Waktu terus bergulir. Tak terasa akhirnya Alvin tiba di Spanyol (tempat dimana ia akan melanjutkan pendidikannya). Pikiran Alvin terlintas tentang Sista. Ia sudah berjanji akan memberikan kabar pada pacarnya itu jika ia sudah sampai. Ia pun segera mencari kontak Sista dan segera menghubunginya. Tak lama nada sambung telfon berbunyi, Sista pun mengangkat telfonnya.
"Aku udah sampai."
"Syukur lah kamu sampai dengan selamat. Oh iya, kamu berangkatnya nggak ditemani sama Papa kamu?"
"Nggak. Aku berangkatnya sendiri."
"Yaudah, kamu hati-hati ya di sana. Semoga apa yang kamu impikan bisa terjadi."
"Aamiin. Kamu juga."
Percakapan ringan antara Alvin dan Sista pun berakhir. Alvin segera menuju ke apartemen tempat ia akan tinggal selama kurang lebih tiga tahun.
Seorang perempuan yang tengah sibuk memeriksa isi tasnya, berjalan begitu sangat terburu-buru hingga akhirnya ia tidak melihat jika ada orang yang juga berjalan berpapasan dengannya.
Perempuan yang salah satu tangannya memegang sebuah minuman dingin, sontak langsung mendongak kala minuman yang ia bawa mengenai bajunya.
"Kamu bisa liat-liat... Alvin?"
"Sila? Ngapain lo di sini? Oh gue tau. Lo sengaja kan, ngintilin gue?"
"Ih, siapa juga yang ngintilin kamu. Emang aku punya urusan di sini. Justru aku yang tanya sama kamu. Ngapain kamu ada di sini? Tante Ani sama Om Ali mana? Kok sendiri?"
"Banyak nanya lo. Udah, jangan halangin jalan gue"
"Ish, Alvin! Mestinya kamu tanggung jawab dong. Baju aku jadi basah gara- gara kamu!"
Langkah Alvin terhenti dan kembali menoleh menatap Sila.
"Bodo amat. Cari solusi dong. Apa lo pikir dengan gue tanggung jawab atas baju lo yang basah itu, bisa ngebuat lo yang punya sifat pecicilan bisa hilang?"
Sila terdiam.
"Nggak kan? Udah, lo balik aja sana. Terus ganti baju. Udah kan? Udah malam juga. Udah sana. Nggak baik cewe malam-malam berkeliaran nggak jelas."
Alvin kembali melanjutkan langkahnya.
"Ngeselin banget si Alvin. Dingin banget jadi cowo. Nggak ada anget-angetnya sama sekali"
Sista dengan terpaksa melangkahkan kakinya menuju toilet terdekat yang ada di bandara.
Alvin akhirnya, tiba di depan pintu apartemennya. Ia pun segera membuka nya dengan memasukkan kartu yang memang sudah disiapkan untuknya.
Ia pun segera menaruh barang-barangnya lalu merebahkan dirinya di atas kasur. Sungguh hari yang lelah. Lelah fisik dan lelah batin. Tanpa terasa ia pun menutup matanya dan beralih berpindah dunia. Dari dunia nyata ke dunia mimpi.
To be continued
Swipe up ⬆️
Ada yang tau apa alasan Sila datang ke Spanyol? Yang tau, kuy komen di kolom komentar 🙂
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA
RomanceBerusaha berjuang dan mempertahankan. Tapi hasilnya??? Apa harus diakhiri begitu saja atau tetap yakin kalau semuanya akan baik-baik saja?