Ani agak terkejut saat sudah sampai di rumah. Karena tiba-tiba Ali berdiri di depan pintu dengan wajah yang geram.
"Loh, Mas? Tumben kamu..."
"Siapa laki-laki ini?" Tanya Ali to the point dengan memperlihatkan sebuah foto di ponselnya.
Ani pun jadi gelagapan saat melihat foto yang disodorkan padanya di sebuah ponsel.
"Ma Mas, to tolong ka kamu dengarin dulu penjelasan aku. Kamu ja..."
"Apa lagi yang mau kamu jelaskan?! Sudah jelas-jelas kamu sudah jadi istri aku, tapi nyatanya kamu mau aja dipeluk sama laki-laki lain."
"😭 Tolong kamu jangan salah paham dulu."
"Aku nggak mau dengar penjelasan dari kamu!"
"😭"
"Ternyata dugaan ku dari awal memang benar. Kalau kamu mau menikah dengan ku, hanya karena harta. Iya kan?!"
Ani menggelengkan kepalanya diikuti dengan air mata yang tidak berhenti mengalir di pipinya.
"Nggak Mas. Kamu salah paham soal foto itu. Dimas meluk aku, karena dia nggak tega liat aku menangis terlalu dalam memikirkan anakku. Tolong kamu percaya sama aku Mas 😭"
"Halah, itu semua hanya omongan bualanmu saja. Lagi pula, kenapa kamu baru memikirkan anak haram kamu itu sekarang? Apa kamu sudah menyesal karena sudah menyia-nyiakannya?"
Setelah Ali berucap, ia pun pergi dari hadapan Ani dengan perasaan campur aduk.
🍁🍁🍁
Malam kini telah tiba. Dito dan juga Tomi—papanya segera berangkat menuju ke rumah Sista. Ya, sebelumnya, Andre menelfon Tomi perihal rencana pertunangan anak mereka. Dan akhirnya, sekarang mereka berencana untuk segera berangkat menuju ke rumah Andre. Karena setelah Andre berbicara pada Sista selepas kedatangan Ani, Andre langsung menelfon Tomi setelah mendapatkan jawaban dari putrinya.
Tak membutuhkan waktu yang lama, akhirnya Tomi dan Dito tiba di tempat tujuan. Setelah menekan bel rumah, sang asisten rumah tangga pun mempersilahkan Tomi dan Dito untuk masuk dan langsung di arahkan menuju ke meja makan yang di mana Andre sudah ada di sana.
"Akhirnya kamu datang" ucap Andre pada Tomi.
"Sudah jelas dong. Padahal baru saja tadi siang aku ke sini, sekarang datang lagi 😁"
"Nggak papa lah. Tidak lama lagi kan, kita jadi besan," goda Andre seraya melirik Dito.
Dito yang mendengar itu hanya bisa menyunggingkan senyumnya.
"Oh iya, Sista mana?" Tanya Tomi.
"Dia ada di kamarnya. Sebentar lagi turun,"
Tak lama Andre berucap, Sista pun sudah menampakkan diri yang tengah menuruni undakan tangga.
"Ah, itu dia." Kata Andre.
Setelah menuruni undakan tangga, Sista segera berjalan menuju ke meja makan. Ia pun segera duduk, dan tak lupa ia memberikan salam dan senyum penghormatan pada Tomi dan juga Dito.
Mereka pun memulai makan malamnya dengan suasana khidmat tanpa ada yang berucap, hanya suara piring dan sendok yang saling beradu.
Saat suapan terakhir, tiba-tiba ponsel Sista berdering.
Asalnya dari nomor yang tidak di kenal. Tanpa ada rasa ragu, Sista langsung menjawab telfon tersebut.
"Halo?"
"....."
"Iya. Ada apa ya?"
"....."
"APA?"
~Swipe Up ⬆️~
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA
RomanceBerusaha berjuang dan mempertahankan. Tapi hasilnya??? Apa harus diakhiri begitu saja atau tetap yakin kalau semuanya akan baik-baik saja?