Setelah sepekan terlewati dengan belaian dokumen yang tak ada habisnya, akhirnya Taehyung bisa meluangkan diri untuk keluarga kecilnya. Yah walaupun hanya untuk menjemput anak dan sang istri, lalu makan siang bersama, itu sudah cukup baginya untuk melepas penat. Pria dengan marga Kim itu mengeratkan jas yang dikenakannya ketika semilir angin musim semi berhasil menarikan anak rambut yang menjuntai di dahi.
Taehyung menghela ketika dirinya selalu saja menjadi sorotan publik. Ia bingung apa yang membuatnya menjadi pusat perhatian, padahal ia sudah mengakhiri karirnya di dunia hiburan. Ia tak lagi menjabat sebagai aktor ternama. Ia hanyalah seorang pemimpin perusahaan swasta dengan karyawan lebih dari 20.000 pekerja. Ia hanya seorang lelaki yang sudah beristri dan beranak satu. Tak ada alasan bagi mereka untuk menatapnya 'lapar' seolah dirinya adalah daging segar di kerumunan singa ataupun seorang bujangan berdompet tebal.
Menghiraukan mereka, pria mantan aktor itu menyenderkan tubuhnya di pintu mobil dengan tangan yang dilipat di depan dada. Wajah tampannya masih setia menampilkan ekspresi datar selama menunggu sang gadis keluar dari kelas.
Orang-orang di sana, terutama ibu-ibu yang menjemput anaknya pun menjadi tak fokus setelah melihat keberadaannya dengan wajah tak manusiawi.
Bahkan salah satu anak di sana sampai ada yang menangis setelah melihat ketampanan Taehyung. Melihat itu, Taehyung yang notabenenya tidak kuat melihat anak kecil menangis pun menghampirinya.Pria itu merendahkan tubuhnya supaya sejajar dengan anak laki-laki dengan pipi chubby.
"Boy, kenapa menangis?" tanyanya, sukses membuat ibu anak itu membeku. Mungkin karena tak percaya ia bisa berada dengan pria tampan sedekat itu atau karena alasan lain.
"Paman tampan, ibuku jahat. Dia tidak mau menuruti permintaanku," adunya dengan bibir mengerucut.
Mendengar itu ibunya pun mendelik, meraih putranya agar menjauh dari Taehyung. Takut-takut mengadukan yang tidak-tidak, padahal kan keinginannya saja yang tidak masuk akal.
"Oh ya? Memangnya apa permintaanmu, nak?" tatapan Taehyung melembut, beralih pada sang ibu yang sepertinya sedang bermonolog pada dirinya sendiri.
"Hyunki, ingin ganti daddy seperti paman, tapi mommy marah-marah pada Hyunki."
Mendengar pernyataan tersebut Taehyung dibuat tertahan oleh tawanya yang kapan saja bisa ia ledakan. Namun agaknya menertawakan anak kecil itu sekarang tidaklah elit.
"Eoh? Kenapa Hyunki ingin ganti daddy?"
"Paman kan tampan. Orang bilang anak tidak akan jauh berbeda dengan orang tuanya. Eum seperti buah jatuh dari pohonnya ya...semacam itulah Hyunki pernah dengar orang-orang berbicara seperti itu. Jadi, karena itu Hyunki ingin ganti daddy yang seperti paman. Hyunki ingin tampan seperti paman," celetuknya dengan semangat sukses membuat Taehyung gemas sendiri, bahkan sampai ia melupakan tujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] She is Mine
Fanfiction(END) "Dalam keadaan apapun itu jangan biarkan hatimu kosong dan putus asa, karena hanya hati yang kosong lah bisa mendatangkan iblis dengan segala godaannya yang akan menjerumuskan mu dalam kegelapan." Jennie Kim, seorang model fashion yang sedang...