Cast :
Jo Ha Na
Lee Eum Na
Yoo Sun Mi
Bang Yedam
Kim Tae Hyung
Jeon Jung Kook
Sung won
Others cast
(Cerita ini sebagian kisah nyata dan sebagian adalah fiksi dari si penulis,cause saya fangirl. Dan author orangnya rada puitisㅋㅋㅋㅋ)( Hidup memberi kita pengalaman, Pengalaman memberi kita karakter dan karakter membawa kita mengenali kehidupan yang sesungguhnya.)
Sun Mi dan Ha Na berjalan keluar kelas menyusul Eum Na yang sudah berjalan duluan dari mereka.
Sun Mi tiba dirumahnya dia segera mandi dan makan malam lalu pergi ke kamarnya merebahkan dirinya diatas kasur yang empuk. Untuk beberapa saat dia memejamkan matanya, lalu dia mengambil tas sekolahnya dia mengeluarkan tiket yang dia temukan tadi , dibenaknya dia sangat penasaran kenapa tiket itu ada dibukunya jelas seseorang mungkin sengaja menyelipkannya disana, tapi siapa dan untuk apa memberikan itu ke Sun Mi tidak ada yang tau (hanya author yang tau🤣)
Sun Mi menaruh tiket itu diatas meja belajarnya dan kembali berbaring diatas kasur. Tak berapa lama ponselmu berbunyi sebuah notifikasi pesan masuk muncul dilayar hpnya, pesan dari nomor yang tak dikenal Sun Mi membuka pesan itu dan membacanya.
Pesan itu berisi ajakan untuk pergi ke pentas sulap besok, seseorang mengirim itu padanya, Sun Mi berpikir orang itu yang telah memberinya tiket pentas itu , diapun membalas si pengirim pesan dan bertanya siapa dirinya, tentu mengejutkan bahwa orang yang mengirimnya pesan adalah Kim Tae Hyung. Sun Mi terdiam membaca nama itu, dia bertanya-tanya darimana Tae Hyung mendapatkan nomornya.
# # # flashback yesterday # # #
Ha Na sampai kerumahnya setelah dia mengantar Sun Mi , dia menghentikan langkahnya sebelum sempat melangkah masuk ke teras rumahnya, tampak seseorang berdiri didepan rumahnya. Tae Hyung yang sudah menunggu didepan rumah Ha Na akhirnya lega setelah melihat Ha Na kembali.Tae Hyung rupanya meminta nomor Sun Mi dan memberikan sebuah tiket pertunjukan sulap pada Ha Na untuk diberikan pada Sun Mi, Ha Na sempat menolak dan meminta Tae Hyung untuk memberikan itu sendiri pada Sun Mi, namun Tae Hyung terus membujuk Ha Na untuk membantunya, Tae Hyung tak ingin jika namanya disebut saat tiket itu diberikan pada Sun Mi, dia meminta Ha Na untuk menyimpannya disalah satu tempat pada barang milik Sun Mi secara diam-diam, dia tau Sun Mi akan menolak setelah namanya disebut. Ha Na ragu untuk memberikan nomor ponsel Sun Mi pada Tae Hyung, dia takut Sun Mi akan marah padanya memberikan nomornya kesembarang orang, namun dia berpikir Tae Hyung bukan orang yang buruk jadi tidak masalah untuk memberikannya.
# # # off # # #
(Nah jadi gitu ceritanya! Hush hush😂😂)Sun Mi tidak membalas pesan Tae Hyung lagi, dilain sisi Tae Hyung menunggu balasan pesan Sun Mi namun tak kunjung ada notifikasi pesan masuk ke hpnya. Hingga malam semakin larut dia terlelap dalam tidurnya, Sun Mi tak kunjung membalas.
Tae Hyung terbangun ketika sinar matahari sudah masuk ke kamarnya melalui jendela dan membuat silau. Dia mengecek ponselnya dan tak ada apapun disana , lalu dia mengetik sesuatu setelah itu dia mengirim pesan itu. Dia beranjak dari kasurnya menuju kamar mandi menyikat giginya.
Tae Hyung sudah rapi dengan setelan baju yang dia pakai, dia keluar dari rumahnya dihari yang masih pagi dan bersiap pergi kesuatu tempat, namun dia harus berpapasan dulu dengan Ha Na yang juga baru saja keluar dari rumahnya membawa sekantong plastik berisi sampah untuk dibuang ditempat pembuangan.
"Selamat pagi Ha Na" Sapa Tae Hyung tersenyum hangat
"Kau sudah mau berangkat? Tidak kepagian?" Tanya Ha Na heran melihat Tae Hyung yang sudah rapi
"Tentu saja, aku pikir dia tak akan pergi" Ucap Tae Hyung tampak kecewa
"Mungkin saja!" Ucap Ha Na lalu menepuk pundak Tae Hyung untuk menyemangatinya
"Ha Na , terimakasih sudah mau membantu!" Ucap Tae Hyung saat Ha Na ingin berjalan pergi
"Hati-hatilah" Ucap Ha Na melambaikan tangannya
Tae Hyung segera menuju ke halte bis dan menunggu bis disana , dia melihat jam tangannya beberapa kali sebelum akhirnya bisnya tiba.
Sun Mi membereskan kamarnya meski kamarnya sudah rapi sejak dulu, dia membersihkan setiap sudut kamarnya agar tidak kotor dan merapikan beberapa barang yang baginya terlihat berantakan. Gerakannya terhenti didepan meja belajarnya, tiket pertunjukkan sulap itu masih berada disana, Sun Mi mengambilnya dan menatap itu cukup lama nampak seperti sedang mempertimbangkan apakah dia akan pergi atau tidak. Ditengah kebimbangannya itu Ha Na mengunjungi rumah Sun Mi, dia sudah masuk kedalam kamarnya saat pintu kamar Sun Mi terbuka.
"Kau sedang apa?" Tanya Ha Na diambang pintu kamar Sun Mi
Sun Mi tersadar dari lamunannya mendengar suara Ha Na lalu membuang tiket yang dia pegang keatas tempat tidur
"Kenapa? Aku sedang bersih-bersih" Jawab Sun Mi
Ha Na melihat sekeliling kamar Sun Mi sudut demi sudut
"Apa yang mau kau bersihkan?" Tanya Ha Na heran
"Aku hanya bosan" Ucap Sun Mi datar
Ha Na hanya menatapnya datar dan suasana menjadi hening. Tatapannya beralih ke tiket diatas tempat tidur Sun Mi. Ha Na menghampiri Sun Mi lalu dia mengambil tiket itu.
"Tidak mau pergi?" Tanya Ha Na menyakinkan Sun Mi
"Itu tidak seru sama sekali" Jawab Sun Mi datar
"Baiklah, kita buang saja" Ucap Ha Na ingin merobek tiket itu dan membuangnya
Sun Mi melihat Ha Na akan merobek tiket itu tanpa sadar dia segera merebut kembali tiket itu dari tangan Ha Na sebelum sempat disobek. Ha Na terpaku dan bingung
"Kau bilang tak mau pergi" Ucap Ha Na terheran
"Ah, aku akan pergi" Ucap Sun Mi pelan
"Ah, baiklah, mau kutemani?" Tanya Ha Na menggoda
"Tidak perlu" Jawab Sun Mi singkat
Ha Na tertawa kecil lalu duduk disamping Sun Mi dia terus meledeknya beberapa kali.
Sun Mi akhirnya memutuskan untuk pergi meski dia masih ragu hingga dia secara naluri sudah berpakaian cantik hari itu, dia memakai setelan dress selutut berwarna apricot, dia melihat dirinya dicermin , dia merasa bahwa apa yang dia kenakan terasa berlebihan untuk menonton sebuah pertunjukkan sulap, dia memakai pakaian indah seperti akan pergi kencan.
Sun Mi keluar dari rumahnya dia pergi ke halte menunggu bis , dia berdandan sedikit dan make up yang dipakai dipinjam dari Ha Na karena biasanya dia tidak pernah dandan , dia sama sekali tidak ahli mempoles wajahnya, dia hanya menyapukan bedak tipis dan lipgloss merah muda yang transparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beutiful Moment in Life
Jugendliteraturperjalanan masa muda para remaja-remaja yang menikmati indahnya warna - warni kehidupan.