Irene melihat ke arah jam dinding, pukul sebelas malam namun Taehyung belum pulang juga. Gadis itu jadi gelisah, nomor Taehyung juga tidak bisa dihubungi.
Kemudian Irene mendengar seseorang tengah menekan password, mungkin itu Taehyung. Irene berjalan ke arah pintu, saat pintu terbuka tampak Taehyung yang terlihat lelah. Irene berinisiatif untuk membawakan tas kerjanya.
"Kamu pasti sangat lelah, aku buatkan kopi ya?" Taehyung hanya mengangguk lalu masuk ke dalam kamar. Irene bingung biasanya lelaki itu akan mencium keningnya atau memeluknya saat pulang kerja. Irene menggeleng menghilangkan prasangka buruknya, mungkin saja lelaki itu kelelahan.
Setelah membuat kopi, Irene masuk ke dalam kamar dan menemukan Taehyung yang berkutat dengan laptopnya, laki-laki itu sudah mandi dan berganti pakaian. Gadis itu meletakkan kopinya di atas meja, sementara ia duduk di samping Taehyung.
"Diminum dulu kopinya." Taehyung hanya berdeham. Irene menghela nafas, akhir-akhir ini sikap Taehyung sedikit berubah menjadi lebih pendiam dari biasanya. Irene tidak tahu karena apa, apa mungkin karena dia belum juga memberikan jawaban pada Taehyung.
Irene memeluk lengan Taehyung sambil menyandarkan kepalanya di bahu lelaki itu. Taehyung pun masih tetap diam tidak merespon tindakan gadisnya.
"Kamu kenapa sih Tae?"
"Kamu marah sama aku?" kali ini Taehyung menghentikan kegiatannya. Lalu menghadap ke arah Irene.
"Aku capek mau tidur." Taehyung menutup laptopnya kemudian ia langsung tidur tanpa meminum kopi buatan Irene. Lelaki itu bahkan tidur dengan membelakangi Irene.
Irene meneteskan air matanya, ia menangis dalam diam. Kini lelaki yang dicintainya sudah tidak peduli lagi dengannya. Irene mendekat ke arah Taehyung, memeluknya dari belakang sambil bergumam lirih.
"Maafkan aku Tae, tolong jangan mendiamiku hiks." mati-matian Irene menahan suara tangisannya tetap saja ia tidak bisa. Tanpa aba-aba Taehyung berbalik menghadap Irene dan memeluknya tanpa mengucap sepatah kata pun. Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya, tak apa jika Taehyung tidak ingin berbicara dengannya, tapi Irene yakin lelaki ini masih peduli padanya. Lihat saja sekarang dia berbalik memeluknya bukan?
****
Irene membuka matanya, ternyata sudah pagi. Gadis itu mengedarkan pandangan saat tidak menemukan keberadaan Taehyung. Irene berbegas keluar kamar, ternyata lelaki itu sudah ingin berangkat.
"Taehyung, kamu berangkat jam segini."
"Hmm...." lagi-lagi dia hanya berdeham menjawab ucapan Irene.
"Kamu kenapa sih Tae, kamu berubah tau gak." Taehyung menatap Irene.
"Aku gak berubah." ucapnya datar.
"Kamu berubah Tae. Apa jangan-jangan kamu udah bosen sama aku, iya!?" ujar Irene.
"Bosan kamu bilang? bukannya kamu yang udah bosan sama aku. Karena itu kamu gamau nikah sama aku kan?!!" bentak Taehyung, Irene langsung diam di tempat. Benar dugaannya laki-laki ini berubah karena dirinya.
"Bukannya aku gak mau Tae, tapi–"
"Tapi apa? waktu kamu tinggal sedikit gitu hah!? harus berapa kali sih Rene aku ngomong. Kalau aku bakal lindungi kamu, aku akan terus di sisi kamu Rene."
"Ini gak semudah yang kamu bayangin Tae! waktu aku tinggal 100 hari lagi. Apa kamu mau aku tinggal sendiri, kamu mau jadi duda hah!! aku yang gak tega Tae!!" mata Irene sudah berkaca-kaca.
"Berarti kamu gak percaya sama aku?" Irene menggeleng, bukan itu yang dia maksud.
"Aku percaya–"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beside You ✓
Fantasy(completed) Pada hari itu, setelah terjadi peristiwa yang hampir menewaskan dirinya. Irene harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa dirinya memiliki kelebihan bisa melihat sisa waktunya hidup di dunia. Setiap bangun dari tidurnya, Irene selalu diland...