Don't forget to vote and comment.
"ALETTA, bangun sayang. Sudah jam tujuh!"
Kedua bola mata Aletta sontak terbuka. Cewek itu langsung bangkit dari tidurnya, lalu mandi dengan cepat dan keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragam sekolahnya.
"Bun, ini masih jam setengah enam!" Aletta memekik kesal setelah melihat jam.
"Bunda salah liat jam," sahut Vanessa sambil terkekeh kecil.
Aletta menghentakkan kakinya, lalu duduk di meja riasnya dan mulai mencatok rambutnya yang di ombre warna cokelat muda. Setelah mencatok rambutnya agar menjadi sedikit bergelombang, cewek itu melirik kuku tangannya yang sudah berwarna merah darah, lalu tersenyum puas dan mengambil tas ransel-nya.
"Hai, Bun." Aletta mengecup pipi Vanessa, lalu duduk dimeja makan untuk sarapan. "Ayah mana?" tanyanya pada Vanessa.
"Tadi waktu Bunda bangunin kamu, Ayah udah berangkat," jawab Vanessa. "Lagian, bukannya Bunda bangunin kamu jam setengah enam? Kok baru turun jam enam lewat lima belas?"
"Nyatok dulu," jawab Aletta sambil mengambil satu slice roti tawar, lalu mengoleskannya dengan selai strawberry kesukaannya.
Vanessa menatap penampilan Aletta dari atas sampai bawah, lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Kamu mau jadi cabe-cabean ya?"
"Ini hari Senin," ucap Aletta sambil melahap rotinya.
Vanessa menghembuskan napasnya kasar. Puterinya ini memang aneh, setiap satu bulan sekali, hari senin dan saat sekolahnya tidak melaksanakan upacara, Aletta akan berpakaian layaknya badgirl, kecuali rambut ombre-nya yang selalu berganti warna setiap seminggu sekali. Katanya, ia melakukan semua itu agar suasana sekolahnya tidak monoton.
"Oke, sebenarnya bukan itu yang ingin Bunda bahas," ucap Vanessa sambil menaruh tumpukan kertas yang membuat Aletta memelankan kunyahannya.
"Gimana Bunda bisa dapat itu semua?" tanya Aletta pelan. Seingatnya hasil ulangan itu sudah ia buang ke tempat sampah depan rumahnya.
"You don't need to know," jawab Vanessa sambil tersenyum miring, lalu mulai membacakan hasil ulangan Aletta. "Geografi 48, Sosiologi 92, Sejarah Indonesia 76, Sejarah Minat 94, Ekonomi 42, Matematika 19, seriously?"
Aletta mendengkus kesal. "Guru Matematika -nya salah ngasih nilai, harusnya sembilan puluh satu," alibinya.
Vanessa melirik kertas ulangan Matematika Aletta, lalu terkekeh geli. "Sembilan puluh satu dari Hongkong, orang essay cuma nulis soal. Aletta, Bunda gak mau tahu, Ujian Akhir Semester bulan depan nilai kamu harus meningkat. Kalau enggak, tahun baru nanti kita gak liburan," ancamnya yang membuat Aletta membulatkan kedua bola matanya.
"Bun, seriously? Tahun lalu kita gak liburan gara-gara Reno kecelakaan," protes Aletta. Larenova Abraham Aditama adalah kakak kandung Aletta yang sekarang sedang kuliah di Universitas Gadjah Mada.
"Kak Reno, Aletta," ralat Vanessa.
Aletta mendecak, lalu bangkit dari duduknya dan meminum susu strawberry -nya hingga habis. "Aletta berangkat," pamitnya sambil menenteng tasnya. Setelah cewek itu mencium tangan dan mengecup pipi Vanessa, ia langsung berjalan menghampiri Pak Restu, Sopirnya yang sudah siap untuk mengantarnya ke Denazza International School, sekolahnya.
"Ngebut ya, Pak. Aletta udah telat!"
🌿🌿🌿
TBC
Spam for next?

KAMU SEDANG MEMBACA
Arvetta ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] A R V E T T A Because I love you, and I want to fix us up. Start: 14 Oktober 2018 End: 3 April 2020 --------------------------------------------------------------------- "Saya Malvier Arviendra. Kalian bisa panggil saya Pak Arvi. Saya...