29

492 67 0
                                    

"Jadi selama ini kau memperlakukan karyawanmu seperti itu, Kim Taehyung?"

Sebuah kalimat interogasi diterima oleh Taehyung ketika orang tersebut melangkah lebih dalam ke ruangannya. Taehyung mendecak, ia sedang tidak berminat jika harus berdebat di saat otaknya diselimuti tanda tanya besar.

 "Seharusnya aku yang bertanya padamu, telingamu itu berfungsi atau tidak? Sekretaris ku sudah bilang bahwa aku sibuk, tapi masih saja ingin menemuiku. Dasar keras kepala!" kata Taehyung dengan nada ketus. Padahal dirinya sendiri lebih keras kepala, tapi masih saja mengatai orang keras kepala dasar tidak berkaca.

Tanpa ingin membuang waktu lagi, seseorang itu mendekati Taehyung dengan tatapan yang sulit diartikan. "Ada hal yang  akan ku katakan."

"Aku sibuk," potong Taehyung yang membuat Jennie jengah. Wanita itu menghela nafasnya berat dan menatap sekeliling ruangan suaminya. Jujur saja ini masih tampak asing baginya, karena kunjungnnya ini terhitung kali ketiga. Jadi maklum saja jika ada karyawan yang tidak mengenalnya.

"Ini penting Taehyung-ah. Bahkan akan membuatmu terkejut."

Si tampan mengernyitkan salah satu alisnya. Dagunya ia tompang dengan salah satu tangan sedangkan manik kembarnya mengamati Jennie yang tampak cemas. Jujur saja walaupun hubungan diantara mereka sedang tidak baik tapi untuk kepedulian satu sama lain agaknya sudah terfondasi kokoh dalam diri mereka.

"Aku benar-benar tidak akan menyangka jika ini terjadi. Tadi Lisa, menelfonku bahwa dia melihat Jungkook memukuli orang," terang Jennie diakhir pembicaraannya. Ia tak yakin jika Taehyung akan mempercayainya atau tidak mengingat penyebab pertengkaran mereka tempo hari lalu respon Taehyung tidaklah menyenangkan.

Namun bukannya mebalas perkataan sang wanita, pria Kim itu justru terpingkal seraya tepuk tangan seolah dirinya baru saja mendengar sebuah lelucon.

"Candaan macam apa yang baru saja kau katakan, Jane? Dia memukuli orang? Di saat jam sekolah belum usai? Yang benar saja?!"

Jennie mendecak kesal. Sedikit kecewa ketika omongannya kali ini tidaklah dipercaya. "Aku tidak berbohong. Lisa yang hendak ke kampus  tak sengaja melihat Jungkook yang memukuli orang sampai orang itu tergeletak. Ini tidak bisa dibiarkan, bagaimanapun memukuli orang tidaklah benar. Apalagi orang yang dipukulinya itu lebih tua darinya."

Nafas Jennie memburu, ia terlihat cemas ketika ia tahu bahwa adik iparnya itu berulah tak sesuai norma. Well, kita tahu bahwa Jennie sudah menganggap Jungkook seperti adik kandungnya sendiri mengingat dia adalah anak tunggal.

"Kau pikir apa untungnya jika kau mengada-ada dan memberitahuku berita yang-aahh entahlah itu tidak masuk akal. Apa aku akan percaya? Tempo hari kau juga mengatakan hal yang tidak mungkin jika dilakukannya. Dia itu hanya bocah sekolah menengah atas yang ada di tingkat akhir. Sebentar lagi ujian kelulusan akan dilaksanakan dia sibuk belajar tapi kau sibuk membuat namanya jelek dimataku. Jadi hanya ini tujuanmu ke sini?"

Tidak disangka lagi, Taehyung telah berubah ia bahkan tak mempercayai omongan Jennie lagi. Perkataan yang dulu terdengar lembut sekarang berbeda. Pria itu sama sekali tak mengatakan kalimat  dengan lembut, justru sebaliknya dia mengatakannya dengan penuh penekanan dan mata elangnya seolah berapi-api.

Sial, disituasi seperti ini Jennie selalu saja terpaku akan keadaan. Ia bahkan memilih menutup rapat bibirnya dengan matanya tak teralihkan dari tatapan Taehyung yang mengunci.

Pria itu mendekat dengan salah satu ujung bibirnya terangkat menciptakan seringaian di wajah tampannya. Ia semakin mengikis jarak yang terpatri hingga tak sadar jika sang wanita kini berkeringat dingin.

"Kau berubah, hanya karena orang baru yang datang dalam hidupmu dan kau  yang memandang sebelah mata tentang Jungkook," ucap Taehyung yang berhasil membuat bulu kuduk Jennie meremang akibat nada yang terdengar begitu rendah.

[2] She is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang