"Polisi?" Jungkook membuka matanya lebar. Apa-apaan ini hanya urusan sekecil ini berujung dengan polisi? Begitu pun dengan Lisa, wanita berambut panjang itu bangkit dari duduknya. Kemudian ia membungkuk berkali-kali guna meminta maaf atas kesalahan pahaman ini.
"Maaf tuan, saya tidak bermaksud seperti itu. Saya hanyalah seorang mahasiswi yang sedang kuliah di sini dan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi, saya bekerja sampingan menjadi guru TK. Ini adalah murid saya," kata Lisa penuh dengan keyakinan. Bahkan ia tidak memikirkan apa yang akan orang pikirkan tentangnya.
Orang itu terdiam beberapa saat untuk menjawab kalimat Lisa. Lisa harap dirinya tidak akan berakhir di kurungan sel penjara hanya karena kesalahpahaman seperti ini.
"Aku tidak terlalu yakin, sejauh ini mana ada maling ngaku. Itu meragukan. Apa ada buktinya nona?"
Dengan segera Lisa mengambil sesuatu dari tas kecilnya. "Ini adalah kartu identitasku. Apa anda puas sekarang?" ucapnya sambil memberikan id card miliknya.
Orang tersebut yang meragukannya, kemudian membenarkan kacamatanya yang sedikit melorot dari batang hidungnya. "Mmm yeah... Kau orang baik-baik lalu ada apa ini kenapa kau membawa anak ini? Apa ini anak kalian?" tanyanya mengintrogasi.
Lisa terkejut mendengar omongan barusan, begitu dengan Jungkook. "Tidak...tidak, dia keponakanku. Dan aku tidak mengenal Noona Lisa."
"Lah itu kau tau namanya."
Jungkook dibuat bungkam mendengar jawaban orang itu. Siapa dia sebenarnya? Sampai-sampai pintar sekali dalam berbicara.
Pria berkacamata itu menaikkan kepalanya dan tertawa sejenak. "Tidak perlu tahu siapa aku, aku hanyalah seorang detektif yang tak sengaja menumpang bus ini."
Lisa mengangguk paham, pantas saja sejak awal bertemu dengan pria ini merasa curiga. Nyatanya dia adalah seorang detektif.
"Ah maafkan aku atas sikapku yang kurang berkenan tadi, aku hanya tidak bisa mengontrol diriku saja," kata Lisa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Pria tersebut tersenyum sejenak. "Ngomong-ngomong anak itu mirip dengan kalian, jadi aku kira itu anak kalian," ucapnya dengan nada menggoda.
"Tidak, Aecha tidak mirip. Dia benar-benar mirip dengan orang tuanya. Mana mungkin aku punya anak dengan Noona ini. Aku ini masih sekolah SMA," ucap Jungkook mengelak.
Sedangkan wanita berambut panjang itu terdiam menunduk berusaha menutupi wajahnya yang memerah tomat.
Pria tersebut tertawa, melihat kedua insan yang lebih muda darinya berdebat.
"Sudah-sudah aku hanya bercanda. Siapa namamu?" tanyanya diiringi senyum sumringah yang mekar dari wajahnya."Lisa." "Jungkook"
Mereka dibuat kesal satu sama lain karena tanpa sengaja mengatakan nama mereka secara bersamaan.
Jungkook terpaku dan Lisa juga begitu. Keduanya sama-sama terpaku saat tak sengaja mereka melakukan kontak mata.
Imut.
Lucu.
"Ekhmm senang berkenalan dengan kalian, baiklah aku harus kembali. Maafkan aku yang sudah mencurigai. Jika ada bantuan yang bisa aku beri jangan sungkan-sungkan untuk menghubungiku." Jungkook tersadar dari lamunannya. Ia segera menoleh kearah pria tadi yang diketahui sebagai detektif.
"Ini kartu namaku," ucapnya sambil menyodorkan kartu kecil yang berisi nama, alamat dan nomor telepon.
"Untuk?" tanya Jungkook bingung. Pria tadi terkekeh sejenak. "Barangkali ada misi yang perlu aku selesaikan. Aku senang untuk membantu."

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] She is Mine
Fiksi Penggemar(END) "Dalam keadaan apapun itu jangan biarkan hatimu kosong dan putus asa, karena hanya hati yang kosong lah bisa mendatangkan iblis dengan segala godaannya yang akan menjerumuskan mu dalam kegelapan." Jennie Kim, seorang model fashion yang sedang...