26

948 110 5
                                    

Jennie meneguk salivanya. Kedua kakinya sedikit melangkah mundur menjauhi Taehyung. Ia menahan air matanya supaya tidak lolos begitu saja di hadapan Taehyung.

Namun baru saja ia melangkah mundur menciptakan jarak diantara mereka, genggaman tangan Taehyung berhasil mendarat begitu saja di lengannya. Jennie seakan terkunci pergerakannya, tidak biasanya Taehyung menggenggamnya dengan kuat seperti ini.

Jennie memberontak. Ia mencoba menepis tangan Taehyung itu, tapi tetap saja usahanya tidak membuahkan hasil. Justru pria itu semakin mengeratkan genggamannya.

"Tae! Lepaskan!"

Lagi-lagi Jennie berusaha membentak Taehyung walaupun sebenarnya ia pun tidak rela kalau bibirnya sendiri mengatakan hal kasar padanya. Sedangkan Taehyung hanya diam, dengan wajah datarnya. Seakan-akan ia menikmati pemandangan di depannya itu.

Melihat istrinya sendiri meringis akibat cengkeraman ulahnya. Ia tetap begitu, hingga beberapa detik kemudian ia menarik lengan Jennie begitu saja. Sehingga jarak diantaranya benar-benar tereliminasi.

Taehyung menarik ujung bibirnya keatas ketika manik kembarnya dengan sengaja memaksa sang istri untuk berkontak mata dengannya dengan posisi tubuh yang errr....cukup intim mengingat lengan Taehyung melingkar pada pinggang sang wanita.

"Keluarkan saja air matamu itu sebelum keluar dari rumah ini," ucapnya disertai seringaian tipis dari bibirnya.

Sekarang sudah jelaskan semuanya? Jelas bahwa Taehyung sudah tidak lagi mencintai Jennie dan jelas sekarang pria itu menginginkan Jennie pergi dari rumahnya.

Jennie tak tahan lagi untuk menahan banjiran air matanya itu. Rasanya ia ingin pergi dari sini secepatnya kalau saja suaminya itu tidak mengunci pergerakannya seperti sekarang ini. Eh tunggu! Apa masih pantas ia menyebut Taehyung suami?

Rasanya kini ia tak bisa menahan air matanya lagi terlebih karena Taehyung memaksanya untuk berkontak mata dengannya. Dan sebelum air matanya benar-benar menetes Taehyung terlebih dulu menarik tengkuknya dan menempelkan bibirnya kemudian sang dominan melahap kasar bibir bawahnya.

Dan disaat bersamaan pula bulir bening itu lolos begitu saja dari kelopak matanya. Jennie memejamkan matanya merasakan bibirnya terasa bergetar ketika Taehyung melumat bibirnya dengan kasar. Ia tahu kalau suaminya itu sekarang sedang diliputi amarah, terbukti ciuman yang Taehyung berikan berbeda pada ciuman-ciuman sebelumnya.

Jika sebelumnya hanya sebatas melumat pelan, namun berbeda untuk sekarang. Ciuman yang tak biasa, seolah-olah ciuman itu bagaikan sengatan listrik yang membuat tubuhnya bergetar.

Taehyung menarik lengan Jennie supaya melingkar di lehernya itu. Namun tidak sebodoh itu Jennie menerima perlakuan pelampiasan seperti ini. Bahkan ia mendorong dada Taehyung supaya segera menjauh darinya.

Namun tetap saja, Taehyung lah yang lebih berkuasa di sini. Sehingga benar-benar membuat posisi Taehyung yang mendominasi di setiap 'permainan'.

Jennie meringis, bibirnya baru saja merasakan perih seperti digigit dengan sengaja oleh sang dominan. Tak habis pikir, hatinya mengatakan tidak namun tubuhnya justru menerima perlakuan Taehyung yang semena-mena ini.

Entah mulai terbawa suasana atau untuk alasan apa, ia memberikan respon walaupun responnya itu tidaklah banyak. Ia sedikit menarik tubuhnya ke belakang, ketika sang dominan mulai bermain sedikit liar padanya.

Jangan tanyakan lagi perasaannya sekarang ini, takut? Tentu saja bahkan ia tak pernah merasa takut luar biasa seperti ini. Hingga pada akhirnya butiran bening itu membekas mengalir ke pipinya hingga mungkin saja Taehyung bisa merasakan rasanya buliran bening itu yang berhasil lolos.

[2] She is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang