Changed

10.3K 742 59
                                    

Usia kandungan Mayleen kini sudah memasuki usia 7 bulan. Tubuh mungil dengan perut yang membuncit menjadikannya sebuah daya tarik tersendiri. Semua orang mengatakan bahwa wajahnya lebih bersinar.

Semenjak usia kandungannya memasuki usia ke-6 bulan, ia sudah tidak merasakan ngidam lagi. Yang wanita hamil itu inginkan hanya selalu berada di dekat suaminya. Menempeli pria itu kemana pun. Xia Jie sendiri tidak terganggu oleh hal tersebut.

Hanya saja, akhir-akhir ini ada yang salah dengan sikap suaminya. Entah itu hanya penganalisisannya yang salah karena sikap manjanya atau memang pria itu sedang menutupi sesuatu darinya.

"Makanlah." Xia Jie menyodorkan sumpitnya ke mulut Mayleen yang sedari tadi tidak memakan apa pun. Nihil. Wanita itu tetap menutup mulutnya rapat- rapat.

"Sedari tadi kau tidak memakan apa pun Leen'er. Sarapanmu sama sekali tidak kau sentuh." Namun wanita itu masih tetap bungkam. Xia Jie menghembuskan napasnya lelah.

"Aku memikirkan keadaanmu. Tidak mungkin kau ikut denganku. Kandunganmu sudah membesar. Aku tidak ingin sesuatu terjadi terhadap kalian. Tolong mengertilah," jelas Xia Jie.

"Perjalananku lumayan jauh. Jadi-"

"Dan kau selalu pulang empat hari setelahnya," potong Mayleen dengan datar.

"Aku pergi untuk mengurus tugas kerajaan Leen'er."

"Tugas apa? Mengapa aku tidak tahu sama sekali? Apa yang sedang kau coba sembunyikan dariku?" tanya Mayleen dengan tajam. Sudah cukup. Kali ini wanita itu sudah berada di puncak kemarahannya.

"Aku tidak menyembunyikan apa pun darimu!" sanggah Xia Jie.

"Sudah 3 minggu ini kau bersikap seperti ini. Pergi dengan alasan tugas kerajaan lalu pulang di hari ke empat. Awalnya aku berpikir mungkin yang kau katakan memang benar. Tetapi setelahnya aku meragukanmu," desis Mayleen.

"Apa yang kau ragukan?" tanya Xia Jie dengan kening yang mengernyit.

"Apa yang aku ragukan? Tugas kerajaan mana yang membuatmu pergi hampir setiap saat itu? Kau bahkan hanya di istana satu sampai dua hari. Lalu setelahnya kau pergi kembali. Dan pulang di hari ke empat. Selalu seperti itu." Mayleen menghembuskan napasnya dengan kasar.

"Apa yang kau lakukan hampir sebulan ini hah? Bermain di belakangku?" tanya Mayleen dengan suaranya yang mulai meninggi dan mata yang berkaca-kaca.

"Mayleen!" bentak Xia Jie.

"Jaga bicaramu," geram Xia Jie.

"Apa? Memang benar bukan yang aku katakan? Kalau kau tidak bermain di belakangku lalu apa lagi? Sikapmu yang berubah membuatku meyakini hal itu." Mayleen menatap Xia Jie yang sedang menahan amarahnya.

Tidak ada sahutan apa pun dari pria di hadapannya ini. Hanya keheningan yang menguasai tempat itu.

"Apa kau sudah bosan denganku? Bosan dengan tingkah lakuku yang begitu manja selalu menempeli dirimu. Atau diriku yang sudah tidak menarik lagi dimatamu?" ujar Mayleen dengan lemah dan air mata yang sudah mengalir, menatap pria yang kini hanya menatap meja.

"Ah, aku rasa yang terakhir benar. Kau sudah bosan dengan tubuhku yang membesar ini." Mayleen terkekeh lirih.

"Hentikan semua omong kosongmu itu. Jangan berpikir yang tidak-tidak." Setelah mengatakan itu, Xia Jie pergi begitu saja. Meninggalkan Mayleen yang kini sudah terisak.

Apa yang sebenarnya terjadi? Sungguh ia tidak mengerti. Prianya berubah begitu saja. Sudah bisa dipastikan pria itu langsung pergi meninggalkan kerajaan. Itulah yang dilakukan pria itu selama hampir sebulan ini.

Until A Thousand More YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang