35. Best Moment

2.1K 261 20
                                    

Pertama-tama aku mau ngingetin kalo part ini sedikit 'anu' jadi yang masih di bawah umur skip aja oke?!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

30 hari 40 menit

Irene menatap nanar pergelangan tangannya, tinggal satu bulan lagi. Yang mana itu bukanlah waktu yang lama, semakin Irene tidak tega meninggalkan keluarga dan juga Taehyung. Ngomong-ngomong soal Taehyung, lelaki itu telah kembali ke Seoul seminggu yang lalu setelah keadaannya sudah pulih. Sebagai seorang atasan tidak mungkin Taehyung meninggalkan pekerjaannya di kota terus-menerus. Entah kapan lelaki itu akan menemuinya lagi. Jika ditanya soal rindu atau tidak, tentu saja Irene merindukannya. Namun apa boleh buat jika Taehyung harus melaksanakan kewajibannya, ia harus bisa menahannya.

Irene kembali merenung di toko bunga miliknya, bunyi lonceng pun tidak dapat menyadarkannya. Seseorang memakai hoodie hitam bertopi hitam serta masker hitam itu masuk ke dalam toko dan mengamati Irene yang masih melamun. Orang itu berjalan mendekati Irene dan menepuk bahunya pelan. Seakan tersadar Irene menoleh dan membungkukkan badan.

"Ada yang bisa saya bantu?" lelaki itu terdiam sembari melirik ke seluruh penjuru toko.

"Aku ingin membeli bunga untuk kekasihku, kira-kira bunga apa yang cocok?" ucapnya dibalik masker. Irene manggut-manggut mengerti. Kemudian ia berjalan ke arah buket bunga yang ia buat.

"Bagaimana dengan ini? Aku yakin kekasihmu pasti suka."

"Bagaimana denganmu apa kau suka?" tanpa Irene ketahui lelaki itu menahan senyumnya dari balik masker.

"Huh?" sejenak Irene mengamati perawakan lelaki di depannya ini, seperti tidak asing baginya. Lelaki misterius itu berjalan mendekati Irene hingga gadis itu menabrak dinding belakangnya.

"Apa yang kau lakukan, menjauhlah." Irene tampak ketakutan, lelaki di hadapannya ini benar-benar menakutkan. Sedangkan lelaki itu justru semakin mendekatkan wajahnya pada Irene yang mencoba menjauhkan diri dengan menghindari setiap pergerakannya.

"Ku mohon jangan lakukan ini hiks." melihat Irene yang mulai menangis, akhirnya lelaki itu membuka maskernya dan tersenyum.

"Apa aku semenakutkan itu, sayang?" Irene otomatis menoleh, dan betapa terkejutnya dia saat tau jika lelaki di hadapannya ini tidak lain tidak bukan adalah Taehyung kekasihnya sendiri.

Irene langsung memeluk Taehyung erat sambil menangis saking takutnya.

"Hiks kamu keterlaluan, aku takut." Taehyung terkekeh gemas, ia mengusap surai lembut Irene sambil sesekali mencium puncak kepalanya.

"Aku ingin membuat kejutan untukmu, sayang. Tapi aku malah membuatmu takut, maaf ya.."

"Lagi pula kenapa kamu berpakaian seperti ini huh?" Irene mendengus kesal.

"Ish kamu ini tidak bisa mengenaliku ya?" Irene menjauhkan tubuhnya sambil mengusap air matanya.

"Rambutmu baru?" bukannya menjawab pertanyaan Taehyung, Irene justru bertanya balik. Taehyung membuka topinya lalu menyisir rambutnya dengan jari ke belakang.

"Hem, kenapa?"

"Tidak apa, hanya saja kamu semakin tampan sampai-sampai aku tidak mengenalimu tadi." ucap Irene malu-malu.

"Eihh, belajar gombal dari siapa huh?" Taehyung menarik hidung mancung Irene dengan gemas, seminggu tidak bertemu kenapa gadisnya semakin menggemaskan begini sih.

"Dari Kim Taehyung, kekasih Bae Irene." Taehyung sudah tidak bisa menahan rasa gemasnya, lelaki itu mengecup seluruh wajah Irene lalu mendekapnya erat.

"Jangan membuatku gemas Bae Irene."

"Tapi kamu suka kan?" Taehyung mengangguk.

"Suka sekali, begini terus ya..." Irene tidak menjawab, gadis itu semakin menelusupkan wajahnya pada dada bidang Taehyung. Terlalu rindu dengan laki-laki ini.

"Ren..." Taehyung melepas pelukannya lalu menatap wajah cantik kekasihnya.

"Hmm?"

"Apa kamu tidak berniat untuk pulang ke rumah?" Irene menundukkan kepalanya sejenak lalu kembali menatap Taehyung.

"Aku ingin sekali kembali berkumpul bersama keluarga ku. Tapi aku juga tidak sanggup meninggalkan mereka, Tae. Aku tidak bisa melihat mereka bersedih karena kepergian ku." ucapnya sendu.

"Kamu akan baik-baik saja percayalah." Taehyung mencoba meyakinkan, namun Irene menggeleng cepat.

"Sekarang kehadiranmu pun tidak berpengaruh, Tae." Taehyung menatapnya berkaca-kaca.

"B-berapa sisa waktumu?" tanya Taehyung ragu. Irene justru tersenyum sambil memandang pergelangan tangannya.

"Satu bulan lagi." dunia Taehyung seakan runtuh, bagaimana bisa ini terjadi padanya. Kenapa harus Irene gadis yang Taehyung cintai.

"Oleh karena itu aku memintamu untuk menikahi Yerin. Karena aku tidak bisa menjamin jika aku akan disisi mu selamanya." Irene berusaha agar dia tidak menangis di depan Taehyung, mencoba kuat walau hatinya tak sanggup.

Taehyung menatapnya sendu, ia menarik pinggang Irene agar lebih dekat dengannya. Lantas ia mengecup kening gadisnya lama dan menempelkan kening mereka. Taehyung berucap lirih.

"Katakan jika kamu mencintaiku." masih dengan kening mereka yang bersentuhan, Irene menatapnya lekat.

"Apa maksudmu?"

"Katakan saja!" ucap Taehyung kali ini dengan penuh penekanan.

"I love you to the moon and back, Kim Taehyung." Irene berbisik lirih membuat Taehyung tersenyum tipis sebelum dengan tiba-tiba ia meraup bibir Irene dengan rakus. Kedua tangannya menahan tengkuk Irene guna memperdalam ciumannya. Irene yang terkejut hanya bisa mengikuti alur. Saat di rasa pasokan udara semakin menipis, Taehyung dengan berat hati melepas pangutan mereka.

Laki-laki itu menatap wajah Irene yang terengah-engah akibat perbuatannya. Kemudian Taehyung mendorong Irene untuk masuk ke dalam gudang yang ada di belakangnya. Lelaki itu dengan cepat mengunci pergerakan Irene di dinding sesudah ia menutup pintu.

"Ada apa dengan mu, Tae—" Taehyung kembali menyerang Irene dengan ciumannya, dengan tidak sabaran lelaki itu menggendong Irene dan mendudukkannya di sebuah meja. Setelah itu dia berbisik tepat di telinga Irene.

"Can I....." mata Irene menggelap terbawa suasana yang Taehyung ciptakan, akhirnya ia hanya bisa mengangguk. Taehyung tersenyum lalu membelai pipi Irene.

"Trust me, I'll do it slowly." Irene memberanikan diri untuk mengusap dada Taehyung dengan gerakan sensual sembari berkata.

"I trust you, honey." mendengar persetujuan Irene, lelaki yang dipenuhi oleh gairah itu langsung memulai aksinya, ia membuka baju gadis yang mungkin sebentar lagi akan menjadi wanitanya.

Selanjutnya hanya terdengar suara benda-benda jatuh yang sepertinya memang disengaja, disusul dengan suara erangan kenikmatan antara dua insan yang saling memadu cinta.

______________

TBC

Pertama kali nulis cerita rada 'gitu' meskipun ga terlalu, tapi udah buat aku gemeteran asli, so kalian bayangin aja kelanjutannya sendiri, aku gakuat.
Oke segitu aja, jangan lupa vomment:)

Beside You ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang