Pukul delapan malam, Irene terbangun dengan keadaan tubuhnya yang polos. Setelah melakukan kegiatan panas, keduanya langsung tidur di atas lantai yang hanya beralaskan karpet dan selimut untuk menutupi tubuh mereka. Tenang saja tokonya sudah Taehyung tutup, jadi tidak akan ada yang tau kegiatan mereka tadi sore.
Irene kembali memikirkan tentang apa yang dia lakukan ini benar atau salah. Bagaimana jika dia hamil, percuma Irene juga tidak akan bisa melahirkan bayinya. Satu bulan lagi, sedangkan mengandung butuh waktu sembilan bulan, sungguh mustahil baginya. Gadis itu hanya berharap tidak ada janin yang tumbuh di rahimnya mengingat Taehyung tidak menggunakan pengaman saat melakukannya. Irene mengeratkan selimutnya, matanya kembali memanas, hatinya dirundung rasa takut. Bahunya mulai bergetar diiringi dengan suara tangis yang di tahan. Ia menangis dalam diam.
Sementara itu, Taehyung tertidur dengan lengan yang memeluk Irene dari belakang, kepalanya ia telusupkan di ceruk leher wanitanya, benarkan Irene wanitanya? Lelaki itu merasakan bahu Irene bergetar, ia membuka matanya dan mengeratkan pelukannya.
"Kenapa kamu menangis apa aku menyakitimu, apa aku terlalu kasar, hmm?" bisa Taehyung rasakan jika Irene menggeleng pelan.
"Lalu ada apa, katakan sayang." Taehyung membalikkan tubuh Irene agar menghadapnya, dia mengusap wajah Irene yang banjir air mata.
"Katakan, apa aku menyakitimu?" lagi-lagi Irene hanya menggeleng.
"Jangan menyulitkan ku Ren, katakan ada apa?" Taehyung berucap dengan nada yang sedikit tegas. Sambil sedikit terisak Irene menatap matanya sendu.
"Aku takut hiks..."
"Aku takut jika aku—"
"Aku akan bertanggung jawab jika kamu memang hamil." jawab Taehyung cepat.
"Tidak Taehyung bukan itu, jika aku hamil aku tidak akan bisa melahirkannya." Taehyung dapat merasakan kesedihan yang Irene alami, lelaki itu paham betul dengan apa yang Irene maksud. Tak disangka Taehyung juga mengeluarkan air matanya.
Kemudian ia mulai mengecup bibir Irene yang lama-kelamaan menjadi sebuah lumatan kecil. Ciuman yang disertai air mata, menunjukkan kesedihan yang amat mendalam. Taehyung semakin merapatkan tubuh polosnya pada Irene. Lagi-lagi mereka melakukan penyatuan itu, menyalurkan kesedihan yang sama-sama mereka rasakan. Air mata tak berhenti membasahi kedua pipinya. Hingga lenguhan panjang menjadi akhir kegiatan mereka.
***
Sinar matahari menerobos masuk melalui tirai jendela yang sedikit terbuka. Irene mengerjapkan matanya sambil meringis pelan merasakan seluruh tubuhnya yang sakit terutama bagian sensitifnya. Entah berapa kali Taehyung memasukinya, sampai membuat Irene kesakitan seperti ini. Wanita itu hanya mengenakan kemejanya tanpa memakai bawahan. Ia melirik ke samping melihat Taehyung yang masih tertidur pulas, pria itu hanya mengenakan celana boxernya, sedangkan tubuhnya masih memamerkan dada bidangnya yang membuat Irene terlena.
Wajah Irene bersemu merah mengingat apa saja yang mereka lakukan kemarin. Sudah seperti pasangan suami-istri saja, padahal nyatanya tidak. Irene mendekat untuk memeluk Taehyung, sungguh ia sangat nyaman berada dipelukan prianya. Bolehkan Irene mengklaim Taehyung sebagai prianya.
Irene mengecup dada Taehyung berkali-kali, membuat sang empunya bergerak gelisah sebelum akhirnya membuka mata.
"Hei apa yang kamu lakukan, sayang?" ucapnya dengan suara parau khas bangun tidur. Irene menghentikan aktivitasnya lalu mendongak menatap Taehyung.
"Aku suka kamu begini." Irene langsung memeluk leher Taehyung malu.
"Siapa yang mengajarimu mesum seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You ✓
Fantasy(completed) Pada hari itu, setelah terjadi peristiwa yang hampir menewaskan dirinya. Irene harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kelebihan bisa melihat sisa waktunya hidup di dunia. Setiap bangun dari tidurnya, Irene selalu diland...