masuk ke dalam ruangan Taehyung, diikuti oleh Baekhyun dan juga Yerin.
Taeyeon duduk di samping Taehyung yang sedang menatap ke arah depan, pandangannya terlihat kosong.
"Taehyung bagaimana keadaanmu nak, apa masih sakit sayang?" tanya sang Ibu.
"Tidak sesakit hatiku, Ma." jawab Taehyung tanpa mengalihkan pandangan.
"Sekarang Taehyung makan ya? Mama suapin."
"Bisakah kalian semua keluar, aku ingin sendiri." pinta Taehyung.
"Tapi Tae–"
"Sudahlah Taeyeon, biarkan Taehyung sendiri dulu." Baekhyun memegang kedua bahu Taeyeon, mengajaknya keluar. Yerin menatap sendu Taehyung sebelum dirinya ikut keluar.
Setelah semua orang keluar, kini tinggal lah Taehyung seorang diri. Tak lama kemudian Taehyung meneteskan air matanya, ia menangis. Segitu bencinya kah Irene, sampai-sampai ia tidak ingin melihat Taehyung lagi. Ia ingat terakhir kali sebelum ia tidak sadarkan diri, Irene menangisinya. Tetapi sekarang bahkan gadis itu tidak memunculkan batang hidungnya. Apa ini pertanda bahwa ia tidak lagi penting bagi Irene, sang pujaan hati.
Sementara itu Yerin langsung menghubungi Irene, memberitahu bahwa Taehyung telah sadar. Gadis di seberang telfon itu ikut senang mendengarnya. Selesai menelfon, Taeyeon mendekat ke arahnya.
"Yerin Bibi minta tolong, bawalah Irene ke sini untuk menemui Taehyung, sekaligus aku ingin meminta maaf kepadanya." Yerin senang, akhirnya Ibu Taehyung menyadari kesalahannya.
"Baik Bibi, besok aku akan mengajaknya ke sini."
"Terimakasih, Yerin." Taeyeon memeluk gadis itu. Dalam hati, sebenarnya Yerin ingin menangis.
Ingin sekali aku berada di posisi Irene, yang selalu ada di hati Taehyung. Tapi nyatanya aku tidak akan bisa, karena dibanding Irene aku tidak ada apa-apanya di mata Taehyung, walau setiap hari aku yang menemaninya, tetap saja itu tidak berarti di matanya. Bahkan saat sedang menutup mata pun, kamu menyebut nama Irene berkali-kali. Namun aku sadar posisiku hanya sebatas mantan kekasihmu Tae...
_______________
TBC
Banyak yang komen kok vrene pisah terus wkwk.
Denger baik-baik ya para readers ku tercintah. Memang jalan ceritanya begini, setiap cerita pasti ada suka dan dukanya kan?
Nah kalian ini sudah berada di konflik terberatnya:((Jadi siapin mental aja ya...
Sedikit spoiler! chapter depan kapal kesayangan kalian bakal ketemu:v
Yang seneng komen dong:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You ✓
Fantasy(completed) Pada hari itu, setelah terjadi peristiwa yang hampir menewaskan dirinya. Irene harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kelebihan bisa melihat sisa waktunya hidup di dunia. Setiap bangun dari tidurnya, Irene selalu diland...