35

488 63 17
                                    

"Apa kau yakin hanya ada itu saja?"

Sebuah pertanyaan dari orang yang baru Taehyung temui sukses membuatnya terdiam. Taehyung terdiam setelah ia menjelaskan kejadian-kejadian yang mengganjal mengenai perusahaannya. Pria Kim itu mengikuti saran Jimin agar membawa kasusnya pada sang ahli. Yah dia pikir jalan satu-satunya adalah menyelidiki semua ini.

"M-mmm... Ya sejauh ini hanya itu yang terjadi," jawab Taehyung dengan datar.  Oh jangan salah sangka, dia bukan tidak suka dengan Mark hanya saja suasana hatinya sedang tidak baik-baik saja. Berita bahwa Jennie tiba-tiba saja menghilang telah menyebar dengan cepat, sehingga dirinya menjadi bahan buronan para wartawan di luar sana untuk dimintai suara.

Ingin melarikan diri saja rasanya, kepalanya terlalu berat jika ditambah masalah keributan perihal Jennie. Tiba-tiba suara ketukan pintu berhasil menerobos ruangannya. Pria Kim itu menghela nafasnya jengah, kemudian menyuruh sang pelaku agar masuk.

"Sebelumnya saya minta maaf karena mengganggu pertemuan anda," kata Tzuyu lirih, ia juga membungkukkan badannya dan enggan menatap manik kembar sang atasan.

"To the point saja!"

Mendengar suara berat sang bos membuat Tzuyu terjingkat dan mau tak mau harus menatapnya. "Pengacara anda ingin menemui anda untuk membicarakan persidangan besok."

"Katakan padanya, aku tidak ikut. Besok ada jadwal konsultasi putriku. Lebih baik kau hubungi Nona Lisa agar menghadiri persidangannya," nada datar yang terdengar tegas membuat Tzuyu membelalakkan matanya. Ia sedikit tak terima akan pernyataan bosnya.

"Tapi sir, anda adalah keluarga dari Mrs. Jennie. Kehadiran anda akan diharapkan di sana," terang Tzuyu.

"Tapi kehadiran saksi lebih penting, nanti hubungi gadis itu agar datang ke pengadilan. Beritahu kalau dia tidak usah khawatir karena pengacaraku akan menemaninya, dia hanya perlu mengatakan apa yang ia lihat, mengerti?"

Dari lubuk hati yang terdalam, wanita bermarga Chou itu memaki-maki Taehyung  yang bisa-bisanya bisa mengatakan hal sesantai itu disaat kondisinya sedang rumit. Sebagai sekretaris pribadinya ia sedikit tahu akan kehidupan bosnya yang sedang mengalami skandal. Ia sedikit simpati dengan kondisi keluarga Kim saat ini, tapi sangat disayangkan rasa simpatinya berubah setelah Taehyung seringkali membuatnya kesal. Aishhh jika bukan karena uang, mungkin ia sudah mengundurkan diri dari pekerjaan di kantor Taehyung.

"B-baik sir," Tzuyu membungkuk dan mengundurkan diri segera keluar dari sana. Namun baru saja ia mengambil langkah ketiga suara datar Taehyung kembali menyapa di gendang telinga.

"Bereskan wartawan di luar sana. Aku tidak ingin karyawanku terganggu dengan kedatangan mereka yang memburuku."

"Ah baiklah," balas Tzuyu secepatnya dan diakhiri dengan senyum simpul. Jujur saja senyum yang ia berikan itu palsu, tentu saja karena ia sudah muak dengan sikap bosnya yang semakin hari semakin membuatnya jengkel.

Aishhh pantas saja istrinya menghilang, mungkin karena dia sudah tak tahan lagi dengan sikapnya.

Baik, setelah memastikan wanita itu keluar dari ruangannya Taehyung kembali berhadapan dengan Mark. Ia mengubah ekspresi datarnya menjadi lebih ramah. Yah mana mungkin ia akan memarahi Mark disaat ia membutuhkan pria itu. Bisa-bisa aset perusahaan akan semakin dikeruk habis oleh oknum di luar sana.

"Maaf membuatmu tidak nyaman. Di luar sana memang sedang tidak kondusif," senyum tipis namun terlihat seperti ringisan membuat Mark paham apa yang dirasakan Taehyung sekarang. Bukan hal yang tidak mungkin baginya untuk membaca raut wajah seseorang, hal itu karena profesinya juga menuntutnya menguasai berbagai macam ekspresi manusia yang ditampilkannya.

[2] She is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang