Vote dan comment ya, cantik dan ganteng kuh 😊
🍁🍁🍁
Di ruang tamu, suasananya kali ini begitu hening dan menegangkan. Tidak ada suara sama sekali. Kedua orang tua Alvin Sanjaya—Ali dan Ani, kini menatap putra sulungnya itu dengan begitu serius.
Ali pun mulai membuka suara.
"Alvin, Papa sama Mama sudah merencakan hal ini untuk kamu sejak dari dulu. Tapi tolong, kamu jangan mengelak. Karena ini demi kebaikan kamu juga.""Rencana apa Pa?" Tanya Alvin dengan wajah polosnya.
"Papa sama Mama berencana, kalau kuliah kamu di luar negeri," kata Ali.
Spontan Alvin langsung bangkit dari duduknya.
"Apa? Di luar negeri? Pa, Papa tau sendiri kan, kalau aku lebih suka di indonesia ketimbang di luar negeri.""Papa kan, sudah bilang sama kamu sebelumnya. Kalau kami sudah merencakan ini sejak dari dulu. Jadi Papa sama Mama berharap kamu menerima keputusan ini. Karena inilah yang terbaik untuk kamu."
"Tapi Pa—"
"Cukup Alvin! Papa tidak mau dengar kata penolakan mu lagi!" Seru Ali.
Setelah mengatakan seruan itu, Ali pergi dari hadapan Alvin. Sementara itu, Ani hanya bisa menyaksikan saja. Karena biar bagaimana pun, ia hanya seorang istri yang pasti sudah mengikut dengan kata-kata suaminya.
Alvin mengusap rambutnya ke belakang dengan perasaan frustasi lalu kembali duduk.
"Udahlah Al, turuti saja apa mau Papa kamu," kata Ani.
"Tapi Ma, masalahnya aku nggak suka dengan suasana dan gaya orang yang di luar negeri. Kalau aku kuliah di sana, otomatis aku harus bisa beradaptasi dengan dunia baru ku."
"Mau bagaimana lagi Al. Kalau Papa kamu sudah memutuskan, ya, harus di turuti. Udahlah Nak, sekali saja, kamu turuti maunya Papa kamu. Ini kan, demi kebaikan kamu juga," ucap Ani seraya mengusap pundak putranya.
Alvin hanya diam saja mendengar perkataan Ani.
Keputusan Papanya yang begitu sangat menyulitkan bagi Alvin, begitu terasa membuat pikiran Alvin terbagi menjadi dua.
Di sini, Alvin begitu merasa belum siap dengan dunia barunya dan dengan gaya dan suasana negara asing. Dan di sisi lain, ia memikirkan kekasihnya—Sista Akviani. Apa jadinya reaksi gadis itu, jika tau, kalau Alvin akan melanjutkan perguruan tingginya di luar negeri. Pasti Sista akan merasa tidak rela jika harus berpisah dengannya.
Alvin merasa pusing memikirkannya semua. Apalagi, kalimat permulaan yang harus Alvin ucapkan ke Sista, pasti perlu kalimat pengantar yang begitu sangat meyakinkan, agar Sista bisa memahami kondisinya saat ini.
🍁🍁🍁
Suasana SMA Negeri Baru sudah banyak di padati murid-murid. Karena hari ini adalah hari Senin, jadi otomatis, semua murid datang lebih awal. Tapi kali ini ada yang berbeda.
Suasana upacara bendera hari ini begitu sangat spesial. Karena hari ini adalah hari last ceremony untuk kelas duabelas.
Ya, setelah melewati berbagai macam tugas, mulai dari LES, sampai berbagai macam ujian, akhirnya telah mereka lewati.
Kini sudah saatnya ia melepaskan masa-masa berat itu. Kemudian, bersiap untuk menempuh jalan, dimana masa depan berada.
"Alvin!" Seru Sista dari jarak jauh.
Alvin yang tengah sibuk menata papan kelas, beralih menatap ke sumber suara. Segelintir senyum nya pun terukir di wajahnya, kala melihat wajah ceria Sista pagi ini.
Sista segera berjalan menghampiri Alvin dengan wajah yang diselingin senyum cerianya.
"Pagi Alvin," sapa Sista.
"Pagi."
Mendapat respons dengan ucapan singkat, Sista jadi merasa jika sda yang tidak beres dengan Alvin.
"Ada apa sama kamu hari ini Al?" Tanya Sista.
"Baik-baik aja kok."
"Yakin? Tapi keliatannya, kamu agak jutek hari ini. Kasih tau aku Al, kamu lagi ada masalah apa? Supaya aku bisa bantu juga."
"Nggak ada pa-pa kok. Aku baik-baik aja," ucap Alvin seraya memegang kedua pundak Sista sambil tersenyum menenangkan.
"Yakin?"
Alvin mengangguk.
"Yaudah kalau gitu. Tapi kalau kamu lagi ada masalah, jangan sungkan cerita ke aku ya. Aku kan, pacar kamu. Masa iya sih, aku nggak boleh tau soal kamu."
Karena gemas dengan ekspresi Sista, refleks Alvin mencubit hidung mungil Sista.
"Lucu banget sih."
"Alvin, sakit tau. Jadi merah kan, hidung aku," kata Sista seraya mengusap-usap hidungnya.
"Pulang nanti, ke kafe yuk," ajak Alvin.
Sista mengangguk.
"Assiyaaap Boss," kata Sista seraya hormat.
Alvin hanya bisa tersenyum melihat tingkah pacarnya itu. Ia pun mengacak puncak kepala Sista.
"Ish... Alvin. Rambut aku berantakan," tegur Sista.
"Habis, rambut kamu terlalu rapi. Jadi mesti diacak."
Sista mengerucutkan bibirnya.
"Yaudah, pergi baris gih. Nggak lama lagi, upacara di mulai."
"Iya deh."
Hari ini Alvin bertugas sebagai pemimpin last ceremony. Itulah mengapa hari ini, penampilan Alvin terlihat rapi.
~to be continued~
(Alvin Sanjaya)
(Sista Akviani)
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA
RomanceBerusaha berjuang dan mempertahankan. Tapi hasilnya??? Apa harus diakhiri begitu saja atau tetap yakin kalau semuanya akan baik-baik saja?