Mulmed di atas pict dari kaisar Xia Jie. Lukisan asli loh gess :v untuk visual, kalian bayangkan sendiri ya.
Enjoyy!!!
****
Rania mematikan ponselnya setelah bunyi bel berkumandang dengan khidmat. Para siswa berhamburan masuk ke kelas dan merapikan meja.
"Tumben ponsel lo turn off. Biasanya kalau mapel sejarah dengerin musik pakai headset." Sarah menaikkan sebelah alisnya.
"Gak lagi Sar. Gak mau ponsel gue disita pak Handoko lagi. Gila aja baru dikembalikan 3 hari." Rania menghembuskan napas panjangnya.
"Hahaha lagian udah tau pak Handoko itu killer sama kaya bu Berta. Dia itu guru paling peka." Sarah mengeluarkan buku sejarah dari kotak mejanya.
Tuk, Tuk, Tuk.
Terdengar suara sepatu.
Hening. Seisi kelas tak ada yang berani bersuara tatkala sang pemilik suara sepatu tersebut memasuki kelas. Mata tajamnya menatap seisi kelas tanpa kedipan sedikitpun. Pak Handoko menaruh sesuatu di depan papan tulis.
'Seperti lukisan,' Pikir Rania.
Semua mata tertuju pada barang yang dibawa oleh pak Handoko. Barang itu berbentuk persegi dan ditutup oleh kain hitam.
"Pada materi kita kali ini, saya akan mengajak kalian pergi ke China." Seisi kelas sontak menjadi heboh dengan ucapan pak Handoko. Bagaimana tidak? Dia akan mengajak muridnya untuk ke China.
"Kapan pak?" tanya Exel si ketua kelas.
"Hari ini juga." Pak Handoko tersenyum miring.
"Saya akan membawa kalian ke China melalui lukisan yang saya bawa." Pak Handoko menyentuh kain hitam yang menutupi lukisan itu dengan sangat hati-hati.
"Memangnya bisa pak?" tanya Rania.
"Tentu bisa. Kalian cukup berimajinasi ada di China dan saya mengarahkan dengan materi yang akan saya sampaikan." Seisi kelas mendadak penuh dengan suara kekecewaan dan cibiran. Mereka pikir pak Handoko akan benar-benar mengadakan trip ke China. Tangan Rania bahkan sudah gatal ingin mencopot sepatu dan melemparnya ke pak Handoko.
"Baiklah. Sekarang saya akan membawa kalian ke masa Dinasti Xia. Dinasti ini hancur karena dikalahkan oleh Tang sehingga muncullah Dinasti baru yaitu Dinasti Shang. Dinasti Xia sendiri sudah berkuasa kurang lebih 500 tahun lamanya. Kaisar terakhir yang berkuasa yaitu Xia Jie." Semua murid mendengarkan dengan khidmat. Cara pembawaan pak Handoko dalam menyampaikan materinya kali ini mampu membius seluruh murid termasuk Rania. Biasanya Rania akan mengantuk tapi kali ini ia begitu antusias mendengarkan pak Handoko. Bahkan matanya tak lepas dari lukisan yang masih tertutup kain hitam itu. Seperti ada magnet kuat yang menarik Rania kepada lukisan itu. Ia sangat penasaran dengan gambar yang ada dibalik kain hitam tersebut.
"Xia Jie sendiri dikenal sebagai Kaisar yang sangat semena-mena. Ia tidak segan menghukum mati siapapun yang berani mengusiknya. Menurut sejarah, Xia Jie merupakan penggemar arak. Bahkan ada peneliti yang menyatakan bahwa Xia Jie memiliki danau arak sendiri. Hidupnya sangat glamour dan tidak pernah jauh dari para wanita. Tapi dibalik semua keburukan, sebetulnya dia Kaisar yang sangat tangguh di medan pertempuran. Dia tidak pernah pulang dengan kekalahan. Walau dia Kaisar yang semena-mena namun rakyatnya tetap hidup sejahtera." Rania menundukkan kepalanya karena pak Handoko terus menatapnya.
"Sebetulnya para peneliti pun tidak bisa memastikan Dinasti Xia itu seperti apa. Karena Dinasti ini dipercayai merupakan Dinasti pertama China. Ada sumber yang mengatakan Xia Jie itu buruk namun ada pula yang mengatakan sebaliknya. Semua itu dikarenakan Dinasti ini berdiri sekitar 4000-5000 tahun yang lalu. Hanya ada sedikit catatan kuno mengenai ini dan itu pun diragukan keakuratannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Until A Thousand More Years
Ficción históricaRania Pandita Clark. Ia adalah gadis yang duduk di bangku kelas 12 SMA elite ternama di Jakarta. Ia memiliki banyak hal menarik dihidupnya. Hidup bebas, sering keluar malam, ke pub, uang melimpah, rumah mewah, mobil mewah, semuanya serba mewah. Hany...