Ku menangiiisss... Membayangkan.
Betapa kejamnya dirimu atas diriku.
Kau duakan cinta iniii
Kau pergi bersamanyaaa 😂😂😂Nunmuri naaaa...
Melepaskan kepergian dirimu dari sisi hidupku.
Harus selalu kau tahu.
Akilah eh akulah hati yang telah kau sakiti.Wkwk ampe pusyiing pagi, siang, malem dengernya lagu ini mulu 😂
Kali aja ada yang suka dan terngiang sama lagu ini, mungkin cocok sama part kali ini 😆
Eh tapi sebenernya judul part kali ini terinspirasi dari judul lagu Glenn Fredly yang berjudul 'Sekali Ini Saja'
Pas ngetik juga sambil dengerin lagunya. Cuma karena lagi booming sama lagu Rossa yang Nunmurinaaaa alias Hati Yang Kau Sakiti, siapa tau feelnya dapet kalau kalian sambil dengerin lagu itu.
Nunmurinaaaaaaa 😆😂
HAPPY READING 💋
***
Gelap. Itulah yang dirasakan oleh indra penglihatan Mayleen saat ini. Berkali-kali ia coba memejamkan mata dan membukanya, namun tetap ia tak dapat melihat apa pun. Setitik cahaya pun sama sekali tak dapat ia lihat.
"Lin, mengapa lentera bisa padam?" Mayleen mengernyitkan dahinya karena tak ada jawaban sama sekali.
"Lin, kau mendengar tidak suaraku?" Perasaan Mayleen mulai gelisah.
"Pio." Hening. Benar-benar tak ada suara apa pun.
'Tunggu dulu. Bukankah tadi aku berada di tempat tidur? Lalu, mengapa bisa menjadi tanah seperti ini?' batin Mayleen.
Mayleen meraba tanah di sekitar tempatnya duduk. Wanita itu semakin gelisah dengan keadaan saat ini.
"Liu!" teriak Mayleen.
"Siapa pun aku mohon. Jika kau mendengar suaraku, jawablah!" teriak Mayleen.
Tiba-tiba terlihat sebuah cahaya tak jauh dari tempatnya duduk saat ini. Mata Mayleen menyipit untuk mempertegas cahaya tersebut. Tak nampak apa pun. Dengan rasa penasaran dan takutnya, wanita hamil itu bangkit dengan perlahan. Ia dekati cahaya tersebut dengan keraguan. Semakin dekat, mata Mayleen semakin menyipit. Cahaya tersebut semakin terang benderang. Mayleen menutup matanya dengan kedua tangan saat tiba-tiba cahaya tersebut membesar.
Hembusan angin yang terasa menyejukkan membuat Mayleen kembali dibuat bingung. Dengan perlahan ia turunkan kedua tangannya. Kedua matanya membulat saat melihat sekitarnya yang sangat indah. Rerumputan hijau yang bergoyang tertiup angin. Bunga dengan beragam warna yang dihinggapi banyak kupu-kupu besar dan kecil. Matahari yang tidak menyengat dengan udara sejuk yang menentramkan jiwa. Ia hirup dalam-dalam udara segar tersebut lalu dihembuskannya secara perlahan.
"Kau menyukai tempat ini?" Sebuah suara menginterupsi ketenangan Mayleen. Gadis itu membalikkan tubuhnya ke belakang.
"Kaito?"
"Long time no see, Rania." Pria dengan tampilan formalnya itu tersenyum miring menatap Mayleen yang sedang bingung saat ini.
"Kau pasti heran, mengapa bisa aku berada di sini."
"Lo ..." Mayleen mengacungkan telunjuknya.
"Ini semua pasti ulah lo, kan?" Kaito berjalan mendekati Mayleen. Pria itu menampik pelan telunjuk Mayleen.
"Benar."
"Maksud lo apa lakuin ini semua sama gue? Gila tau gak!" sentak Mayleen dengan kesal.
"Wohoo ... mendengar kau berbicara seperti ini mengingatkanku dengan sosok Mayleen. Rania dan Mayleen ternyata lumayan berbeda." Kekeh Kaito dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until A Thousand More Years
Historical FictionRania Pandita Clark. Ia adalah gadis yang duduk di bangku kelas 12 SMA elite ternama di Jakarta. Ia memiliki banyak hal menarik dihidupnya. Hidup bebas, sering keluar malam, ke pub, uang melimpah, rumah mewah, mobil mewah, semuanya serba mewah. Hany...