9 tahun yang lalu...
"Hallo, Taehyung-ssi?"
Jungkook mengernyitkan salah satu alisnya ketika orang yang ia hubungi memanggil nama kakaknya.
"Hei, aku bukan Kim Taehyung, aku Jungkook," timpal Jungkook dengan nada ketus.
"Ah, jadi kau kelinci rakus itu? Buat apa menghubungiku menggunakan ponsel orangtua Aecha?"
Ah benar saja, Jungkook baru sadar jika ponsel yang ia gunakan sekarang milik kakaknya.
"Ck, siapa juga yang mau menghubungimu, aku hanya ingin berbicara dengan Aecha, apa dia sudah bangun?" tanya Jungkook untuk Lisa di seberang telepon. Pemuda bergigi kelinci itu melirik jarum jam yang masih menunjukkan pukul 4 pagi.
Sudah jelas jika yang Jungkook tanyakan adalah pertanyaan retoris, "Aishh, mana ada anak kecil bangun sepagi ini. Tentu saja dia masih tidur."
Mendengar cacian yang lebih tua, Jungkook lalu mendengus dan menatap sang kakak yang masih terbaring di bangsal rumah sakit. Sejak kehancuran CWA beberapa jam lalu, Taehyung berserta yang lain segera dibawa ke rumah sakit untuk diobati. Sedangkan mayat Jennie sedang diautopsi.
"Hei, apa ada hal yang penting?" pekik Lisa di seberang telepon. Ia jadi sedikit cemas ketika Jungkook tak kunjung membuka suara.
"Emh... Bisakah nanti kau bawa Aecha pulang?" pinta Jungkook.
" Ah tentu saja, tapi... Sepertinya dia masih punya rasa takut dengan Daddy nya, bagaimana? Aku sudah mencoba sebisa mungkin membujuknya."
Mendengar itu Jungkook mendengus, wajahnya ia usap kasar. "Bisa kau bujuk lagi? Soalnya ini hal penting, dia harus datang karena Mommy nya sudah-"
Perkataan Jungkook terhenti karena sebuah tepukkan di punggungnya. Sontak saja ia menoleh dan betapa terkejutnya ia ketika mendapati beberapa polisi dan juga teman-temannya berdiri di belakangnya.
"Eh? Ada apa ini?" tanya Jungkook gelagapan, ia langsung mematikan panggilan teleponnya tepat sebelum seorang polisi menarik lengannya.
"Kau harus ikut kami ke kantor polisi," nada datar yang terdengar tegas sukses mengunci Jungkook. Laki-laki itu sekarang tidak bisa berkata-kata, dan membiarkan tubuhnya dituntun oleh para polisi itu. Sementara itu ketika ia dipenuhi tanda tanya, retina matanya melirik Mark yang berdiri tak jauh darinya. Ia berkontak mata dengannya dan dapat ia simpulkan jika pria itu seolah mengatakan akan baik-baik saja.
Oleh karena itu ia sedikit menghela, berupaya menetralkan rasa gugupnya di depan para polisi. Apapun keputusan polisi nantinya, ia mencoba menerima sebaik mungkin. Jungkook sadar, karena ulahnya ini ia sudah membuat kekacauan besar.
.
.
."Lisa eonnie, kira-kira Mommy merindukanku tidak?"
Sebuah pertanyaan polos keluar dari mulut Aecha, ketika Lisa membawanya ke kediaman keluarga Kim. Namun, belum sempat membalas pertanyaan si gembul, gadis berponi itu dibuat terjingkat ketika melihat banyaknya orang dan karangan bunga di dekat rumah mewah itu. Perasaannya tiba-tiba saja menjadi gelisah setelah membaca tulisan-tulisan yang menunjukan bela sungkawa.
Apa yang sebenarnya terjadi? tanya Lisa dibenaknya.
Ia mengamati orang-orang di sana yang mayoritas menggunakan pakaian hitam.
Tidak, tidak mungkin Jungkook memanggil kami untuk melayat.
Garis-garis halus itu muncul di dahi sang gadis, menandakan jika ia sedang bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] She is Mine
Fanfiction(END) "Dalam keadaan apapun itu jangan biarkan hatimu kosong dan putus asa, karena hanya hati yang kosong lah bisa mendatangkan iblis dengan segala godaannya yang akan menjerumuskan mu dalam kegelapan." Jennie Kim, seorang model fashion yang sedang...