Selamat membaca. Happy reading. Glad läsning. Bonne lecture. Feliz lectura. Lexim i lumtur. щастливо четене. veel leesplezier. masaya pagbabasa. boldog olvasás. Viel Spaß beim Lesen. buona lettura. 幸せな読書. Lectio beatus.
🌿🌿🌿
AKHIRNYA, pekan yang paling tidak ditunggu oleh seluruh murid Denazza International School tiba, yaitu pekan Ujian Akhir Semester atau UAS. Hari Minggu kemarin, tepatnya satu hari sebelum UAS, Arvi datang ke rumah Aletta dan memergoki pacarnya itu sedang enak-enakan berenang di kolam renang yang kebetulan ada di rumah cewek itu.
"Kenapa kamu belum belajar? Besok kan ujian, Matematika pula!" tegur Arvi saat itu.
Bukannya merasa bersalah atau takut, Aletta malah terkekeh geli. "Yaa, aku mah tawakal aja," sahutnya.
"Oh, jadi begitu. Aku baru tahu kalau cuma tawakal doang bisa langsung dapat nilai 100. Sekarang kamu mandi, ganti baju, terus ke ruang tengah. Aku tunggu disana, Bawa buku Matematika dan PKN kamu," perintah Arvi dengan nada tegas, membuat Aletta ingin menahan napas di dalam air sampai pingsan saat itu juga.
Parahnya lagi, bukan hanya Arvi yang menjadi guru privat dadakannya pada saat itu, tapi Reno juga ikut andil untuk membuatnya menderita.
"Bengong aje lo," tegur Rasti yang membuat Aletta tersadar dari lamunannya.
"Eh, elo udah balik dari liburan," ucap Aletta sambal mengusap tengkuknya.
"Iyalah, masa gue disana terus."
"Mana oleh-oleh dari Bandung?" tagih Aletta.
"Nanti aja, waktu istirahat," ujar Rasti. "Eh, btw lo belum cerita tentang lo yang ke Dufan bareng Pak Arvi waktu itu," lanjutnya.
Aletta tersenyum kecil, "Kak Reno tuh temenan sama Pak Arvi. Jadi kemaren kita ke Dufan bareng," jelasnya.
"Oh, gitu. Eh, tadi gue denger dari kakak kelas kalau yang ngawas kita selama seminggu ini tuh Pak Arvi sama Bu Denta," ucap Rasti yang membuat Aletta menaikkan sebelah alisnya.
Hari ini, jam pertamanya adalah Matematika, dan tidak mungkin kalau Bu Denta mengawas kelas mereka karena Matematika adalah mata pelajaran yang diajarkan oleh Bu Denta.
Shit, umpat Aletta. Pantas saja Arvi kemarin memaksanya untuk belajar. Pacarnya itu tidak akan memberinya celah untuk menyontek!
"Selamat pagi." Suasana kelasnya yang tadinya ramai, mulai hening, seperti tidak ada kehidupan. Oke, Aletta akui, Arvi memiliki aura intimidasi yang kuat.
"Seperti yang kalian ketahui, mata pelajaran pertama yang diujikan adalah Matematika. Ponsel, buku, dan catatan taruh di tas, dan taruh tas kalian di belakang. Nengok sedikit, bawa meja kamu ke belakang, kerjain soal ujian disebelah saya."
Aletta menahan napasnya, Jangan sampe jangan sampe jangan sampe, batinnya komat-kamit sendiri.
"Kerjakan sendiri ya, percaya pada diri sendiri," nasihat Arvi sambil membagikan kertas soal dan kertas jawaban pada setiap siswa.
"Saya lebih percaya sama temen, Pak," sahut Aletta pelan saat Arvi menaruh kertas soal dan kertas jawaban di mejanya.
"Aku percaya kamu," bibirnya bergerak tanpa suara.
Aletta menahan senyumnya. Tak bisa dibohongi kalau jantungnya berdegup cepat dengan pipinya yang merona merah. Entah mengapa, kata-kata itu mampu membuat moodnya membaik dan lebih semangat dalam menghadapi soal Matematika kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvetta ✔️
Teen Fiction[COMPLETED] A R V E T T A Because I love you, and I want to fix us up. Start: 14 Oktober 2018 End: 3 April 2020 --------------------------------------------------------------------- "Saya Malvier Arviendra. Kalian bisa panggil saya Pak Arvi. Saya...