"Kalian tau apa tujuanku datang ke sini?" tanya sang bos besar memecah keheningan apartemen itu.
Christ menggelengkan kepalanya sebagai balasan untuknya, manik kembarnya bergerak ragu menatap pria itu.
"Kenapa kau diam saja Nona Kim?" Lennie mengangkat dagunya, dapat mereka lihat wanita itu tampak tak suka ketika sang bos memanggilnya dengan marganya.
"Bisakah jangan menyebut nama margaku?" pintanya lirih.
Pria yang diyakini sebagai bos nya saat ini mengeluarkan tawanya."Baiklah Nona Lennie," ucapnya seraya memberhentikan tawanya. Jarinya membenarkan posisi kacamatanya yang sedikit melorot dari batang hidungnya.
"Hahahaha sepertinya aku memanggilmu dengan sebutan 'nona' itu tidak terlalu cocok denganmu. Karena yang aku tau, sebutan itu hanya diberikan pada seorang gadis yang feminim. Ohh lihatlah dirimu... Kau itu jauh dari kata feminim, dan lebih menjurus pada kekejaman. Tapi aku menyukainya."
"Ah aku rasa aku terlalu banyak berbasa-basi dengan kalian," lanjut pria itu yang sukses membuat Lennie dan Christ menoleh.
"Aku punyai misi baru. Apa kalian siap menyelesaikannya?"
"Tapi-" Lennie menyela namun belum sempat ia menuntaskan kalimatnya bosnya terlebih dahulu membaca apa yang ada dipikirannya. Sesuatu yang ia takutkan akan kembali.
"Apa? Kau akan mengatakan jika Black Hit sudah mengetahuimu?"
Lennie mengangguk, sedangkan Christ hanya dapat melongo, karena sejatinya ia tak terlalu paham akan apa yang bosnya bicarakan kali ini.
"Itu akan mengasyikan, akan kutunggu bagaimana respon dari Yuta kkkkk," celetuk bos mereka yang kini menampilkan seringaian di wajah tampannya.
🌸🌸
"Min Yoongi?"
Jennie membelalakkan matanya melihat sebuah nama tertera di layar ponselnya kali ini.
"Apa ini? Apa dia menghubungiku tadi malam?" tanya Jennie pada dirinya sendiri.
Ia penasaran, langkah kakinya menuju ke arah meja makan dimana sekarang mereka; Taehyung, Aecha, dan Jungkook tengah memakan sarapannya.
"Kenapa? Kenapa wajahmu ditekuk seperti itu? Apa ada masalah?"
Jennie mengangguk kecil, tangan kanannya menarik kursi kemudian ia duduk di samping Taehyung.
"Coba ceritakan apa masalahnya?"
Jennie menoleh sekilas, lanjut dia mempersiapkan sarapan untuk dirinya.
"Hanya sedikit masalah saja."Taehyung menatap Jennie teduh, "sedikit ? Apa kamu yakin?"
Jennie mendengus pelan. "Eumm itu... Aku....boleh bertanya?" gumam Jennie. Taehyung mengangguk mendengar pertanyaan yang baru saja di lontarkan istrinya.
"Apa tadi malam ada yang menelpon ke nomorku?"
Taehyung hampir tersedak mendengar pertanyaan istrinya, dengan segera ia menegukkan air ke tenggorokannya.
"Ah iya?""Itu Min Yoongi," Taehyung membulatkan matanya, betapa terkejutnya ia mendengarnya. "Benarkah? Ah aku merasa bersalah telah mengatakan itu padanya," ucap Taehyung menyesal.
Suara sendok dan garpu terdengar beradu, sepasang suami istri itu sedang asyik membicarakan topiknya pagi hari ini, namun berbeda dengan anak dan adik iparnya.
Taehyung memberi kode supaya Jungkook membawa Aecha ke kamarnya untuk mempersiapkan diri ke sekolah. Dengan senang hati ia melakukannya, lagian Jungkook tidak merasa keberatan sama sekali, bahkan ia merasa senang di dekat keponakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] She is Mine
Fanfiction(END) "Dalam keadaan apapun itu jangan biarkan hatimu kosong dan putus asa, karena hanya hati yang kosong lah bisa mendatangkan iblis dengan segala godaannya yang akan menjerumuskan mu dalam kegelapan." Jennie Kim, seorang model fashion yang sedang...