Tidak terasa seminggu sudah Irene dan Taehyung menjalin hubungan. Setiap pagi lelaki itu akan menjemput gadisnya untuk berangkat kerja bersama, para karyawan pun sudah mengetahui hubungan mereka. Saat di kantor, Taehyung dan Irene selalu menyempatkan untuk makan siang bersama. Terkadang, tak jarang Jisoo datang ke kantor untuk menemui Taehyung yang langsung di usir begitu saja olehnya. Jahat memang, tapi mau bagaimana lagi, Taehyung tidak ingin jika Irene cemburu nantinya.
Di hari Minggu ini rencananya Taehyung mengajak kekasihnya pergi jalan-jalan, ya bisa disebut kencan sih.
Taehyung segera turun dari mobil setelah sampai di rumah Irene. Lelaki itu memakai kemeja biru putih lengan panjang dengan motif bergaris dan memakai celana putih polos.
Ting nong....
Setelah menekan bel rumah sang kekasih, tak lama kemudian muncul lah seorang gadis mengenakan pakaian yang senada dengannya. Gadisnya bahkan terlihat sangat cantik sampai Taehyung menganga melihatnya.
"Hei!" tegur Irene pada Taehyung saat melihat lelaki itu hanya diam memandangnya yang membuat dirinya salah tingkah.
"Ah, kamu sudah siap. Ayo kita berangkat."
"Hmm...."
Taehyung segera menjalankan mobilnya dengan perlahan. Dalam perjalanan Taehyung sedikit melirik ke arah Irene, lalu tersenyum. Irene jadi heran sendiri ada apa dengan kekasihnya hari ini.
"Irene."
"Hm?"
"Kamu cantik." puji Taehyung sambil tersenyum manis ke arah Irene. Sementara pipi gadis itu memerah menahan malu.
"Terimakasih, omong-omong kamu juga tampan." balasnya. Taehyung hanya tersenyum saat mendengarnya, kemudian ia mengalihkan pandangan ke arah depan lagi dan tiba-tiba saja Taehyung menekan rem mobil sehingga menimbulkan suara decitan yang cukup keras. Irene sampai sedikit terhuyung ke depan.
"Astaga." cicitnya, kemudian menoleh ke arah gadis di sampingnya yang terlihat terkejut. Tangganya terulur untuk menangkup ke dua pipi Irene.
"Kamu tidak apa-apa, kan?"
"Aku baik-baik saja."
"Syukurlah." ucap Taehyung sambil menghela nafas. Lelaki itu mengalihkan pandangannya ke depan, dan ternyata ada kecelakaan yang membuatnya sempat mengerem mendadak tadi.
"Kau tunggu di sini, aku akan melihat ke sana." namun belum sempat Taehyung keluar dari mobil, Irene dengan cepat mencekal pergelangan tangan Taehyung.
"Aku ingin ikut." Taehyung hanya mengangguk meng-iyakan.
Mereka turun dari mobil untuk melihat keadaan orang yang ada di dalam mobil yang menabrak pembatas jalan.
Dari kejauhan mereka melihat sepasang suami istri yang keluar dari dalam mobil dengan sempoyongan. Dahi sang pria berdarah, sementara si wanita baik-baik saja.
Irene dan Taehyung segera menghampiri mereka. Wanita itu memangku suaminya yang terlihat kesakitan.
"Tolong, siapa pun tolong suamiku, hiks." wanita itu terus menangis sambil berteriak minta tolong, saat melihat kedatangan Irene dan Taehyung, wanita itu langsung berteriak meminta bantuan.
"Tolong selamatkan suamiku, hiks."
"Iya, Bibi tenang saja. Kekasihku sedang menelfon ambulans." ucap Irene sambil menunjuk Taehyung yang sedang menelfon ambulans.
Sekilas Irene melihat sisa waktu dari pria itu.
2 menit
Ingin rasanya Irene menangis saat itu juga, tapi dia tidak ingin menambah kesedihan dari Bibi di hadapannya itu, mati-matian Irene menahan air matanya.
"Sayang... bertahanlah hiks, kau tidak akan meninggalkan ku bukan?" pria yang di ajak bicara hanya tersenyum menahan sakit.
"Sa-yang.... kau ta-tau aku sa-ngat men-cin-tai mu, jangan de-ngarkan apa ka-ta orang. A-aku benar-benar ti-tidak se-lingkuh, haahh." ucap pria itu dengan terbata, istrinya semakin menangis.
"Aku percaya padamu, kumohon bertahanlah untukku dan juga anak kita hiks."
Irene tidak bisa menahan air matanya lagi, dia menangis saat melihat betapa tulusnya cinta mereka namun harus terpisah karena takdir Tuhan.
Setelah menelfon ambulans, Taehyung segera menghampiri Irene, lelaki itu terkejut saat melihat kekasihnya menangis. Dengan cepat dia merengkuh Irene ke dalam pelukannya.
"Hei kenapa kau menangis, sayang."
Irene tidak menjawab, dari tadi ia terus melihat ke arah leher pria itu, tinggal 20 detik lagi. Sungguh Irene tidak sanggup melihat ini semua. Gadis itu menelusupkan wajahnya pada leher Taehyung sambil menangis tersedu. Taehyung hanya bisa mengusap rambut Irene dan memberikan kata-kata penenang agar gadisnya tidak menangis lagi.
"Tuan mana mobil ambulans nya hiks, tolong selamatkan suamiku, hiks." Taehyung menoleh.
"Tunggu sebentar Bi, sebentar lagi mobilnya datang." saut Taehyung.
Tiba-tiba pria itu berucap lirih sebelum akhirnya dia menutup matanya.
"Sa-rang-hae."
"Andwae..... hiks, sayang bangunlah, hiks." wanita terus menggoyangkan bahu sang suami sambil menepuk pipinya pelan berharap agar suaminya itu bangun.
Irene semakin mengeratkan pelukannya pada Taehyung, Irene yakin pasti waktu pria itu sudah habis.
Tak lama kemudian terdengar suara sirine ambulans, lalu keluarlah petugas yang langsung mengangkat pria itu masuk ke dalam mobil. Sebelum pergi, wanita itu sempat mengucapkan terimakasih kepada Taehyung.
Kini tinggal Irene dan Taehyung yang masih dalam posisi saling berpelukan. Bahkan Irene seperti enggan melepaskan Taehyung.
"Sayang ayo kita kembali, hmm." akhirnya Irene melepaskan pelukannya dan mengangguk lalu berjalan menuju mobil yang di susul oleh Taehyung.
Mereka melanjutkan perjalanannya. Dan selama perjalanan itu Irene hanya diam melamun. Dia mulai berfikir bagaimana jika waktunya sudah habis nanti, apa yang akan terjadi pada Taehyung? ia tidak mau melukai lelaki yang sangat dia cintai ini.
Apakah dia harus meninggalkan Taehyung dan merelakan lelaki itu untuk gadis lain yang memiliki waktu lebih panjang darinya.
Haruskah dia meninggalkan Taehyung sekarang? sebelum cinta mereka semakin dalam, bukankah jika semakin lama, cinta mereka semakin dalam dan Irene akan semakin berat untuk meninggalkan Taehyung.
Haruskah aku meninggalkannya sekarang, sebelum cinta kita semakin dalam. Namun.... apa aku sanggup hidup tanpanya? Batin Irene
_______________________
TBC
Janji ku sudah kan?
Jangan lupa vomment okey
thanks:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You ✓
Fantasi(completed) Pada hari itu, setelah terjadi peristiwa yang hampir menewaskan dirinya. Irene harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kelebihan bisa melihat sisa waktunya hidup di dunia. Setiap bangun dari tidurnya, Irene selalu diland...