14

1K 126 4
                                    

"Menyukai seseorang adalah hal yang wajar, namun balasan disukai orang itu hal yang perlu dipertanyakan dan itu mungkin tidak ada peluang harapannya."
---

Pria dengan marga Kim itu tersenyum kaku setelah orang tadi memanggil namanya. Ia cukup terkejut mendapati sosok pria berkulit pucat ini tengah menatapnya dan tersenyum. Sungguh senyum itu sudah sangat lama tidak dilihatnya.

"Yoongi hyung, apa itu kau?" tanya Taehyung memastikan.

Pria tersebut mengangguk dan menggeser tubuhnya untuk duduk di sebelah Taehyung.

"Kita bertemu lagi, Taehyung."

Taehyung menarik ujung bibirnya ke atas. Senyum itu tampak getir. Entah kenapa mood Taehyung langsung berubah setelah mengingat kejadian di masa lalu. Kejadian dimana membuat dadanya sesak.

Flashback

"Selamat sekarang kau sudah menjadi ibu."

Taehyung yang saat itu hendak masuk ke ruang rawat Jennie lantas mengurungkan niatnya. Ia memilih berhenti di depan pintu dan mengintip mereka  dari celah pintu.

"Terimakasih," balas Jennie diakhiri dengan senyum simpul.

Mata Taehyung membulat, ketika retinanya menangkap sosok pria itu menggenggam tangan wanitanya.

Taehyung bersusah payah menahan amarahnya sekaligus rasa cemburu yang mulai mebyelimutinya. Katakanlah jika Taehyung posesif, pria Kim itu tidak terima jika miliknya disentuh oleh orang lain. Kendati demikian hanyalah tangan.

"Apa yang kau lakukan, Yoongi? Jangn seperti itu," peringat Jennie kemudian menepis tangan Yoongi secepatnya.

Pria berkulit putih terdiam sejenak lalu tersenyum tipis. Telapak tangannya berkeringat menandakan kalau dirinya sedang gugup.

"Aku tidak tahu yang aku katakan ini harus dikatakan atau tidak. Tapi, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku tidak mau terus menerus munafik dengn perasaanku sendiri, jadi tolong dengarkan apa yang kukatakan."

Jennie tersentak kaget, mendengar omongan temannya. Ia sungguh tak paham betul apa yang dimaksud Yoongi.

"Maksudnya?"

"Aku me...me..menyukaimu," ucap Yoongi terbata-bata. Kemudian pria bermarga Min itu menunduk malu. Apa yang ia katakan barusan, bisa saja setelah ini dirinya akan di usir dari tempat ini dan dibenci oleh semua keluarga Kim.

Tapi itulah keputusan, supaya jangan memendam perasaannya berlama-lama. Keinginannya hanyalah mengungkapkan perasaan tanpa ia tahu apa balasannya setelah ini. Yang terpenting ia sudah meluapkan kata hatinya.

Seseorang bolehlah berharap namun yang perlu dipertanyakan hanyalah apa harapan itu sesuai dengan harapan kita?

Dari sinilah Yoongi mengambil kesimpulan bahwa semua manusia patut mengutarakan perasaannya hatinya pada seseorang tepat di hadapannya bukan hanya dibelakangnya. Karena ia pun membutuhkan harapan tentang jawaban dari lawan bicaranya.

Taehyung terkejut mendengar omongan temannya. Bukan hanya sekali ia mengetahui kalau Yoongi menginginkan istrinya. Ini kedua kalinya Taehyung mendengar semacam ini.

Sebelumnya seperti beberapa hari setelah insiden meledaknya bom itu. Yoongi pernah mengatakan bahwa dirinya ingin menyelamatkan Jennie layaknya sebagai seorang suami.

Kemudian Taehyung mengingat omongan Yoongi selanjutnya. Ia bilang kalau dirinya tidak ingin memiliki Jennie nya.

Tapi apa ini? Ia bahkan mendengar Yoongi secara terang-terangan menyatakan perasaannya.

[2] She is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang