CUKUP sudah! Aletta benar-benar tidak tahan. Setelah mendekam di kamar seharian setelah pulang sekolah karena niat awalnya adalah tidur, ia malah menangis ketika kembali mengingat kenangannya bersama Arvi. Aletta bukanlah tipe orang yang cengeng, ia sendiri tahu itu. Tapi kebiasannya ketika sendirian tidak bisa ia hilangkan, yaitu memikirkan kembali masalahnya sampai berlarut-larut, lalu menangis.
Dengan malas, ia mengambil laptopnya lalu menghubungi Kaleo lewat skype.
"Ada apa, princess? Tumben lo nelfon gue duluan," tembak Kaleo langsung.
"I can't live without my phone," ucap Aletta sambil mencebikkan bibirnya.
"Mau beli? Gue temenin deh," tawar Kaleo yang diangguki Aletta dengan semangat.
"Oke! Jemput gue, gue bakal siap-siap!"
Setelah mematikan laptopnya, Aletta langsung mengganti bajunya dengan kaus pink berlengan pendek dan celana jeans yang panjangnya hanya satu jengkal diatas lutut.
"Mau kemana?"
Aletta tersentak ketika menemukan Arvi di depan pintu kamarnya. Dengan berani, ia mendongkak, menatap laki-laki yang lebih tinggi darinya itu.
"Bapak ngapain?" tanya Aletta heran.
"Mau kemana?!" tanya Arvi lagi dengan suara yang lebih keras, terkesan membentak.
Aletta terlonjak kaget, tidak menyangka jika setelah hubungan mereka berakhir, cowok itu masih berani membentaknya.
"Mau ke mall sama Kaleo," jawab Aletta akhirnya.
Pandangan Arvi menajam, membuat Aletta langsung merinding. Tanpa aba-aba, cowok itu langsung mengangkatnya dan menggendongnya seperti karung beras.
"Bapak ngapain?!" pekik Aletta panik sambil memukul punggung Arvi.
"Kamu gak boleh pergi pakai celana itu," ucap Arvi setelah menurunkan Aletta dan menunjuk celana cewek itu dengan dagunya.
"Kenapa? Apa hak bapak ngatur-ngatur saya? Orang tua bukan, temen bukan, pacar juga bukan," gerutu Aletta kesal.
"Karena aku guru kamu, dan aku mantan pacar kamu," jawab Arvi santai.
"Cuma mantan kan? Lagian, ini bukan jam sekolah dan yang bisa marahin saya karena masalah pakaian itu cuma guru BK," jelas Aletta, menekankan kembali posisi Arvi sekarang yang hanyalah guru Ekonomi di sekolahnya.
Bukannya tersinggung atau marah, Arvi malah menyeringai, dan itu adalah alarm bahaya untuk Aletta.
"Ganti sekarang, atau aku yang gantiin sekarang juga?" ancam Arvi yang membuat Aletta melotot.
"Hah? Gak mau! Udah sana keluar," usir Aletta sambil mendorong Arvi keluar dari kamarnya.
Setelah mengganti celananya, Aletta langsung pergi dan untungnya mantan kekasihnya tidak lagi muncul dihadapannya. Diluar rumahnya, cewek itu menemukan Kaleo yang sudah menaiki motornya.
"Naik motor, seriously?" tanya Aletta dengan alis terangkat satu.
"Kenapa? Motor bisa bikin kulit lo hitam, princess?"
Aletta terkekeh geli, lalu menaiki motor itu dan memeluk pinggang Kaleo erat tanpa canggung, tidak menyadari bahwa sepasang mata yang tajam sedang memperhatikannya dari balkon kamar Reno.
🌿🌿🌿
SETELAH membeli ponsel yang ia idam-idamkan dengan uangnya sendiri, Aletta memekik senang dan mengajak Kaleo makan sushi di salah satu restoran yang berada di mall itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvetta ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] A R V E T T A Because I love you, and I want to fix us up. Start: 14 Oktober 2018 End: 3 April 2020 --------------------------------------------------------------------- "Saya Malvier Arviendra. Kalian bisa panggil saya Pak Arvi. Saya...