Mayleen bangun dengan semangat yang sangat tinggi. Pagi ini ia berencana akan turun tangan langsung mengurus makanan yang akan dibagikan. Sedangkan untuk urusan selimut, Permaisuri yang mengurusnya.
Kaisar telah menetapkan kalau perayaan akan diadakan selama 2 hari. Nanti siang perayaan itu akan dibuka secara resmi oleh Kaisar.
"Selir Agung, sebaiknya anda kembali saja," ujar kepala dapur, dayang Yi.
"Kau mengusirku?" tanya Mayleen.
"Bukan begitu Yang Mulia. Tapi kalau Kaisar tahu, kami semua akan dihukum," jelas dayang Yi dengan cemas.
"Kaisar tidak akan menghukum kalian," ucap Mayleen sembari tersenyum.
"Sudahlah. Mari kita lanjutkan memasaknya. Hari sudah semakin siang." Mereka semua pun melanjutkan acara memasaknya. Termasuk Mayleen yang ikut turut serta memasak Choco Lava kukus.
Menurutnya, masakannya pasti akan menggemparkan. Karena di zaman ini tidak ada jenis kue seperti itu. Kenapa ia bisa memasaknya? Karena bahannya mudah didapatkan di zaman kuno ini. Cukup tepung, cokelat, gula dan sedikit susu. Cara memasaknya pun selain di oven, kue ini bisa dibuat dengan cara dikukus. Mudah bukan?
Semua orang terkagum-kagum saat kue yang di buat Mayleen telah matang semua. Mereka bahkan sampai menelan ludah dengan susah payah saat Mayleen membelah kue tersebut untuk dicicipi. Lelehan cokelatnya sungguh menggugah selera. Mereka tidak menyangka bahwa Selir Agung dapat memasak makanan yang sangat menggiurkan.
"Dayang Yi, tolong kemas semua kue ini. Aku sudah membuat lebihnya di dekat tungku. Kalian bisa memakannya." Semua orang terkejut serta terkagum-kagum. Selir milik Kaisar yang satu ini memang sangat istimewa. Ia mau membuatkan makanan untuk mereka yang sudah jelas bukan siapa-siapa selain hanya pesuruh di istana saja.
"Terimakasih Yang Mulia." Semua orang bersujud membuat Mayleen terkejut.
"Apa yang kalian lakukan? Bangunlah." Semua orang bangkit kembali seraya tersenyum haru.
"Kalian makanlah. Aku yakin kalian sudah kelaparan. Kalau begitu aku pergi dulu." Semua orang langsung terpekik senang saat Mayleen sudah pergi. Mereka berebut mengambil kue yang sudah disiapkan majikannya.
***
Semua persediaan makanan yang akan dibagikan sudah siap. Mayleen kini sudah rapi dengan balutan hanfu berwarna putih. Ibu Suri sendiri yang memberikannya. Hanfu ini menonjolkan bagian dadanya. Not bad, dengan jubah hanfu yang memiliki detail berwarna emas. Terkesan simple namun tetap elegant.
Wanita itu kembali ke kediamannya setelah melakukan pemeriksaan sekali lagi dan memberikan sedikit arahan.
"Terlalu menyenangkan membuatkan mereka makanan bukan?" pertanyaan tersebut mengejutkan Mayleen saat memasuki kamarnya.
"Yang Mulia." Mayleen memberikan hormat kepada Kaisar yang sedang duduk di sisian kasur.
"Terlalu mengurusi mereka hingga kau melupakan suamimu sendiri." Mayleen melipat bibirnya seraya menundukkan kepalanya.
"Maafkan aku." Kaisar menghela napasnya.
"Kemarilah." Kaisar menepuk sisi kanannya. Mayleen duduk di sisi kanan Kaisar dengan masih menundukkan kepalanya.
"Kau menggemparkan seisi istana karena makanan yang kau buat itu. Tapi kau lupakan suamimu sendiri." Mayleen langsung mengangkat kepalanya dan menatap Kaisar.
"Tidak Yang Mulia, bukan begitu."
"Bukan begitu bagaimana? Semua orang mencicipi masakanmu tapi suamimu sendiri belum pernah mencicipinya sedikitpun," ucap Kaisar seraya menatap tajam Mayleen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until A Thousand More Years
Historical FictionRania Pandita Clark. Ia adalah gadis yang duduk di bangku kelas 12 SMA elite ternama di Jakarta. Ia memiliki banyak hal menarik dihidupnya. Hidup bebas, sering keluar malam, ke pub, uang melimpah, rumah mewah, mobil mewah, semuanya serba mewah. Hany...