Kita sudah lama tidak saling bersua. Andai kamu masih tetap ada di sini, menemani hari-hari ku, saling tertawa bersama dan saling menguatkan satu sama lain di kala kita tengah berada di dalam sebuah masalah. Mungkin, aku tidak akan merasa jika sebagian dari hidupku ada yang hilang 🍂
***
Tak terasa, akhirnya SMA Negeri Baru mengumumkan hasil ujian nasional untuk kelas dua belas. Sudah pasti detik menegangkan seperti ini, bagi seluruh siswa-siswi kelas dua belas pasti sudah sangat membuat jantung mereka hampir copot.
Terutama Sista. Sudah sejak tadi ia merasa nervous dengan keadaan seperti ini. Tiba-tiba saja ia teringat Alvin. Andai cowo itu masih tetap berada di SMA Negeri Baru, sudah pasti Sista saat ini sudah menggenggam erat tangan Alvin jika berada di suasana seperti ini.
Akhirnya, tiba juga saat-saat yang dinantikan. Kepala sekolah SMA Negeri Baru mulai menyampaikan sepatah kata untuk siswa-siswi SMA Negeri Baru. Lalu kemudian, berlanjut mengumumkan hasil ujian nasional. Dan ternyata, hasil yang diumumkan adalah, secara murni seratus persen siswa-siswi kelas dua belas SMA Negeri Baru lulus dengan nilai yang memuaskan.
Sontak semua murid kelas dua belas langsung kegirangan bahagia mendengar hasil pengumuman tersebut. Sista langsung menghubungi Alvin dengan video call, setelah mendengar kabar bahagia ini. Tak lama akhirnya video call pun terhubung.
Terpampang nyata lah Alvin yang tengah menyesap kopi hangat di balkon apartemennya.
"Al, alhamdulillah. Akhirnya kita semua lulus seratus persen"
"Syukurlah kalau begitu. Aku juga turut senang dengernya ☺️. Kan dulu aku pernah bilang, kalau kita pasti lulus seratus persen. Dan akhirnya dugaan ku pun benar."
"😄"
Begitulah percakapan ringan antara Sista dan Alvin. Alvin menceritakan semua apa yang ia alami di negeri Spanyol. Sebaliknya, Sista juga menceritakan segala kegiatan yang ia lakukan selama Alvin tidak ada di tanah air indonesia ini.
Sista tadinya agak merasa bingung ketika ia mendengar kalau ternyata Sila juga ada di sana. Seketika pikiran Sista berkecamuk. Tapi ia berusaha menepikan pikiran aneh-anehnya tentang Sila. Ya, meskipun Sila itu adalah teman baiknya. Sista yakin, pasti Sila tidak akan mungkin melakukan hal yang Sista pikirkan.
Berbicara sembari bertatap wajah melalui sebuah benda pipih, membuat hati Sista merasa belum puas. Ia merasa jika berbicara secara face to face lebih menarik ketimbang berbicara melalui video call.
Begitulah, mungkin karena efek telah berpacaran selama tiga tahun. Sista sudah merasa nyaman jika berbicara langsung dengan Alvin. Tapi sekarang, Sista harus membiasakan hal itu.
Hal ini seperti bagaikan sebuah buku tulis yang kehilangan sampulnya. Merasa ada keanehan lain jika memandang sebuah buku tersebut tanpa sampul. Seperti itulah perasaan Sista.
To be continued
Jangan lupa votenya ya beib 🙂☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
KISAH KITA
RomanceBerusaha berjuang dan mempertahankan. Tapi hasilnya??? Apa harus diakhiri begitu saja atau tetap yakin kalau semuanya akan baik-baik saja?