Jangan lupa vote dan komen ya:)
Selamat membaca. Happy reading. Glad läsning. Bonne lecture. Feliz lectura. Lexim i lumtur. щастливо четене. veel leesplezier. masaya pagbabasa. boldog olvasás. Viel Spaß beim Lesen. buona lettura. 幸せな読書. Lectio beatus.
🌿🌿🌿
"ALETTA, apa yang ada di pikiran kamu tentang kita?" Aletta menggigit bibir bawahnya bingung. Ia memang menyukai gurunya ini, tapi sepertinya ia tidak pernah berharap kalau ia dapat berada di situasi mencekam seperti ini.
No, ini bukan suasana romantis seperti apa yang ia harapkan jika ada laki-laki yang menyatakan perasaannya. Ini adalah suasana mencekam, gawat darurat, dan tidak baik untuk kesehatan jantungnya.
"Kamu takut?" tanya Arvi ketika sadar kalau kelakuannya yang tiba-tiba ini mampu membuat cewek yang berada di depannya ini ketakutan.
"Bapak gak pernah nembak cewek ya?" tanya Aletta ketus, seperti biasanya.
Arvi mendengus geli. Ternyata Aletta benar-benar pintar mengendalikan rasa takutnya, dan ia merasa tidak salah dalam memilih calon pacar. "Memangnya kenapa kalau saya baru pertama kali nembak cewek?" tanyanya.
"Kasihan sekali cewek yang Bapak tembak nanti," pancing Aletta.
"Sedang mengasihani diri sendiri ya?" sindir Arvi, merasa terpancing.
Samar-samar, Arvi bisa melihat pipi Aletta yang memerah, dan hal itu berhasil membuatnya gemas.
"Yaudah lah, terserah Bapak. Udah kan? Kalau gitu, saya balik ke kamar dulu ya!"
"Eiitts.." Dengan sigap, Arvi kembali menarik tangan Aletta dan menahan tubuh cewek itu dengan kedua tangannya.
"Apa lagi, Pak?"
"Pura-pura lupa atau gimana, hm? Jadi gimana, mau gak?" tanya Arvi dengan tangan yang masih menahan Aletta.
Aletta menaikkan sebelah alisnya, "Mau? Mau apa?" tanyanya bingung.
"Yang tadi.."
"Yang tadi apaan sih? Perasaan Bapak gak nanya apa-apa," ucap Aletta, ngegas sendiri.
Arvi mendecak, "Kamu mau gak, jadi pacar saya?" tanyanya.
Aletta menganga. Shit, umpatnya dalam hati. Ini terlalu tiba-tiba, dan ia tidak tahu ingin menjawab apa. Kalau jawab tidak, itu tidak mungkin karena ia juga menyukai cowok yang berada di depannya ini. Tapi kalau jawab iya, apa tidak terlalu cepat untuk menjalin hubungan dengan Arvi?
"Hmmm," gumam Aletta untuk mengulur waktu. "Yaudah, saya mau..," jawabnya sok malu-malu.
"YES!"
Aletta dan Arvi sontak menoleh dan mendapati Reno duduk di tangga sambil memegang ponselnya.
"Reno, lo gak rekam semuanya, kan?" tanya Aletta dengan nada khawatir. Kalau seandainya satu sekolah tahu kalau ia baru saja menjalin hubungan dengan Arvi, ia tidak bisa membayangkan wajah-wajah warga sekolahnya saat melihatnya lewat, apalagi reaksi Dasty nanti.
"Otw masuk snapgram," sahut Reno sambil berjalan menghampiri mereka berdua. "Jangan lupa PJ, Bro. Gila, gue kira lo diculik tante-tante karena bikin mie doang gak balik-balik. Ohh, ternyata hati lo yang udah diculik adek gue tohh," godanya.
"Jangan disebar, Ren." Arvi berucap tegas, "Gue gak bisa ngebayangin kalau pimpinan sekolah tahu kalau gue jadian sama murid gue sendiri," lanjutnya sambil menggelengkan kepalanya.
Reno mengangguk, "Santuy, elah. Lo berdua kayak gak tau gue aja," ucapnya.
"Yaudah, mending sekarang kamu tidur. Besok mau ikut saya sama Reno ke Dufan, kan?" tanya Arvi sambil mengusap kepala cewek yang baru saja resmi menjadi kekasihnya itu. Aletta mengangguk, lalu mengambil kembali susunya dan berjalan menuju kamarnya, siap untuk bermimpi indah.
"Astaga, jadi ceritanya besok gue bakal jadi nyamuk nih?" protes Reno.
"Cari pacar lah," saran Arvi setelah Aletta kembali ke kamarnya.
"Mana bisa gue dapet pacar dalam sehari?"
"Nih, jadinya gue bikin mie goreng. Dimakan ye," ucap Arvi sambil mendorong pelan piring berisi mie goreng dengan topping potongan sawi dan bakso sapi sebagai pelengkap.
"Untung bukan mie rebuss, melar ntar mie-nya karena lo kelamaan nembak adek gue," ucap Reno sambil mengambil sumpit dan mulai melahap mie goreng-nya.
Arvi terkekeh geli, lalu ikut menyantap mie goreng buatannya.
"Gue serius loh, Ar," celetuk Reno, membuat Arvi menaikkan sebelah alisnya.
"Serius tentang apa?"
"Gue gak mau lo nyakitin adek gue," jawab Reno yang diangguki Arvi. "Aletta tuh mood-nya gak jelas kayak otaknya. Kadang pinter, kadang bego. Kadang manja, kadang mandiri. Yaa, yang jelas gue bakal salut banget sama laki-laki yang tahan sama Aletta sampe nikah. Gue yang jadi Kakaknya aja kadang angkat tangan sama Aletta," celotehnya, membuat Arvi terdiam.
Semua ini terlalu cepat, ia tahu itu. Mereka bahkan belum terlalu saling mengenal. Tapi ia sudah memulai hubungan dengan Aletta, dan ia akan berusaha semampunya untuk mempertahankan hubungan ini, itulah janjinya.
🌿🌿🌿
"KENAPA kamu belum tidur?" tanya Arvi saat melihat Aletta berjalan di depan kamar tamu yang menjadi kamarnya kalau ia menginap.
"Saya belum ngantuk," jawab Aletta.
"Sini duduk," ucap Arvi sambil menunjuk sofa di sampingnya dengan dagunya.
Aletta menurut, cewek itu duduk di sofa, lalu menatap sekelilingnya, takut menemukan Reno yang suka menguping.
"Kamu pasti kaget karena saya nembak kamu tiba-tiba," celetuk Arvi setelah mereka terdiam beberapa detik.
"Pasti lah, gak ada yang gak kaget kalau di tembak sama guru yang paling menyebalkan sepanjang masa," sahut Aletta dengan nada berlebihan.
Arvi tertawa, "Atau.., kamu ingin kita saling mengenal lebih jauh lagi?" tanyanya setelah berhasil menghentikan tawanya, yang membuat Aletta menoleh pada gurunya itu, lalu tersenyum.
"Gak perlu, kalau kita pacaran juga bisa saling mengenal lebih jauh," jawab Aletta.
"Mulai sekarang, gimana kalau kita ngomong pakai aku-kamu?" tanya Arvi.
Sekarang, giliran Aletta yang tertawa. "Biar apa, Pak?" tanyanya.
"Yaa, supaya gak canggung?"
"Emang ngaruh?"
"Ngaruh banget, kayaknya."
"Hahahaha, yaudah. Kalau gitu, aku tidur dulu ya," ujar Aletta.
"Inget, jangan panggil aku pakai Pak lagi, kecuali di lingkungan sekolah. Kalau di sekolah, kamu boleh manggil aku gak pake Pak kalau kita lagi berduaan," ujar Arvi sambil menaik-turunkan kedua alisnya untuk menggoda Aletta.
"Lah, siapa yang mau berduaan sama Bapak?"
"Oh, udah mulai berani kamu ya.., udah sana tidur. Kalau besok telat, aku tinggal!"
"Hmmm, iya iya!"
Arvi mengusap rambut cewek itu pelan, lalu mengamati Aletta yang masuk ke kamarnya. Cowok itu menghembuskan napasnya kasar, sadar kalau ia kembali membawa perubahan besar dalam hidupnya.
🌿🌿🌿
Ya, begitulah proses mereka jadian.. hahaha!
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
Arvetta ✔️
Ficção Adolescente[COMPLETED] A R V E T T A Because I love you, and I want to fix us up. Start: 14 Oktober 2018 End: 3 April 2020 --------------------------------------------------------------------- "Saya Malvier Arviendra. Kalian bisa panggil saya Pak Arvi. Saya...