20

850 108 2
                                    

Jennie memeluk anak semata wayangnya itu, hidungnya mengendus mengirup aroma rambut anaknya.

"Aecha rindu mommy tidak?" tanya Jennie sambil mengelus punggung anaknya.

Anak kecil itu mengangguk lucu dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Sangat, sangat rindu mommy."

Jennie tersenyum kecil dan kembali mencium puncak gadis kecil itu.
Ia merenggangkan pelukannya, menatap wajah sang buah hati yang kini tersenyum melihat Taehyung datang dari dapur dengan membawa satu cup jelly.

"Mommy, bagaimana kabar adik bayinya?" tanyanya antusias dengan senyuman sumringahnya.

Jennie menatap Taehyung sekilas dan tangannya tergerak mengelus pipi gadis kecil itu.

"Kamu ganti baju dulu ya, habis itu makan."

Gadis kecil bermarga Kim itu memanyunkan bibirnya, membuat siapa saja gemas melihat wajah imutnya.

"Bagaimana ini?" tanya Jennie pada Taehyung setelah memastikan Aecha pergi ke kamarnya.

"Biarkan aku saja yang memberitahunya."

Jennie terdiam dan menghela nafasnya pelan, ia beranjak dari duduknya, niatnya ingin pergi ke dapur untuk membuat makan siang anaknya.

"Mau kemana?" cegah Taehyung.

Jennie merotasikan bola matanya malas, ia benar-benar malas untuk berdebat dengan Taehyung. Mengingat tadi ia sempat berdebat karena Taehyung menyuruhnya berhenti bekerja.

Dan selanjutnya mereka berdebat, keduanya sama-sama menginginkan pendapatnya yang di terima. Namun itu pupus, ketika Jennie tak sengaja menumpahkan air matanya, saat itu juga ia benar-benar tidak tahan menahan kesal sekaligus amarahnya. Untung saja anaknya itu tiba-tiba saja datang setelah diantar oleh guru kesayangannya itu, siapa lagi kalau bukan seorang mahasiswi bernama lengkap Lalisa Manoban.

Dengan begitu Jennie segera menyeka air matanya dan bersiap seolah-olah tidak ada pertengkaran di antara mereka.

"Biarkan aku memasak tuan Kim," ucap Jennie dengan nada penuh penekanan.

Taehyung menatap nanar wanita di depannya ini, ia meneguk salivanya kasar mendengar perubahan kalimat Jennie yang baru saja di lontarkan. Jika biasanya Jennie menggunakan bahasa non-formal di rumah kali ini berbeda, ia kembali menggunakan bahasa formalnya pada Taehyung, hal ini menandakan kalau dia sedang kesal.

"Jangan. Aku yang melarang, ah bukan ini perintah dariku. Apa-apaan mau buat makan siang jalan saja masih kesusahan."

Jennie memberi tatapan tajam pada Taehyung, sedangkan sang empu hanya mendatarkan wajahnya.

"Kenapa? Itu kenyataannya kan?" tanya Taehyung terkesan menantang bagi Jennie. Jennie melepaskan genggaman Taehyung kasar.

"Tapi kan Aecha harus makan siang."

"Aku bisa saja memesan makanan dan suruh diantar kemari. Kenapa harus repot-repot?"

Jennie mendecih kesal. "Aishhh makanan dari luar belum tentu terjamin kebersihannya, jadi biarkan aku memasak untuknya," ucap Jennie sembari melangkah meninggalkan Taehyung yang terduduk di sofa dengansatu cup jelly yang hampir habis.

"Hei! Kamu berjalan tanpa kursi roda?" Jennie membalikkan tubuhnya sekilas dan mengangguk kecil.

"Jangan keras kepala, Jane. Kamu harus pakai kursi roda," ucap Taehyung sambil mendorong kursi rodanya menyusul Jennie.

"Buat apa kursi roda itu? Aku masih bisa jalan kok."

Taehyung menatap Jennie dari ujung kaki naik sampai ke pucuk kepalanya. Benar juga Jennie baik-baik saja walaupun berjalan tanpa bantuan kursi roda.

[2] She is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang