Berubah

25 4 0
                                    

Tak terasa, kini Alvin sudah menginjak semester lima. Alvin melanjutkan perguruan tingginya di Universitas Barcelona dan mengambil jurusan ekonomi di sana.

Begitu juga dengan Sila. Satu kampus dan juga satu jurusan dengan Alvin. Awalnya, saat Alvin tau jika Sila mengambil kampus dan jurusan yang sama dengannya, ia merasa risih dan Alvin tidak suka diganggu, karena Sila selalu saja mendekat padanya. Tapi seiring berjalannya waktu, Alvin mulai terbiasa dengan adanya Sila.

Saat ada tugas atau apapun itu, Alvin selalu menghubungi Sila. Apapun hal yang Alvin butuhkan, ia selalu menghubungi Sila. Dan Sila merasa sangat senang akan hal itu. Karena dengan perlahan, sepertinya Alvin sudah tidak pernah menghubungi Sista.

Pernah sekali, waktu itu Sista menelfon Alvin. Dan kebetulan juga pada saat itu, Alvin dan Sila tengah berada di kafe. Dari sana, Sila melihat nama Sista terpampang nyata di layar ponsel cowo itu. Dan Alvin tidak menggubriskan dering telfon itu. Meskipun ia sudah tau siapa yang menelfonnya. Saat itulah, Sila berpikir, jika Alvin perlahan sudah mulai berubah.

Berbeda dengan Sista sekarang. Ia melanjutkan perguruan tingginya di Universitas Indonesia dengan jurusan Antropologi. Dan secara kebetulan juga, Sista satu jurusan dengan Dito. Mungkin karena takdir, atau apa, mereka kembali dipertemukan di kampus dan jurusan yang sama.

Sama halnya dengan Alvin, Sista juga sering dekat dengan Dito. Tetapi dekat dalam artian soal tugas-tugas kampus dan penelitian yang dikerjakan. Tidak lebih dari itu. Disaat tengah sibuk mengerjakan tugas, Sista tidak pernah lupa untuk selalu menghubungi Alvin. Menanyakan soal kabarnya di sana. Tetapi akhir-akhir ini, Alvin seperti mulai menjauh darinya. Karena setiap Sista menghubungi Alvin, ponsel cowo itu selalu aktif. Tapi tidak ia jawab. Hal ini menimbulkan banyak tanda tanya di pikiran Sista.

Hal ini membuatnya terkadang curhat dengan Dito. Karena dari awal Dito juga tau soal hubungannya dengan Alvin. Dito   hanya bisa memberikan support untuk Sista. Mau bagaimana lagi, toh, tidak mungkin juga Dito ikut campur dalam hubungan mereka. Jadi, Dito hanya bisa memberikan kata motivasi dan semangat pada Sista.

Sista kadang berpikir, sedang apa Alvin di sana. Terlintas dibenak Sista tentang Sila. Karena sebelumnya, waktu hari pelulusan di SMA, Alvin pernah cerita padanya jika Sila juga ada Spanyol. Tapi Sista berusaha menepikan hal-hal negatif tentang Sila. Toh, tidak mungkin Sila seperti itu.

Sista berharap semoga Alvin bisa memegang kata-katanya itu dan tidak menjadi seperti pepatah 'menjilat ludah sendiri' .

To be continued

Jangan lupa vote ya 🙂 dan kalian juga bisa mengkritik atau memberi saran tentang cerita ini ☺️

SAMPAI JUMPA DI PART SELANJUTNYA 👋

KISAH KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang