Cast :
Jo Ha Na
Lee Eum Na
Yoo Sun Mi
Bang Yedam
Kim Tae Hyung
Jeon Jung Kook
Sung won
Others cast
(Cerita ini sebagian kisah nyata dan sebagian adalah fiksi dari si penulis,cause saya fangirl. Dan author orangnya rada puitisㅋㅋㅋㅋ)( Kita tidak pernah tau kapan perpisahan itu datang , jangan mengabaikan orang yang kita cintai.)
Ha Na mengajak kakaknya itu untuk mencari ayah dan ibu mereka, namun Han Sung masih belum puas dengan fotonya dia kembali melanjutkan aktivitas fotografernya itu tanpa mempedulikan ucapan Ha Na. Ha Na hanya mengikuti langkah Han Sung kemanapun. Dia tidak ingin berjalan sendirian lagi.
Ha Na terus mengekori Han Sung hingga Han Sung merasa tidak nyaman dan memandang Ha Na tajam.
"Kau ini masih bocah ya?" Ucap Han Sung kesal
Ha Na mengeryitkan dahinya membalas menatap Han Sung tajam, mereka saling melotot satu sama lain seperti akan ada perang. Hingga Han Sung akhirnya memalingkan pandangannya ke kameranya.
"Mau ku foto?" Tanya Han Sung sedikit ramah
Ha Na mengeryitkan dahinya bingung Han Sung terdengar berbeda, mereka yang hampir setiap hari selalu ribut, dengan Han Sung yang selalu memulai masalah lebih dulu.
"Tidak, aku tidak ingin difoto orang amatir sepertimu" Jawab Ha Na tersenyum miring menaikan satu alisnya
"Kau bilang apa?" Ekspresi dan tempramen Han Sung langsung berubah kembali seperti aslinya
"Hasil fotomu sangat buruk" Ledek Ha Na menjulurkan lidahnya
"Kau.." Han Sung tampak kesal dengan ucapan Ha Na
Ha Na yang merasa puas membuat Han Sung kesal dengan kritikannya tersenyum penuh kemenangan, dia begitu senang membuat kakaknya itu marah tapi Han Sung tidak pernah serius untuk memarahi adik satu-satunya itu. Seorang anak laki-laki tak sengaja menyenggol bahu Ha Na saat dia berjalan melewati Ha Na, Ha Na hampir mengeluarkan kata sumpah serapahnya.
"Maaf, kau tak apa? Maafkan aku" Ucapnya membungkukkan badannya berkali-kali
Dia tampan dan kulitnya putih dengan rambut hitam berkilau, dia membawa sebuah kamera DSLR yang dikalungkan dilehernya. Ha Na memandangnya beberapa saat, dia merasa pernah melihat orang itu sebelumnya.
"Jalan pakai mata" Ucap Han Sung ketus
"Tidak apa" Ucap Ha Na ramah dan tangannya memukul dada Han Sung dengan keras hingga Han Sung meringgis kesakitan
Laki-laki itu berjalan pergi meninggalkan Ha Na dan Han Sung. Ha Na terus melihatnya untuk waktu yang lama, dia sedang mengingat kembali siapa orang itu, dia ingat setelah lama berpikir orang mencurigakan yang memotretnya tadi, Ha Na yakin bahwa itu orang yang sama.
"Sakit bodoh!" Teriak Han Sung kesal menyadarkan Ha Na dari lamunannya
"Apa sih bodoh!" Balas Ha Na berteriak pada Han Sung
"Kenapa? Kau sangat suka cowok tampan? Kau menatapnya seperti terbius olehnya, bahkan wajanya seperti wanita" Ucap Han Sung sinis
Ha Na menghela nafas dan memukul dada Han Sung lagi untuk kedua kali, Han Sung meringgis untuk kedua kalinya, dia menatap Ha Na tajam. Han Sung segera beranjak pergi, Ha Na pun berniat menyusul Han Sung, namun kakinya seperti menginjak sesuatu dibawah sepatunya. Ha Na mengangkat sebelah kakinya yang menginjak benda itu, terlihat sebuah dompet tergeletak disana, Ha Na memunggutnya dia melihat sekeliling mencari pemilik dompet itu namun dia tidak tau siapa pemiliknya, dia mencoba mencari sesuatu didalam dompet tersebut apakah ada identitas dari sang pemilik.
Ha Na menemukan kartu pelajar pemiliknya didalam dompet, nama pemiliknya adalah Jeon Jung Kook, laki-laki yang baru saja berpapasan dengannya tadi. Ha Na mencari laki-laki itu tapi sepertinya dia sudah pergi jauh dari sana, dia menemukan nomor telefonnya yang tertulis dikartu pelajar, Ha Na mengeluarkan ponselnya dan mengetik nomor itu di hpnya.
# # # # #
Ayah dan ibu Ha Na duduk dikursi yang berada ditengah ladang lavender , mereka dikelilingi pemadangan keunguan lavender disana menikmati waktu mereka berdua. Mereka seperti mengenang masa berkencan mereka saat masih muda dulu.
"Kau ingat disini pertama kali kita bertemu?" Tanya ayah Ha Na pada istri yang duduk disampingnya itu
"Tentu saja, kau bilang kau melihatku dan langsung jatuh cinta pada pandangan pertama" Jawab ibu Ha Na tersenyum mengenang kembali masa lalunya
Mereka tertawa bersama dan terlihat bahagia bercerita tentang kisah mereka yang berawal dari pertemuan mereka di ladang lavender ini.
Saat itu sebelum Ayah Ha Na dan ibunya bersama, awalnya ini hanya taman bunga kecil yang belum dipenuhi ladang lavender yang menyebar luas hingga sebanyak saat ini, dia bertemu dengan wanita yang berdiri ditengah bunga-bunga cantik disampingnya saat itu dia hanya memandangnya dari jauh tak berani mendekatinya, hingga dia mengumpulkan keberanian mengajaknya kencan meski mereka baru saja berkenalan.(udah gitu aja penjelasaannya😁👍)
Ha Na menghubungi Jeon Jungkook pemilik dompet yang terjatuh dan sekarang dia menyimpan dompet itu bersamanya. Panggilannya dijawab oleh Jung Kook, Ha Na memberitahunya tentang dompetnya yang terjatuh dan dia bergegas mendatangi Jung Kook yang masih berada disekitar taman lavender.
Dia mencari kesetiap ladang yang luas cukup sulit menemukan Jung Kook diantara orang-orang yang lewat disana. Hingga seseorang menepuk pundaknya dari belakang dan membuat Ha Na terkejut berpaling kebelakang.
Ha Na merasa lega setelah melihat orang itu adalah Jung Kook, dia segera menyerahkan dompetnya pada pemiliknya.
"Terimakasih sudah mengantarnya" Ucap Jung Kook tersenyum membungkukkan badannya
"Tidak apa, kau harus menyimpannya lebih hati-hati" Ucap Ha Na kikuk
"Hei Jung Kook, ayo kita kembali" Teriak seorang teman Jung Kook memanggilnya karena mereka akan segera pergi
"Terimakasih untuk ini, sampai jumpa" Ucap Jung Kook bergegas menyusul teman-temannya
Ha Na termenung memandang wajah Jung Kook, dia menyadari dia seperti tersihir melihat laki-laki itu. Dia segera membangunkan dirinya untuk sadar dan pergi mencari Han Sung beserta kedua orangtuanya.
Ha Na akhirnya menemukan ayah dan ibunya yang berjalan disekitar sana, mereka lalu segera menghubungi Han Sung untuk menyuruhnya kembali karena mereka akan segera pulang ke penginapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Beutiful Moment in Life
Teen Fictionperjalanan masa muda para remaja-remaja yang menikmati indahnya warna - warni kehidupan.