Gadis Persik

19.3K 1.5K 75
                                    

Rania terbangun dengan mata sembabnya. Semalaman ia menangis hingga terlelap karena terlalu lelah memikirkan nasib. Rania benar-benar tidak menyangka bahwa ia bisa berada di masa Dinasti Xia. Ia pun mengatakan yang sebenarnya kepada ayah Liu bahwa ia berasal dari masa depan. Awalnya Qiang dan Liu tidak percaya, namun saat Rania menunjukkan jam tangan yang terbawa dan sudah mati barulah mereka mempercayainya.

Rania tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia terus memikirkan cara untuk bisa kembali ke masanya. Tidak mungkin bila ia harus menetap di masa ini. Oh bayangkan saja, hidup di masanya ia memiliki apapun. Lalu di masa Dinasti seperti ini jangankan segalanya, sepeser uang pun ia tidak punya. Rasanya seperti menjadi orang termiskin se-dunia.

Tok, Tok, Tok.

Rania melirik pintu yang baru saja diketuk.

"Siapa?" tanya Rania dengan suara yang sedikit lebih kencang.

"Ini aku Liu. Aku membawakanmu pakaian," jawab Liu. Mendengar jawaban tersebut, Rania Pun membuka pintu.

"Kau baik-baik saja?" Liu cemas melihat wajah Rania yang pucat dengan mata sembab.

"Gue ok," jawab Rania dengan suara yang lemah.

"Nngg ... Rania bisakah kau menjawab dengan bahasa yang aku mengerti?" Liu sedikit meringis.

"Ck, gitu aja gak paham. Iya Rania fine ... eh good ... e-eh maksudnya baik." Rania menghela napasnya dengan lelah. Ia berpikir ke depannya akan seperti apa bila dalam hal berbicara saja ia sudah merasa tidak match.

"Pakailah ini." Liu memberikan sebuah pakaian beserta beberapa aksesoris untuk rambut.

"Aku akan menunggumu di sini. Setelah kau siap kita akan sarapan bersama." Liu tersenyum.

"Ya udah lo diam aja di sini. Jangan masuk! Kalau lo masuk, habis lo sama gue." Rania mengepalkan telapak tangan kanannya di depan wajah Liu. Sedangkan yang diancam hanya tersenyum geli melihat tingkah Rania.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Rania untuk membersihkan tubuhnya. Lagi-lagi Rania hanya menghela napas melihat pakaian yang ia kenakan. Pakaian itu tidak jauh berbeda dengan model potongan yang semalam. Hanya saja bajunya saat ini polos berwarna merah muda. Ia juga mengepang sedikit rambutnya di kanan-kiri lalu mengikatnya ke belakang. Ia mengikatnya menggunakan aksesoris bunga dengan 2 helai kain kecil berwarna merah muda yang tadi diberikan oleh Liu. Setelah semuanya dirasa rapi, Rania membuka pintu dan melihat Liu yang bersender di samping pintu.

'Cantik,' pikir Liu. Sebenarnya ia sudah tertarik dengan Rania sejak pertama kali menyelamatkan gadis itu.

"Kuy kita cuss makan. Gue udah lapar banget." Rania memegang perutnya dengan wajah yang memelas.

"Hahah baiklah. Ayo."

***

Rania memakan hidangan yang tersaji dengan lahap. Sebenarnya sudah dari semalam ia kelaparan namun tidak tahu harus meminta kepada siapa.

"Rania, setelah sarapan ini mari kita minum teh bersama," ajak Perdana Menteri Qiang.

"Aku juga telah memanggil Biksu Kong untuk melihat dirimu. Mungkin dia bisa membantu kita dalam menemukan jalan keluar untuk memulangkanmu." Rania menatap Perdana Menteri Qiang dengan terharu. Bagaimana tidak? Ia tidak menyangka bahwa ayah Liu sangat baik terhadapnya bahkan berusaha mencari cara agar ia bisa pulang ke dunianya.

"Terimakasih. Aku beruntung banget ketemu sama Liu dan om. Gak kebayang kalau aku ketemu orang lain. Mungkin mereka gak akan bisa se-care ini kaya om," ucap Rania.

"Panggil saja paman. Aku tidak mungkin membiarkanmu sendiri. Tempat ini sangat berbahaya bagimu ditambah kau tidak memiliki siapapun." Perdana menteri Qiang tersenyum lembut.

Until A Thousand More YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang