Sorot lampu baru saja diredupkan. Suara-suara yang keluar dari para staf juga masih Jennie dengar. Retina cokelatnya bergerak liar ke sekitarnya. Gelap, itulah yang ia lihat di sini. Tentu saja karena tempatnya sekarang ada di belakang panggung. Kemarin, ia baru saja dikontrak untuk menjadi seorang MC di sebuah acara musik. Tentu saja semua hasil kerja kerasnya yang menggeluti dunia modeling sehingga namanya semakin banyak dikenal orang. Kebanyakan dari mereka tak tahu jika ia adalah seorang istri dari Kim Taehyung yang notabennya sebagai pemilik perusahaan terkenal sekaligus mantan aktor itu.
Semenjak ia tak tinggal lagi bersama Taehyung, ia memilih menyibukkan diri dengan karirnya. Yang dulu ia harus membatasi jam demi keluarganya sekarang tak terlalu. Jennie bahkan menyerahkan pada managernya untuk mengatur semua jadwalnya.
"Eonnie, besok jadwalku apa?" tanya Jennie pada wanita yang menjabat sebgaia managernya.
"Karena hari ini cukup melelahkan bagimu, jadi besok aku mengosongkan semua jadwal. Free."
Reflek mendengar jawaban dari yang lebih tua Jennie menarik sudut bibirnya ke atas sehingga menampilkan sebuah senyum lebar di wajah cantiknya. "Woah, terimakasih . Aku benar-benar me—"
Perkataan Jennie terputus ketika tangannya merasa bergetar. Lantas ia meliriknya yang tak lain berasal dari ponselnya. Ah siapa yang menghubunginya malam-malam seperti ini? pikirnya.
"Maaf eonnie, sepertinya aku harus mengangkat telfonnya dulu," katanya lalu melenggang sedikit menjauh sekaligus mencari tempat dimana tersedia cahaya terang.
Kedua alisnya tertaut setelah membaca sebuah nama yang tertera dari layar ponselnya. Itu Taehyung yang menghubunginya. Ah tak biasanya pria itu terlebih dahulu menghubunginya. Apa mungkin terjadi sesuatu dengan Aecha?
Ya, hari ini Jennie menitipkan Aecha pada Taehyung mengingat jadwalnya yang padat jadi ia tak ingin bocah itu kesepian di rumahnya.
"H-ha-hallo," panggil Jennie terbata. Ia ragu untuk berbicara dengan Taehyung.
"Jane, kau ada dimana?" tanya Taehyung dengan nada tak sabaran. Jennie yang mendengarnya pun semakin mengerutkan keningnya, baginya tak biasa jika Taehyung tiba-tiba menanyakan dirinya setelah hubungan mereka merenggang.
"A-aku masih di studio, kenapa?"
"Arghhh! Apa masih lama?" nada yang terdengar di seberang sana tampak kesal.
"Tidak juga, aku baru saja selesai."
Jennie dapat menebak jika Taehyung menghela nafasnya panjang. "Cepat ke sini! Aecha tiba-tiba saja demam tinggi."
Sontak saja Jennie melebarkan matanya. Detak jantungnya seketika berpacu lebih cepat, ia panik sekaligus khawatir dengan keadaan putrinya.
"Ah baiklah aku akan segera ke sana," jawab Jennie sekenanya, ia tak tahu lagi mau menjawabnya apa. Ia tak habis pikir bagiamana bisa putrinya terserang demam, apa Taehyung membiarkannya berenang di bawah teriknya matahari atau entahlah ia pun tak tahu.
Dengan segera Jennie mengambil tasnya dan mengatakan pada managernya bahwa ia pulang terlebih dahulu. Ia bahkan lupa jika panggilan telepon itu belum ia matikan sampai dirinya tiba di basement parkir.
"Akhh bagiamana bisa aku sampai lupa aku tak membawa mobil," gerutu Jennie. Ia merutuki dirinya sendiri di basement. Jauh-jauh Jennie datang ke basement dari lantai lima ternyata di sana tak ada mobilnya.
"KYA!"
Pekikan suara Taehyung disertai suara benda yang terdengar seperti panci yang terjatuh membuat Jennie menatap ponsel yang ia pegang.
![](https://img.wattpad.com/cover/184194926-288-k59411.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] She is Mine
أدب الهواة(END) "Dalam keadaan apapun itu jangan biarkan hatimu kosong dan putus asa, karena hanya hati yang kosong lah bisa mendatangkan iblis dengan segala godaannya yang akan menjerumuskan mu dalam kegelapan." Jennie Kim, seorang model fashion yang sedang...